"Aku rela memberikan segalanya, hanya untuk satu malam dengan mu. Aku rela membahayakan hidupku hanya untuk bersama mu. Aku mencintaimu Badai." __ Cheryl.
"Dari awal kau tahu kau bukan tipe ideal ku. Lagi pula, kau juga tahu aku sudah memiliki kekasih. Kejadian diantara kita satu malam tadi, just for fun!" __ Badai.
Berawal dari kenakalan remaja sampai melibatkan dendam masa lalu orang tuanya.
Hay gais cerita ini masih prekuel 'Second Wife' juga masih sekuel dari 'Sexy Little Partner' dan semoga menjadi bacaan yang mengisi waktu luang kalian.
Genre Teen-Angst, jadi siapkan jantung waras kalian karena setiap part nya mengandung desir degup yg tak biasa.
Happy reading Baby.... 🥳
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
[Coklat]
Cheryl hanya bisa menangis sesenggukan di dalam mobil mewahnya. Cinta membuatnya lemah, cinta membutakan segalanya.
Sudah sejauh ini usahanya, sekarang dia cukup bertahan dengan rasa sakit itu. Biar saja Badai terus menganggap dirinya pecundang. Asal bahagia menjadi milik Badai, semuanya rela Cheryl berikan.
Pindah ke Indonesia adalah usaha paling besar yang ia lakukan. Semakin jauh dari London maka semakin tinggi kemungkinan Badai mencari penggantinya.
Tak apa. Sebab selama Gustav masih memiliki kekuasaan, cinta terlarang mereka tidak mudah bersatu. Sengsara dan sengsara lah yang akan Badai terima disisa hidupnya memelihara Cheryl Arsya.
Lagi-lagi waktu selalu berganti. Seperti Badai yang acuh pada Cheryl, waktu pun seolah tak peduli meninggalkan masa lalu.
Hari, minggu, bulan, tahun, dan berganti tahun berikutnya lagi, hingga tanpa terasa usia Ezra Laksamana kini sudah hampir menginjak tahun ke tujuh.
Badai kecil tumbuh dengan baik. Dalam satu tahun, mungkin bisa lima sampai enam kali Savira membesuknya, dan itu pun tanpa Badai Laksamana.
Bertahun-tahun lamanya Badai tak mau peduli pada putranya, ia sibuk mencari pencapaiannya sendiri dengan tekun melanjutkan pendidikan dari S1 S2 hingga S3.
Cheryl mencoba tak mempermasalahkan hal itu. Malam-malam dinginnya hanya ia lalui bersama sang buah hati. Video bercinta miliknya bersama sang suami menjadi solusi saat ia merindukan sentuhan-sentuhan gerah.
Janda bukan, bersuami pun ia sendirian mendidik putranya. Berapa kali saja CEO tampan melamarnya, bodohnya Cheryl Arsya hanya menantikan kedatangan suaminya.
Sulit bagi Cheryl menjalani tahun pertama dan kedua tanpa Badai, tapi begitu menginjak tahun ke tiga dan seterusnya, suara ocehan putranya menjadi kebahagiaan tersendiri untuk dirinya.
Ada mantan suami tapi tidak ada mantan anak. Wanita bisa dicerai laki-laki manapun, tapi dilupakan anak itu musibah terbesar.
Benar sekali jika ada yang bilang kekuatan seorang ibu ada pada putra putrinya. Karena ketegaran Cheryl Arsya berasal dari Azriel Ezra Laksamana.
"Mami cantik, Eza lapar." Ezra sudah sebesar itu. Tentu saja sudah tidak ada cadel lagi. Ezra bisa mengucap R dengan baik, hanya saja dia terbiasa memanggil dirinya Eza.
"Kita cari makan deh. Di mana yah?" Sembari memainkan setir, Cheryl tersenyum melirik sipit Ezra yang duduk di kursi penumpang bagian depan.
Saat ini ibu dan anak itu tengah healing healing tipis. Sudah menjadi kebiasaan Ezra jika sore begini anak kecil itu menuntut jajan di luar.
Cheryl hanya bergelar magister, dan sekarang sudah bekerja di perusahaan ayahnya. Cheryl mengurus anak sekaligus menjadi manager pemasaran.
Saat ini Cheryl berada di bawah pimpinan salah satu adik kembarnya yaitu Axel prince Miller yang kini sudah menduduki kursi direktur.
Mungkin beberapa tahun ke depan, Dhyrga Miller lengser dari jabatannya digantikan Axel putra geniusnya.
"Kita makan sushi di resto depan yuk Mam. Sekalian Eza juga mau beli coklat di samping resto itu." Pinta Ezra kembali.
"Coklat? Memang ada?" Sahut Cheryl.
