NovelToon NovelToon
Hot Apocalypse

Hot Apocalypse

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem / Persahabatan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Hari Kiamat / Toko Interdimensi
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Rifky Aditia

Pada tahun 2050, bumi dilanda kekeringan dan suhu ekstrem. Keitaro, pemuda 21 tahun, bertahan hidup di Tokyo dengan benteng pertahanan anti-radiasi. Namun, tunangannya, Mitsuri, mengkhianatinya dengan bantuan Nanami, kekasih barunya, serta anak buahnya yang bersenjata. Keitaro dibunuh setelah menyaksikan teman-temannya dieksekusi. Sebelum mati, ia bersumpah membalas dendam.

Genre
Fiksi Ilmiah, Thriller, Drama

Tema
1. Pengkhianatan dan dendam.
2. Kekuatan cinta dan kehilangan.
3. Bertahan hidup di tengah kiamat.
4. Kegagalan moral dan keegoisan.

Tokoh karakter
1. Keitaro: Pemuda 21 tahun yang bertahan
hidup di Tokyo.
2. Mitsuri: Tunangan Keitaro yang mengkhianatinya.
3. Nanami: Kekasih Mitsuri yang licik dan kejam.
4. teman temannya keitaro yang akan
muncul seiring berjalannya cerita

Gaya Penulisan
1. Cerita futuristik dengan latar belakang kiamat.
2. Konflik emosional intens.
3. Pengembangan karakter kompleks.
4. Aksi dan kejutan yang menegangkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifky Aditia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 10: DIBALIK KEGELAPAN GOA

Dengan usaha keras, Keitaro dan Kenta berhasil menggeser batu besar itu sedikit, menciptakan celah kecil yang cukup untuk melihat ke dalam. Dari celah itu, tampak sebuah goa yang gelap, dikelilingi akar-akar pohon yang tebal seperti gumpalan ular yang melilit pintu masuk.

"Ini tidak akan mudah," kata Keitaro sambil mengelap keringat di dahinya. "Tapi aku yakin ini jalan masuk yang kita cari."

Kenta memandang hutan di sekeliling mereka, perasaan gelisah menyelimutinya. "Aku tidak suka tempat ini, Keitaro. Rasanya seperti... ada yang mengawasi kita."

Keitaro menghentikan kegiatannya, menatap Kenta dengan serius. "Aku juga merasakannya. Tapi kita sudah sejauh ini. Apa pun yang ada di dalam goa ini, aku yakin ini penting."

Mereka melanjutkan usahanya. Keitaro mencoba menekan akar-akar yang menutup pintu goa, sementara Kenta mencari sesuatu di sekitar untuk membantu mereka. Setelah beberapa saat, mereka menemukan mekanisme tersembunyi berupa enam lingkaran kecil di dinding batu.

"Ini sudah pasti tempatnya," ujar Keitaro sambil menatap mekanisme itu dengan penuh keyakinan.

Kenta mengangguk pelan. "Kalau begitu, bagaimana cara mengaktifkannya? Didorong sekuat tenaga pun batu ini hanya bergeser sedikit."

Keitaro membuka peta mereka dan membandingkan pola di batu dengan simbol yang tertera di dokumen sebelumnya. "Ada enam lingkaran di sini, mungkin kita harus mengaktifkannya satu per satu."

Dengan hati-hati, mereka mulai menekan lingkaran-lingkaran tersebut sesuai urutan yang tertera di dokumen. Setelah semua lingkaran ditekan, terdengar suara gemuruh dari balik batu besar itu. Perlahan, pintu goa mulai bergerak, membuka jalan menuju kegelapan yang memanggil mereka.

Tiba-tiba, sistem muncul memberi misi:

"Misi utama: Jelajahi goa misterius dan selidiki apa yang ada di dalamnya. Hadiah: Fitur baru dari sistem."

Keitaro tersenyum penuh semangat. "Sistem memberikan misi utama. Ini artinya ada sesuatu yang sangat penting di sini."

Kenta, meski ragu, mengikuti langkah Keitaro. "Semoga sistemmu tidak membawa kita ke dalam bahaya."

