Demi melanjutkan hidup, Hanum terpaksa melarikan diri keluar kota untuk menghindari niat buruk ayah dan ibu tiri yang ingin menjualnya demi memperbanyak kekayaan. Namun siapa sangka kedatangannya ke kota itu justru mempertemukannya dengan cinta masa kecilnya yang kini telah menjadi dosen. Perjalanan hidup yang penuh lika-liku justru membawa mereka ke ranah pernikahan yang membuat hidup mereka rumit. Perbedaan usia, masalah keluarga, status, masa lalu Abyan, dan cinta segitiga pun turut menjadi bumbu dalam setiap bab kisah mereka. Lalu gimana rasanya menikah dengan dosen? Rasanya seperti kamu menjadi Lidya Hanum.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izzmi yuwandira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eighteen
Hanum turun dari tangga bersama Olla, Wijaya sangat terpukau dengan kecantikan Hanum.
"Wah putrimu ini benar-benar sangat cantik ya Mario"
"Sudah jelas pak, makanya saya jaga dia dengan baik untuk bapak"
Wijaya tampak kegirangan, mungkin kalau tidak ada orang lain di ruangan itu Hanum bisa saja diterkam Wijaya.
Hanum duduk disamping ibunya, ia sedikit ketakutan.
"Hanum kamu sudah lapar?" Tanya Wijaya.
Hanum tidak menjawab, ia hanya diam sambil meremas lengan ibunya.
"Iyah tuh pak sepertinya Hanum udah lapar" Mario mengambil alih menjawab pertanyaan Wijaya.
"Ah yasudah kalau begitu, gimana kalau kita langsung makan malam aja?"
"Ah Iyah pak"
Wijaya pergi mendahului mereka, sedangkan Mario menghampiri istri dan anaknya.
"Kamu itu kebiasaan banget ya, kalau ditanya gak pernah dijawab. Itu calon suami kamu tadi nanya, bikin malu aja"
"Tau tuh, harusnya kamu itu tau diri" ucap Siska.
"Bagus kan, dengan begitu pak Wijaya pasti bakalan ilfeel sama Hanum" ucap Ratna.
Mario begitu emosi dan ingin menampar Ratna namun segera ia urungkan niatnya. Daripada membuat keributan di rumah Wijaya lebih baik ia segera menyusul Wijaya ke ruang makan.
"Gapapa ibu disini, kamu jangan takut ya nak" ucap Ratna.
Hanum hanya mengangguk. Mereka pun ikut menyusul Mario ke ruang makan.
"Silahkan dimakan, jangan sungkan. Hanum anggap aja rumah sendiri, karena bentar lagi kan ini juga bagian dari rumah kamu" ucap Wijaya.
Mendengar itu Hanum kehilangan selera makannya, memang sedari awal ia juga tidak berniat makan sebenarnya. Hanum memaksakan mengunyah daging yang ada di dalam mulutnya.
"Sebenarnya apa tujuan pak Wijaya mengundang kami makan malam dirumah bapak?" Tanya Hanum.
Wijaya tersenyum mendengar pertanyaan Hanum.
"Ah begini sayang, aku ingin membicarakan pernikahan kita" ucap Mario dengan santai.
Sayang katanya?? Hanum benar-benar tidak tahan mendengarnya.
"Ibu ku udah gak sabar ingin aku menikahi mu Hanum" sambung Wijaya.
"Wahh kalau begitu bagus dong, yaudah kita bicarakan aja hari pernikahan nya mau dilaksanakan kapan?" Tanya Mario.
"Hanum gak akan menikah sebelum tamat sekolah" ucap Ratna.
Mario menyenggol lengan istrinya.
"Kamu gak usah ikut campur Ratna" ucap Siska.
"Hanum itu putriku, dia anakku, kamu punya hak apa atas dia?"
"Mas lihat Mbak Ratna, omongan nya nyakitin hatiku banget" rengek Siska.
Mario mencengkram lengan Ratna sehingga wanita itu merintih kesakitan.
"Lepasin tangan ibuk yahhh" pinta Hanum.
"Haduh gimana ya Bu Ratna, saya udah gak sabar ingin menjadikan Hanum istri saya" ucap Mario.
