Eldric Hugo
Seorang pria penderita myshopobia. Dalam ketakutan akan hidup sebatang kara sebagai jomblo karatan.
Tanpa sengaja ia meniduri seorang pria yang berkerja di club, dan tubuhnya tidak menunjukkan reaksi alergi.
Karina seorang gadis yang memilih untuk menyamar menjadi laki-laki, setelah dia kabur dari orang yang hendak membelinya. Karina di jual oleh ibu yang mengasuhnya selama ini.
Akankan El mengetahui siapa sebenarnya sosok yang bersamanya. Keppoin yuk
Ada dua kisah di sini semua punya porsinya masing-masing.
Happy reading 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Realrf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertanyaan jebakan.
Detik jam terus berputar. Dua manusia berbeda usia itu masih betah terdiam. Karina tetap menunduk berdiri di depan Eldric. Sementara pria itu mengamati makhluk mungil yang ada di hadapannya yang terlihat sangat ketakutan.
"Kenapa kau tidak menjawab pertanyaannya ku?" tanya Eldric memecahkan keheningan di antara mereka.
Karina mengambil nafas dalam kemudian mengangkat wajahnya, menatap mata Eldric yabg sedari tadi memperhatikannya.
"Maafkan saya Tuan, saya tidak bermaksud untuk melakukan ini. Saya tidak bermaksud menipu anda," jawab Karina setelah mengumpulkan semua keberaniannya.
"Lalu apa namanya jika tidak menipu?" Eldric tersenyum miring.
"Anda sendiri yang menyuruh pak joe untuk menculik saya dari tempat saya bekerja, dalam keadaan saya yang seperti ini. Saya hanya melanjutkan apa yang saya lakukan di tempat kerja saya!" tegas karina.
"Jadi kau menyalahkanku!"
"Tidak, ini bukan salah anda tapi salah asisten anda, dia memaksa saya datang ke mansion ini meskipun saya sudah menolak tawaran kerja darinya. Jika saja saya tidak diculik olehnya lalu dibawa ke mansion ini, dan tanpa sengaja memecahkan guci mahal itu. Tidak mungkin saya tertahan di sini dan terjebak dalam keadaan saya sebagai Rizky selama seharian penuh!"
Kulitku tidak akan merah dan gatal seperti ini!
"Kau terlalu banyak bicara, apa yang kau ucapkan sudah jauh dari apa yang aku tanyakan." Eldric bangkit dari duduknya, ia melangkah mendekati Karina yang sekarang menatapnya.
"Tidak, jauh. Saya hanya menjelaskan semuanya dari awal."
Eldric tersenyum miring, ia menatap tajam pada bening netra Karina yang menatapnya dengan marah.
"Saat kau menjadi Rizky kau lebih pendiam dan patuh. Berbeda dengan kau yang sekarang, kau bahkan dengan berani menyalahkanku." Eldric semakin mengikis jarak diantara mereka.
"Memang itu kenyataannya Tuan, saya tidak bermaksud menyalahkan anda. Tapi itu memang yang terjadi, saya terjebak di keadaan yang tidak menyenangkan seperti ini!" Karina memundurkan langkahnya.
"Tidak menyenangkan hem ...Lalu apa yang kau anggap menyenangkan?"
Karina tak bisa lagi mundur kakinya sudah terhantuk pinggir ranjang. Karina menelan salivanya sendiri, ia begitu gugup melihat Eldric yang menatapnya dengan tatapan yang tidak biasa.
"Apa yang ingin Tuan lakukan?"
Karina tidak bisa mundur lagi, ia akhirnya terduduk di atas ranjang. Eldric memerangkapnya dengan kedua tangannya, ia semakin mendekatkan wajahnya. Jantung karina berdegup kencang, nyalinya menciut seketika. Entah kemana hilangnya keberanian Karina.
"Sekarang katakan, siapa kau sebenarnya?!"
"Untuk apa saya mengatakan siapa saya, saya di sini hanya sebagai perkerja. Pengasuh anda lebih tepatnya, saya hanya wajib melakukan tugas saya sesuai dengan kontrak kerja yang kita sepakati," ujar Karina berusaha berani.
"Hem, itu yang kau pikirkan. Apa kau tau aku sebagai atasanmu juga berhak untuk mengetahui identitas pegawai ku, terlebih orang yang akan berkerja di dalam rumahku ini!" tegas Eldric.
Karina terdiam memang benar apa yang dikatakan oleh Eldric. Namun, ia merasa tidak ingin menceritakan tentang masa lalunya. Karina memalingkan wajahnya, ia tidak bisa terus menatap mata Elang itu terus-menerus.
"Kau tetap diam, berarti kau lebih memilih polisi yang akan mengurus masalah ini," ancam Eldric. Karina seketika menoleh.
"Kenapa Tuan suka sekali dengan polisi?" keluh Karina.
"Karena kau tidak suka berurusan dengan mereka," jawab Eldric apa adanya. Karina memanyunkan bibirnya kesal.
Eldric menarik dirinya menjauh. Ia berdiri tegak dengan bersendekap, matanya tak lepas dari wajah Karina. Seperti ada magnet yang menariknya untuk tidak berpaling dari wajah mungil itu.
"Sekarang katakan sejujurnya, siapa dirimu sebenarnya?!"
Karina mengambil nafas dalam sebelum mulai menjawab Kemala Eldric.
"Baiklah, karena Tuan mengancam saya akan jujur."
"Nama saya Karina Rizky Amalia. Saya tidak tahu orang tua kandung saya dimana, mereka masih hidup atau sudah meninggal saya tidak tahu. Sejak berumur empat tahun saya di asuh oleh ibu mirah dan bapak heri, mereka menemukan di kolong jembatan."
