Kesalahan satu malam membuat Meisya harus menanggung akibatnya seorang diri. Kekasih yang seharusnya bertanggung jawab atas kehamilannya, malah mengabaikan dan mengira kehamilan Meisya sebagai lelucon.
Meisya yang ketahuan hamil, justru diusir oleh keluarganya dan terpaksa membesarkan anaknya seorang diri. Dia dituntut untuk hidup mandiri dan kuat demi anaknya.
Sampai akhirnya, takdir mempertemukan Meisya dan Ello, mantan kekasih sekaligus ayah dari anaknya. Akankah Meisya bersedia mengungkapkan kebenaran tentang anak mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesalahan Semalam Bab 16
Meisya memikirkan matang-matang pendapat sang kakak untuk menerima tawaran Bu Laras. Namun, berpisah tiga bulan dari sang buah hati pasti bukanlah hal yang mudah untuk ibu muda itu.
Semalaman dia sulit tidur karena memikirkan keputusan apa yang paling tepat untuk kehidupannya setelah ini. Menjadi desainer yang terkenal tentu akan mengubah masa depannya dengan Zio dan Zoey.
Pagi ini, Meisya memutuskan untuk berbicara langsung pada Zio dan Zoey dan mendengarkan pendapat kedua anak itu tentang kepergiannya ke Paris.
“Zio Zoey, coba dengar Mama sebentar!” pinta Meisya saat kedua bocah itu sedang sibuk bermain dengan mainan mereka.
“Ya, Mommy.” Suara Zoey terdengar lembut dan manis. Bocah itu tetap menyahut panggilan sang ibu meski pandangannya tak lepas dari boneka barbie di tangannya.
Sementara Zio malah tak menyahut sama sekali, tetapi telinganya sangat fokus dengan apa yang akan dikatakan oleh sang ibu.
“Kalau Mommy tinggal kerja agak lama, kalian kasih izin Mommy nggak?” tanya Meisya berusaha tidak membuat anak-anaknya syok dengan niatnya untuk mengejar mimpi.
Mendengar sang ibu yang hendak pergi meninggalkan mereka, Zio dan Zoey dengan kompak menatap Meisya seolah sedang meminta penjelasan yang lebih rinci pada wanita yang telah melahirkan mereka itu.
“Mommy mau ke mana?” tanya Zoey sembari memasang raut sedih.
Sebagai seorang anak yang sangat menyayangi ibunya, Zoey tentu merasa sedih jika harus berpisah dengan Meisya, apalagi untuk waktu yang lama. Selama ini, mereka sama sekali belum pernah terpisahkan satu sama lain, kecuali saat Meisya bekerja saja.
“Mommy ada tugas bikin baju, Sayang. Cuma tiga bulan aja, kalian udah gede kan? Bisa Mommy tinggal, dong,” jawab Meisya sambil membelai wajah Zoey yang gembul menggemaskan.
Zio yang juga ikut mendengarkan sejak tadi, kini mulai membuka suara. “Mommy mau pelgi ke lual negli ya?” tanya bocah yang biasa bersikap cuek itu.
Sepertinya, Zio sangat paham jika Meisya akan pergi jauh meninggalkannya. Bocah tampan itu sudah bisa berpikir bahwa apa yang ibunya sampaikan dengan wajah serius itu, pasti pergi ke suatu tempat yang sangat jauh, seperti ke luar negeri.
Meisya lagi-lagi harus menghela napas dengan berat. Dia sangat paham jika Zio sang putra memang sangat cerdas dan bisa langsung menebak dengan benar. Namun, Meisya juga harus bisa memberikan penjelasan untuk Zio sesuai dengan usianya saat ini.
“Mommy memang ada tawaran buat kursus ke luar negeri, Sayang. Tapi, kalau kalian nggak kasih izin, Mommy juga nggak akan pergi karena kalian yang paling berharga buat Mommy.”
Tatapan teduh Meisya pada kedua buah hatinya telah sukses membuat kedua bocah itu terharu. Tiba-tiba saja Zio mengajak Zoey sedikit menjauh dari Meisya. Rupanya, kedua bocah itu sedang berdiskusi untuk membuat keputusan bersama, apakah mereka mau ditinggal pergi atau tidak.
“Kenapa Zio?” tanya Zoey setelah Zio melepaskan cengkeraman di lengannya.
“Zoey, kamu suka Mommy pelgi?” Bocah tampan itu bertanya balik.
Zoey tampak memanyunkan bibir, lalu mengerutkan kening seolah sedang berpikir dengan keras. “Aku senang sama Mommy. Tapi, kasihan kalau nanti Mommy sedih. Lagian, aku sudah besal. Sudah nggak ngompol di celana lagi, belalti aku nggak apa-apa kalau Mommy pelgi,” jawab Zoey sambil menggelengkan kepala kuat-kuat.
Bocah perempuan itu sepertinya sedang berusaha menjadi dewasa dan memahami kepentingan orang dewasa. Meski itu artinya dia tidak akan tidur dengan ibunya lagi, tapi Zoey sangat yakin dia akan baik-baik saja.
“Bagus deh, kalau begitu, bial Mommy pelgi. Siapa tahu Mommy bisa sekalian libulan sendili. Kasihan Mommy masih muda tapi halus ulusin kita yang nggak punya Daddy,” jelas Zio.
Tanpa sengaja, Meisya mendengarkan apa yang menjadi pembicaraan anak-anaknya itu. Meski keduanya masih sangat kecil, tetapi hidup tanpa sosok seorang ayah kandung ternyata membuat luka yang cukup dalam di hati anak-anak itu.
“Maafkan Mommy, Sayang. Mommy pikir selama ini Mommy saja sudah cukup buat kalian,” gumam Meisya sembari menghapus tetesan air yang keluar dari matanya.
“Kalau suatu hari nanti, takdir mempertemukan mereka dengan papanya. Apa kamu akan jujur sama mereka, Sya?”
***
Othor kemarin habis liburan gaess jadi up nya libur wkkkk.. Kembang kopinya jangan lupa.. Vote juga ya gaess 💋💋💋
tapi untuk kebodohannya luar biasa dan sangat luar biasa.
jempol terbalik buat Ello.