"Kalau bapak tidak bisa menunggu silahkan cari perempuan yang lain" ucap Ratna.
"Mulut mu itu mbak" Siska rasanya ingin sekali menampar Ratna.
Wijaya sangat kesal dengan perkataan Ratna.
"Nggak bisa gitu Bu Ratna, saya sangat mencintai putri Bu Ratna. Apapun akan saya lakukan demi bisa memilikinya" ucap Wijaya.
Ratna menarik lengan Hanum.
"Ayo kita pergi dari sini" Ratna berdiri dari kursi dan hendak membawa Hanum pergi.
"Ratna apa-apaan sih kamu ini"
"Ayo nak kita pulang, aku akan bawa Hanum pergi ketempat dimana dia bisa di hargai. Kamu emang bukan manusia mas"
Ratna menarik lengan Hanum semakin kuat.
"Berhenti Ratna, oke oke aku minta maaf. Hanum gak akan menikah dalam waktu dekat" ucap Mario.
"Hanum akan menikah hanya ketika ia selesai dengan pendidikan nya" ucap Ratna.
"Baiklah Bu Ratna, saya tarik perkataan saya. Tolong duduk dulu, jangan emosi begitu" ucap Wijaya.
"Kita pulang sekarang mas"
Mario mengepalkan tangannya, ia bersiap ingin melayangkan pukulan kewajah Ratna. Namun Wijaya menghampiri nya.
"Ya sudahlah Mario, kalian pulang saja. Jangan buat keributan disini" ucap Wijaya seraya menepuk punggung Mario.
"Dasar perempuan gak tau malu, kamu emang gak tau diri" ucap Mario sambil melewati Ratna.
"Pantes aja mas Mario itu bosan sama kamu, karena kamu itu nggak bisa banget di atur" ucap Siska.
"Ayo Hanum kita pulang" ajak Ratna.
Hanum mengikutinya dari belakang.
"Hati-hati pulang nya sayang" ucap wijaya.
Di parkiran mobil, Mario sangat kesal. Ia melampiaskan kekesalannya dengan dengan menendang ban mobil.
"Kurang ajar!!!!!" Maki Mario.
Ratna dan Hanum menyusul Mario di parkiran.
"Puas kamu????? Puas?????" Bentak Mario.
"Masuk kedalam mobil Hanum" suruh Ratna.
"Nggak, aku mau lihat apa yang akan ayah lakuin ke ibu" ucap Hanum.
"Masuk kedalam Hanum" suruh Mario.
"Aku nggak mau!!!!!" Hanum tak mau kalah, ia meninggikan nada suaranya.
"Dasar anak kurang ajar!!!" Mario melayangkan tangannya kehadapan Hanum.
"Mas, kamu mau apa ha??" Ratna mencoba memeluk Hanum.
Namun Hanum maju menghadapi ayahnya. Hanum tak berkedip sedikitpun, ia sama sekali tidak gentar menghadapi kemarahan ayah nya saat ini. Tamparan, pukulan, sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Hanum. Ia sudah tau bagaimana rasanya, mungkin ia akan merasakan perih dan sedikit luka kecil akan membekas di pipi atau sudut bibirnya. Mungkin jika di tampar sekali rasanya masih sama seperti kemarin-kemarin. Jadi tidak masalah jika ia hadapi itu sekali lagi.
Ratna mencoba untuk memegang tangan suaminya, namun Hanum melarang ibunya. Mario menghentikan gerakan tangannya, Hanum memegan tangan ayahnya dan mendekatkan nya ke pipinya.
"Tampar aku yahh tamparrr!!!!!!" Ucap Hanum.
Mario mengeraskan tangannya yang digerakan Hanum. Tangan itu menyentuh pipi yang dingin milik putri nya.
"Kenapa berhenti??? Ayah mau tampar aku kan?? Ayo tampar"
Mario menarik tangannya kasar, dan langsung masuk kedalam mobil.
"Aku anak durhaka ya buk?"
"Nggak, Yang kamu lakukan gak salah" ucap Ratna.
"Mulai sekarang aku bisa lindungin diri Bu, ibu gak perlu khawatir" ucap Hanum.
