Arga yang mendapati kekasihnya berselingkuh, akhirnya menerima perjodohan tanpa tahu siapa wanita yang dijodohkan dengannya.
Zia yang mendengar keinginan mendiang ibunya pun menerima perjodohan yang disampaikan oleh ayahnya.
Janji perjodohan yang direncanakan orang tua Arga dan Zia membuat mereka bertemu kembali. Dulu mereka bagaikan musuh, Zia yang dulu menjadi anggota osis harus siap menghadang anak-anak yang terlambat, Arga yang hobi terlambat harus berurusan dengan Zia. Tapi ternyata, dalam hati mereka menyimpan cinta. Dijadikan satu dalam ikatan pernikahan, akankah mereka saling mengungkapkan cinta lama?
Belum revisi ya🤭
update setiap hari.
ig: myafa16
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon myafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dirumah mertua
Zia dengan malu karena mertuanya mengoda pun, melangkah mengekor Arga menuju kamar Arga. Zia memasuki kamar Arga. Pemandangan pertama yang di lihat Zia adalah kamar dengan dominan warna hitam dan putih. Aroma khas pria menyeruak di dalam ruangan, saat pertama kali Zia masuk.
"Ar," panggil Zia pada Arga.
"Emmm."
"Ini orang jawabnya singakat amat, " batin Zia kesal.
"Apa benar kita akan cari rumah?" Zia mencoba memastiskan kembali pada Arga.
"Iya," jawab Arga singkat.
Zia bener-benar malas dengan jawaban Arga. Arga yang menjawab pertanyaan Zia dengan singkat, membuat Zia kesal.
"Ar, kalau kita tinggal di aparteman aku, apa kamu keberatan?" Tanya Zia takut-takut.
"Dari pada kita harus cari-cari lagi. Lagi pula, aku belum siap kalau tinggal di rumah, aku lebih memilih apartemen saja untuk waktu ini. Karena aku tidak akan susah untuk membersihkan," lanjut Zia mencoba mengungkapkan keinginannya.
Arga yang mendengar ucapan Zia menimbang-nimbang. Mungkin yang di katakan Zia benar juga. Mereka masih tinggal berdua dan banyak aktifitas di luar rumah. Jadi mereka belum memerlukan rumah besar untuk tempat tingga. "Iya sudah kalau kamu lebih nyaman tinggal di apartemenmu. Aku akan ikuti mau mu." Akhirnya Arga memenuhi ke inginan Zia.
"Terimakasih ar." Zia merasa senang saat Arga menerima usalannya untuk tinggal di apartemen. Dalam hatinya, dia tidak akan repot-repot untuk memindahkan barang-barang.
"Lalu kapan kita pindah ar..?" Tanya Zia memastikan kembali.
"Terserah kamu saja. Aku bisa kapan saja pindah." Arga hanya bisa memberikan keputusan pada Zia.
"Kita bicarakan ini sama Bunda terlebih dahulu ya ar. Aku takut Bunda tersingung, kalau kita tidak menuruti keinginan Bunda untuk tinggal beberapa hari disini." Zia mencoba menjelaskan permintaan Marya tadi padanya.
" Iya."
**
Malam harinya setelah makan malam mereka bercengkrama di ruang keluaga. Saling bercerita. Atau lebih tepatnya Zia dan Marya saja yang bercerita.
"Bun, Arga dengan Zia akan tinggal di apartemen Zia untuk sementara waktu, besok kita pindah kesana." Arga memulai obrolan, saat mereka di ruang keluarga.
"Iya sudah kalau begitu," jawab Marya sambil senyum.
Arga dan Zia heran kenapa bundanya bisa berubah secepat itu..Seingat mereka, tadi pagi bundanya masih merajuk meminta untuk tinggal di rumah.
Marya yang mendengar Zia dan Arga akan mencari rumah menjadi kegelisah. Dia memikirkan bagaimana cara mencegah mereka untuk pergi.
"Yah coba kamu bujuk anak kamu buat tinggal disini saja," bujuk Marya pada Surya, saat mereka berada di kamar.
"Sudah lah bun, mungkin mereka mau lebih leluasa kalau tinggal cuma berdua. Kamu seperti tidak pernah muda saja." Surya mencoba mencari alasan yang masuk akal untuk istrinya.
Marya yang mendengar ucapan suaminya mencerna dengan baik. "Oh ya ...ya...aku tidak terpikir yah. Kalau seperti itu aku akan setuju untuk mereka tinggal sendiri. Secepatnya akan lebih bagus. Karena kita akan lebih cepat mendapatkan cucu kalau mereka tinggal sendiri." Marya begitu antusias membahas tentang cucu
"Iya."
