EKSLUSIF HANYA DI NOVELTOON, JIKA ADA DI TEMPAT LAIN BERARTI PLAGIAT! LAPORKAN!
FB: Erna Liasman
IG: Erna Less22
Melisa adalah agen rahasia yang terkuat, sayangnya ia malah mati di tangan sang kekasihnya karena atas perintah ketua agennya.
Namun, ia di beri kesempatan kedua hidup di tubuh seorang wanita lemah yang mati akibat jatuh dari tangga.
Di saat kesempatan kedua ini lah ia pun membalaskan dendamnya kepada kekasih dan ketua agen rahasia itu, dan juga membalas mereka yang menyiksa pemilik tubuh yang ia tinggali itu.
Bagaimana kisah selanjutnya? Bagaimana hubungan ia dan sepupunya? Yuk simak kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5
Teman Defli itu bernama Aji.
Akan tetapi Grameisya tidak melihatnya, karena ia belum terbiasa dengan nama barunya.
"Nona, Anda di panggil oleh teman Tuan muda Defli," ucap Bi Ena menepuk pelan lengan Grameisya.
"Eh, siapa?" tanya Grameisya tersadarkan.
"Hay Nona Grameisya," ucap Aji berjalan mendekati Grameisya.
Grameisya menatap pria yang mendekatinya, Aji berjalan mengelilingi Grameisya dan melihatnya dari atas sampai bawah.
'Apa yang sebenarnya yang ingin di lakukan anak ini?' batin Grameisya yang terus melihatnya dan waspada.
Ya, di kehidupannya dulu umurnya sekitar 25 tahun, tapi ia pindah ke tubuh anak umur 17 tahun.
"Apa yang kau ingin lakukan?" tanya Grameisya menatapnya tajam.
"Kamu ya yang terkenal sebagai Nona penakut itu?" tanya Aji tersenyum penuh siasat.
"Lalu?" tanya Grameisya datar.
"Tidak apa-apa, silakan lewat," ucap Aji mempersilakan," Grameisya pun lewat.
Dengan senyum licik, Aji menyilangkan kakinya untuk membuat Grameisya jatuh, sayangnya kakinya malah di injak oleh Grameisya.
"Aduuuuuh!" teriaknya kesakitan sambil memegang kaki dan berputar-putar.
Grameisya tidak mempedulikan itu, ia dan Bi Ena terus pergi tanpa mempedulikan Aji yang kesakitan.
"Aduh! Sial! Kamu bilang dia penakut? Bahkan dia berani menginjak kakiku, mana sakit sakit lagi, jangan-jangan tulang jari ku patah lagi," ucap Aji memeriksa kakinya.
"Hm? Ini sangat aneh, aku sudah lama dan bertahun-tahun tinggal satu atap dengannya di rumah ini, aku bahkan sering memarahinya karena ia ingin mendekatiku yang membuat aku jijik padanya. Selama ini dia sangat patuh apa yang aku perintahkan dan tidak pernah berani menegakkan kepalanya, tidak tahu kenapa hari ini," ucap Defli berpikir.
"Jadi maksud kamu dia seperti menyukai mu?" tanya Amo teman Defli.
"Kira-kira seperti itulah," jawab Defli mengangkat bahu sebelah kanannya dengan malas.
"Ha-ha-ha, kau di sukai oleh sepupu sendiri?" tanya Nasri sambil tertawa.
"Di sukai oleh sepupu nggak apa-apa juga kali, masalahnya ini dia itu cupu, penakut, aduh, pokoknya aku nggak bisa bilang dia itu seperti apa deh," jawab Defli merasa pusing jika memikirkan Grameisya.
Grameisya dan Bi Ena ada di pinggir jalan, Grameisya menikmati perjalanan itu di kota baru ia lihat itu.
Sebuah mobil lewat lalu melemparkan sebuah pop es ke arah Grameisya yang membuat bajunya basah.
Grameisya terdiam melihat bajunya yang kotor.
"Nona, Anda tidak apa-apa?" tanya Bi Ena mendekati Grameisya dan melihat baju yang kena tumpahan minuman itu.
"Ha-ha-ha, rasain kamu cupu, emang enak di kerjain," ucap seorang gadis seusianya yang tidak ia kenali. Saat berpindah tubuh ia sama sekali tidak punya ingatan yang tertinggal di tubuh pemilik asli ini.
Grameisya mendekati gadis itu.
"Kau tidak punya kerjaan lain kah selain menganggu orang?" tanya Grameisya menatapnya sayu.
"Tidak, menganggu mu lebih menyenangkan," ucap gadis itu sambil tersenyum mengejek.
"Oh, kalau begitu aku beri kamu pekerjaan," ucap Grameisya.
Ia menarik rambut gadis itu hingga kepala gadis itu keluar dari jendela mobil.
"Bi Ena, ambilkan air di got itu dan campurkan dengan debu itu," perintah Grameisya.
"Baik Nona," jawab Bi Ena yang mengambil bekas pop es tadi dan mengambil air di got.
"Hey! Apa yang ingin kamu lakukan!" teriak gadis itu memegang rambutnya yang kesakitan.
nama jurusnya gitu amat
'Pemutus Keturunan' ahhahahahaha
mampir ya kk