Ratna mengusap lembut kedua pipi putrinya.
"Ayo kita masuk"
Mereka pun ikut masuk kedalam mobil.
***
Alexa masuk kerumah dengan tergesa-gesa, bahkan ia mengabaikan para pelayan yang menyambutnya.
Begitu masuk kedalam rumah, Ia sangat terkejut lalu menjatuhkan barang belanjaannya ke lantai begitu melihat ayahnya duduk di ruang tamu, lalu ketika ia melihat seseorang yang tampak familiar duduk di sebelah ayah dan suaminya, bola matanya membulat.
"Aaaa anak mama, Galvin!!!!!!!" Teriak Alexa histeris.
Galvin menatapnya jutek, ia kembali berbincang dengan ayah dan kakeknya.
Semua orang yang ada diruang tamu kembali berbincang dengan Galvin.
"Jadi gimana kuliah mu disana?" Tanya Sadam.
"Ya gitulah pa, berkat rekomendasi dari papa juga kan. Aku betah disana" ucap Galvin.
Alexa menghampiri mereka.
"Galvin mama pulang, kok cuek banget sama mama?" Ucap Alexa sembari memegang lengan putranya.
Galvin segera menarik lengannya yang disentuh oleh Alexa.
"Galvin kamu kenapa nak?"
"Seharusnya tanpa bertanya kamu juga udah tau alasan nya apa" ucap Sadam.
"Kamu dari mana aja lexa? Anak mau pulang bukannya di jemput malah sibuk sama teman-teman mu" Kesal Indra
"Tadi ada meeting sebentar, terus arisan"
"Halah... Alasan tuh" sindir Kei.
Alexa melemparkan tatapan sinis kepada putri tirinya itu.
"Mama emang gitu grandpa, gak pernah berubah dari dulu" ucap Aca.
"Aku kecewa sama mama" ucap Galvin.
"Galvin mama bener-bener minta maaf nak, mama gak lupa kok kamu pulang hari ini. Tapi emang mama sibuk banyak kerjaan di kantor"
"Arisan di kantor? Shopping juga di kantor?" Galvin melirik paper bag yang tergeletak di lantai.
"Galvin jangan gitu dong, maafin mama ya nak"
"Sama aku aja gitu pasti sama aca mama juga gitu kan?"
"Udah biasa kak" ucap Aca.
"Nggak gitu sayang, kalian kan tau mama ini wanita karir. Emang jarang dirumah karena sibuk kerja"
"Iyah Tante Alexa itu emang sibuk banget, kan bisnis nya banyak. Ya kita gak perlu ragukan lagi sih. Tapi emang jadwal kerja nya itu setiap malam terus pulangnya pagi... Atau tiga hari kemudian " ucap Kei.
"Diam kamu yaa... Tau apa kamu tentang saya? Dan gak usah ikut campur urusan keluarga saya" kesal Alexa.
"Ups... Panik ya, tingkah laku aslinya ketahuan"
"Kamu itu kurang ajar banget ya Kei, gak sopan banget sama orang tua"
"Orang tua?? Tante itu harus banyak belajar lagi, definisi orang tua itu kayak gimana. Jadi gak malu-maluin diri sendiri Tante"
"Kurang ajar kamu ya Kei" Alexa begitu emosi dan bersiap ingin melayangkan tamparan ke pipi Kei namun Indra menghentikan nya.
"Alexaa!!!!!!" Bentak Indra.
"Kamu emang gak pernah berubah Alexa, kamu nggak meresapi apa yang di bilang suami mu tadi malam?" ucap Indra.
"Sepertinya kamu memang harus diberi hukuman" sambung indra.
"Ayah..."
"Udah cukup, beresin semua barang-barang mu itu"
"Galvin nanti kita bicara ya sayang" bujuk Alexa.
Galvin menatap ibunya dingin.
***
Lanjut lee
gue bolak balik check mana cuman 1 bab lagi Thor 😭😭 tegaaaaaa banget...
Btw gue suka banget kak, sama pemeran pendukung nya, dimas sama Arumi semoga jadian yaaa 🤣🤣🤣🤣