"Ada, kemarin tuh, Eza baru tahu ada toko coklat baru setelah Om Alex ajakin Eza makan sambil jalan-jalan beliin coklat pacarnya Om Alex di situ." Jelas Ezra.
Cheryl menganga. "Oya? Kali ini, siapa lagi nama cewek Om Alex?" Tanyanya. Adik tampan Cheryl memang terbilang playboy sedari masih anak-anak.
"Selvia." Jawab Ezra.
"Waw, kapan Om Alex mu tobat sih?" Cheryl tercengang.
Ezra menyengir lalu menggelayuti lengan ibunya. "Tapi pacar Eza cukup Mami saja. Eza nggak akan selingkuh kok." Katanya.
"Oooh sweet." Cheryl mengecup singkat pucuk kepala putranya. Semenjak ada Ezra, hidup Cheryl penuh warna.
Tiba di tempat tujuan Cheryl memarkir mobil miliknya. Ia turun bersamaan dengan putranya. Ezra memang mandiri, lebih terlihat tak mau menyusahkan ibunya.
Ibu dan anak itu saling bergandengan tangan, memasuki sebuah kedai coklat yang cukup terkenal di dunia namun sepertinya outlet ini masih baru.
"Selamat datang Nyonya." Sambutan dari pelayan cantik mengudara.
"Lihat Mam. Semua bentuk dan warna coklat ada di sini. Rasanya Eza mau beli semua coklat- coklat ini." Ezra terkagum, matanya menyisir seluruh etalase yang dihiasi dengan coklat- coklat lucu.
Cheryl mengedarkan pandangan. Ia justru termenung, mengingat bagaimana sulitnya ia membeli satu coklat saja saat Ezra masih dalam perutnya.
Pernah ia melewati cabang dari kedai coklat ini bersama Badai saat tinggal di Skotlandia. Ketika itu Badai bertanya. "Baby mau coklat? Kalau mau kita beli satu atau dua kotak."
Cheryl sampai menelan saliva saking ngilernya. "Pengen sih. Tapi lihat, harganya lebih mahal dari harga kontrakan rumah kita. Dari pada beli coklat itu, lebih baik kita beli sayur mayur, telur dan daging saja." Lirihnya.
Badai terkekeh. "Besok ada rezeki lain lagi untuk beli kebutuhan dapur kita. Sekarang kita beli satu kotak saja dulu, gimana?" Tawar nya lagi.
"Kalo beli satu biji saja bisa nggak?" Cheryl menyengir.
"Bisa. Baby tunggu di sini." Badai kemudian memasuki kedai coklat tersebut dan merayu pelayan perempuan itu untuk menjual satu coklat saja padanya.
Di luar Cheryl terkikik melihat kelakuan konyol suaminya. Keluar dari kedai Badai tertawa renyah, rupanya ia diberikan satu kotak coklat secara cuma-cuma hanya bermodalkan ketampanan saja.
"Kok Kakak nggak bayar sih?" Catus Cheryl.
"Gratis, mereka cuma meminta bayaran dengan senyum suami mu saja." Badai menyengir.
"Iiiiigh. Kakak genit!" Cheryl memukuli dada bidang pria itu dengan tertawa geli.
Mengenang itu semua, tanpa sadar air di sudut netra Cheryl menitih begitu saja.
"Mami kenapa? Mami kok mau nangis?"
Cheryl lupa, ia punya anak cerdas yang cukup kritis, kembali ia menoleh pada putranya sambil menyeka buliran bening miliknya.
"Mami terharu, tiba-tiba Mami inget saat kamu di perut Mami, kamu juga suka coklat itu. Sekarang, Eza boleh ambil apa pun yang Eza mau. Ambil lah." Cheryl menyuruh, kini ia mampu membelikan satu outlet coklat sekalipun untuk putranya.
Ezra mendelik. "Beneran? Apa pun?" Tanyanya memastikan.
"Beneran Sayang." Cheryl mengangguk.
"Yeay." Ezra berlari mendekati satu pelayan, dan karena Ezra cucu dari Queen Kirana Rain, tentu saja semua orang tahu selebgram kecil itu sering berbolak-balik di media televisi.
"Eza. Ini Eza Laksamana cucu Nyonya Queen itu kan?" Satu pelayan bertanya antusias.
"Iya." Angguk Ezra.
"Boleh minta foto nggak?" Sambar satu pelayan lainnya.
"Boleh. Tapi kalian harus kasih gratis satu kotak coklatnya, anggap saja endors buat media sosial Kakak semua." Ezra menyengir, dan Cheryl terkikik melihatnya.
"Berikan semua yang Eza mau Kak." Kata Cheryl pada pelayan.
"Baik Nyonya." Wanita itu mengikuti langkah kaki Ezra dengan keranjang belanja di tangannya.
...Terima kasih doa kalian, semoga doa terbaik berbalik pada kalian semua aamiin... ...