Akhirnya setelah mendapat izin daei orang tuanya. Zia dan Arga merasa sangat lega. Karena bundanya tidak marah saat mereka akan pindah.
Setelah mereka mengobrol sebentar di ruang keluarga. Zia dan Arga kembali ke kamar mereka.
***
Pagi ini Zia bangun tidur langsung bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Dia turun ke bawah menuju dapur, untuk membuat sarapan untuk keluarga barunya.
"Pagi bi," sapa Zia pada Bi Inah, asisten rumah tangga di rumah Arga.
"Pagi juga Nona, kenapa Nona sudah bangun?" Tanya Bi Inah pada Zia.
"Panggil Zia saja Bi," ucap Zia pada Bi Inah. "Saya mau membuat sarapan, apa boleh hari ini saya yang masak? " Tanya Zi.
"Tentu saja boleh non, tapi apa nanti den Arga tidak marah istri cantiknya kotor-kotoran di dapur," goda bi Inah pada Zia.
"Tidak Bi, Arga tidak akan marah." Zia tersenyum pada Bi Inah.
Zia yang di izinkan untuk memasak, langsunh memulai, memasak sarapan dengan menu nasi goreng. Setelah selesai Zia menyiapkan di atas meja makan.
Marya dan Surya yang baru saja menuruni anak tangga, melihat Zia yang sedang sibuk menata makanan di meja sangat senang.
"Pagi zi, wah kamu pagi-pagi dah sibuk masak untuk sarapan saja." Marya yang begitu senang, memuji Zia.
"Ya bun, mumpung aku disini," ucap Zia dengan memberikan senyum pada mertuanya
"Yaudah, kamu bangunin Arga sana biar bunda yang lanjutin."
Zia menuju kamar untuk membangunkan Arga. Zia membuka pintu kamar melihat Arga masih meringkuk di tempat tidur. Zia berjalan mendekat ke sisi tempat tidur. Walau mereka tidur satu ranjang tapi mereka terbiasa tidur membelakangi punggung masing-masing, disisi ranjang yang telah mereka bagi dengan guling di tengah.
"Ar...bagun," Panggil Zia, tapi tidak ada sautan.
Zia memberanikan diri lebih dekat, dia melihat wajah Arga yang begitu mempesona seketika di terhipnotis. Bentuk rahang yang tegas dengan hidung mancungnya, bibir ranum Arga pun terpampang nyata. Biasanya Zia hanya melihat lukisannya di apartemen, dan sekarang dia melihatnya nyata di depan mata.
Saat Zia memperhatikan Arga tiba-tiba Arga membuka mata, mereka saling berpadangan. Zia langsung salah tingkah kepergok mencuri padangan melihat wajah Arga.
"Sudah puas memandangiku?" Tanya Arga dengan suara serak khas bangun tidur
"Emm, maaf tadi aku hanya ingin membangunkanmu, tapi aku panggil-panggil kamu tidak bangun-bangun, makanya aku mendekat," elak Zia
"Cih padahal tadi aku lihat di memperhatikan ku," batin Arga mencibir Zia.
Arga pun menyibak selimutnya dan melangkah menuju kamar mandi, untuk membersihkan tubuhnya.
Zia yang melihat Arga sudah pergi langsung merapikan tempat tidur. Saat dia masih merapikan tempat tidur. Zia melihat Arga yang keluar kamar mandi hanya memakai handuk, Zia langsung berbalik karena kaget.
"Kamu masih disini, aku pikir kamu sudah turun," ucap Arga datar, saat tahu Zia masih ada di kamarnya.
"Emm, aku sedang membersihan tempat tidur," jawab Zia gugup.
Arga hanya tersenyum melihat Zia yang gugup saat melihat dirinya yang keluar dari kamar mandi.
"Berbaliklah aku sudah selesai memakai baju." Arga yang tahu kalau Zia sengaja berbalik karena melihatnya hanya memakai handuk pun, memintanya kembali ke posisi awal.
Zia yang mendengar Arga sudah selesai, langsung berbalik, dan mendapati Arga sudah memakai baju santai dengan kaos dan celana pendek. Bagi Zia milihat Arga dengan pakaian apa pun akan terlihat begitu mempersona.
Setelah Zia selsai merapikan tempat tidur. Zia dan Arga melangkah menuju keluar kamar, dan menuju meja makan.
banyak hati yg kecewa