"Dimana mereka sekarang?"
"Siapa?"
"Orang tua asuh mu?"
"Mereka, saya tidak tahu. Mungkin masih di rumah mereka atau sudah pindah akibat perbuatan saya." sebuah senyum kecut menghiasi wajah mungil itu, matanya begitu sendu menatap jauh kearah jendela.
"Memangnya apa yang kau lakukan? kau mencuri, jadi begal?" kali ini Eldric bertanya dengan lembut padanya.
"Ish Tuan, apa tuan pernah melihat pencuri secantik saya. Wajah saya ini kalem, imut, masa iya jadi pencuri," jawab Karina ketus.
Kau tidak tau, dengan keimutanmu. Kau miliki kau sudah mencuri hatiku.
Ea. Tarik Bang El😝
"Kenapa Tuan senyum senyum sendiri?"
"Ehem ...tidak ada, aku hanya teringat kucing salto yang pernah aku lihat, sangat lucu," elak Eldric.
"Bukankah kata Berto anda tidak suka binatang?"
Nggek.
"Aku lihat di tv. Sudahlah kembali ke masalahmu, identitasmu belum lengkap. Sekarang aku tanya dan kau harus menjawab dengan cepat kalau tidak ...," Eldric sengaja menggantungkan ucapannya.
"Iya faham, kalau tidak aku akan berurusan dengan polisi," tukas Karina kesal.
"Pintar, baiklah aku akan memulainya."
"Nama?"
"Karina Rizky Amalia."
"Umur?"
"18 tahun."
"What?"
"Yes."
Astaga, dari kaum pelangi aku akan menjadi pedofil. Umurnya Sangat jauh di bawahku.
"Di lanjut apa nggak nih?" kini giliran Karina bertanya.
"Lanjut, kamu masih sekolah?"
"Kelas tiga SMA pelita semester akhir, tapi sudah di keluarkan karena nunggak uang sekolah."
"Kenapa kau menutupi identitasmu?"
"Saya punya alasan yang belum bisa saya ceritakan."
"Baiklah, itu privasi mu. Kita skip
pertanyaan ini."
"Warna kesukaan?"
"Biru muda."
"Makanan kesukaan?"
"Mie instan ama pete."
"Pete?"
"Iyes, pete?"
"Apa kamu suka tinggal di sini?
"Suka."
"Suka es krim?"
"Suka."
"Suka coklat?"
"Suka."
"Suka aku?"
"Suka."
Karina menutup mulutnya yang keceplosan.
"Yang terakhir tidak kehitung, pertanyaan Tuan menjebak!" keluhnya
Grepp.
Eldric memeluk tubuh kecil Karina. Gadis itu terkejut, tubuhnya menegang.
"Kenapa Tuan memeluk saya?" tanya Karina dengan gugup.
"Sudah diamlah, aku hanya sedang mengetesmu."
"Mengetes?" Karina mengerutkan keningnya.
Eldric mengambil nafasnya dalam. Ia merasa sangat bersyukur karena orang yang selama ini di sampingnya adalah seorang wanita. Namun, disisi lain ia juga merasa di permainan dengan ke pura-puraan Karina.
Ya Tuhan, kau membuatku gila dengan mengira aku menyukai seseorang laki-laki. Aku hampir saja kehilangan kewarasanku, aku bahkan hampir menikah pria ini, emh.. eh gadis. Ah sudahlah aku bingung. Tapi aku jadi seperti pedofil. 😑
Sabar ya Bang El 😅
Eldric semakin mengeratkan pelukannya, Karina merasa bingung dengan sikap El yang tiba-tiba saja mendekapnya.
"Tuan, sakit ...," rintih Karina. Eldric mendekapnya terlalu erat, membuat ruam di tubuhnya terasa sangat perih.
"Sakit?" Eldric segera melepaskan pelukannya. Karina mengangguk kecil sambil meringis menahan perih.
Eldric memeriksa tubuh karina, ia membolak-balikkan badan mungil itu. Memeriksa tangan, kaki, leher dan wajah mungil gadis yang ada di hadapannya.
"Mana yang sakit?"
"Di dalam sini," lirih Karina. Ia malu untuk mengatakan bagai yang terasa perih.
"Sini mana?" Eldric mengerutkan keningnya.
"Pokoknya di sini!" sentak Karina untuk menutupi rasa malunya.
"Mana?" Eldric terus memeriksa tubuh karina.
Lalu tanpa sengaja ia memegang benda bulat kenyal milik Karina.
"Aa ... Eldric mesum!" teriaknya kencang.
"Siapa yang mesum heh! itu hanya kecelakaan kecil," Elak Eldric.
Itu tadi apa? sangat kenyal. Aku ingin menyentuhnya lagi.
Eldric melihat tangannya yang tanpa sengaja menyentuh aset kembar milik Karina.
"Pasti lagi mikir mesum, dasar maniak," lirih Karina.
"Apa kau bilang?"
"Saya tidak bilang apapun," kilah Karina.
"Jangan berbohong, aku mendengar mu bergumam. Riz!"
"Saya hanya bilang, tolong antar saya ke dokter," ketus Karina.
"Apa?" Eldric bukannya tidak mendengarkan ia hanya heran dengan sikap Karina yang berubah.
"Tolong antar saya ke dokter!" teriaknya kencang.
"Hai ... kau pikir aku budeg apa? aku mendengarmu." Eldric mengerakkan telunjuknya dalam lubang telinganya yang terasa berdengung karena teriakkan Karina.
"Kalau dengar, kenapa Tuan masih bertanya apa?" tukas Karina dengan wajahnya yang terlihat memerah.