Angin dingin keluar dari dalam goa, membawa aroma tanah basah dan kelembapan yang menusuk. Kenta menyalakan lentera mereka, sementara Keitaro mengencangkan tali ranselnya.

"Dari tampilan luar, goa ini terlihat seperti sudah ingin runtuh," kata Kenta dengan nada waspada. "Kau yakin ingin masuk?"

Keitaro mengangguk. "Kita sudah sejauh ini. Tidak mungkin kita berhenti sekarang."

Dengan hati-hati, mereka melangkah masuk ke dalam goa. Dindingnya dipenuhi lumut yang bersinar samar-samar di bawah cahaya lentera, menciptakan pemandangan yang aneh sekaligus memikat. Suara langkah mereka menggema, terasa seperti ada langkah kaki lain yang mengikuti di belakang mereka.

“Keitaro, kau dengar itu?” bisik Kenta tiba-tiba, menghentikan langkahnya.

Keitaro berhenti dan mendengarkan dengan seksama. Ada suara gemerisik halus, seperti sesuatu yang bergerak di kegelapan. Ia menyorotkan senternya ke arah sumber suara, tetapi tidak menemukan apa pun.

"Tenang saja," katanya mencoba menenangkan Kenta dan dirinya sendiri. "Mungkin hanya kelelawar atau binatang kecil."

Namun, firasat buruk tetap menghantui mereka. Semakin jauh mereka masuk, lorong goa yang semula sempit mulai melebar, memperlihatkan ruangan besar dengan dinding-dinding batu yang dipenuhi ukiran kuno.

"ukiran ini terlihat seperti dibuat oleh manusia purba," bisik Keitaro sambil mendekati salah satu ukiran. "Seperti peta, tapi... apa artinya?"

Kenta ikut memeriksa ukiran itu. "Mungkin ini struktur goa. Tapi lihat itu." Ia menunjuk sebuah simbol besar di tengah ukiran, berbentuk seperti mata yang bersinar redup di bawah cahaya lentera.

"Ini pasti pusatnya," kata Keitaro penuh keyakinan. "Tempat di mana kita akan menemukan apa yang kita cari."

Mereka melanjutkan perjalanan, mengikuti jalur yang tergambar di ukiran. Namun, perasaan bahwa mereka tidak sendirian semakin kuat. Suara gemerisik yang tadinya halus kini terdengar jelas, seperti langkah kaki berat yang mengikuti mereka.

Keitaro menoleh ke belakang, menyorotkan senternya ke kegelapan. Tidak ada apa pun di sana, hanya bayangan mereka sendiri yang bergerak di dinding.

"Kita harus tetap tenang," katanya meskipun rasa cemas mulai menguasainya.

Akhirnya, mereka tiba di sebuah ruangan besar dengan langit-langit tinggi yang dipenuhi sarang laba laba. Di tengah ruangan itu berdiri sebuah altar batu besar, dengan kotak logam kuno di atasnya. Ukiran rumit di kotak itu membuatnya tampak seperti benda berharga yang telah lama terlupakan.

"Itu dia," ujar Keitaro dengan suara pelan, penuh antisipasi.

Mereka mendekati altar itu dengan hati-hati. Kotak logam itu tampak berat, namun Keitaro yakin ada sesuatu yang penting di dalamnya. Ia mengulurkan tangannya, hendak membuka kotak itu.

Namun, sebelum ia sempat menyentuhnya, suara gemuruh terdengar dari atas. Batu-batu kecil mulai berjatuhan dari langit-langit.

"Kita tidak sendiri," bisik Keitaro, menatap ke arah pintu masuk ruangan.

Bayangan besar muncul di lorong, bergerak mendekati mereka dengan cepat. Keitaro dan Kenta terkejut menyadari bahwa apa pun itu, bukanlah sesuatu yang ramah.

1
dewi_oetari14
bagus cerita nya. jarang ada cerita bencana gini, sama seperti cerita akhir jaman
Gear 5
Update bang
Mizuu
noo keitaroo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!