Shilla seorang wanita berusia 26 tahun yang sudah menikah dengan seorang pengusaha terkenal di kota nya. Tapi sayangnya pernikahan mereka tidak berjalan mulus. Mengingat bahwa mereka menikah karena perjodohan. Membuat rumah tangganya tidak harmonis.
Sampai dimana pernikahan yang berjalan dua tahun. Shilla yang ingin memberikan kejutan kepada sang suami dibuat terkejut melihat suaminya sedang berhubungan badan dengan sekretaris nya.
Shilla yang merasa tidak sanggup untuk melihatnya memutuskan untuk lari. Tapi sayangnya dia di perjalanan mengalami kecelakaan. Di sana dirinya memohon untuk terbebas dari dunianya yang kejam lagipula tidak ada yang miliki saat ini selain seorang bayi yang ada di perutnya mungkin saja sudah mati.
Tapi sayangnya harapan Shilla tidak terkabul karena tiba-tiba saja. Saat dirinya bangun ada seorang gadis kecil yang memanggil namanya.
" Mama..."
Disitu Shilla harus melakukan apa?
Apa dirinya transmigrasi ke tubuh seorang ibu yang kejam?
Apa dia bisa mengubah kehidupannya dengan baik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reiza Muthoharah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Julukan Pangeran kedua
" Kau mau mengalahkan ku, butuh 100 untuk melakukan nya. Tapi sebelum itu perkenalkan aku adalah seseorang yang akan menjadi penyambut nyawamu." ucap Lois sambil menyeringai.
Mendengar itu penculik itu langsung berlari menyerang Lois.
" Bedebah sia.... uhuuk..." ucapnya yang tiba-tiba saja mengeluarkan darah.
Ternyata darah tersebut di sebabkan karena Lois sudah terlebih dahulu menusuk penculik tersebut dibagi perut dengan menggunakan pisau kecilnya.
" Terlalu lambat." ucap Lois sambil berjalan mendekat setelah itu ia mencengkram pipi penculik itu dengan kuat supaya bisa menatapnya.
" Satu hal dalam pertarungan jangan pernah lengah." ucap Lois dengan dingin.
Ctarr...
Tiba-tiba saja suara petir dan kilatan membuat mata emas milik Lois semakin bersinar menyeramkan. Membuat penculik tersebut badannya langsung gemetar ketakutan dan wajahnya yang sudah pucat akibat darahnya terus mengalir.
" Tidak mungkin kau adalah.....iblis perang." ucapnya dengan wajah ketakutan.
Lois yang mendengarnya tersenyum miring sambil menatap tajam penculik itu.
" Aku senang ada seseorang yang mengenalku. Tapi sayangnya hidupmu sudah tidak lama lagi." ucap Lois yang setelah mengangkat pedang nya tinggi yang menebas penculik itu.
Sebelum ada seseorang yang mencegahnya.
" Pangeran anda tidak boleh membunuhnya, kita harus mencari informasi mengenai kelompok mereka terlebih dahulu." ucap seseorang.
" Bagaimana kalau aku menolaknya." ucap Lois sambil mencengkram pedang nya ke dagu sang penculik hingga berdarah.
" Ini perintah langsung dari Kaisar anda tidak bisa membantahnya." ucapnya.
Lois yang mendengarnya berdecih sebelum menurunkan pedang nya dari dagu penculik tersebut.
" Jika bukan karena perintah Kaisar aku pastikan dia mati, Chris." ucap Lois sebelum melangkah kakinya pergi sambil matanya melirik ke arah anak kecil yang sudah aman di gendongan salah satu prajurit istana.
Chris yang melihat kepergian Pangeran hanya menghela nafasnya menghadapi sikap arogan dari Tuannya.
" Bawa anak itu kembali ke keluarga nya, saya akan mengejar Pangeran." ucap Chris kepada prajurit itu.
" Baiklah Tuan Chris." ucapnya sambil tersenyum.
Setelah itu Chris langsung mencari keberadaan Pangeran Lois yang pergi entah kemana. Sampai ia melihat Pangeran sedang mengelus kuda miliknya.
" Salam Pangeran kedua." ucap Chris sambil membungkuk hormat.
Lois yang sedang mengelus kudanya mengadahkan kepalanya memandang datar Chris.
" Kita kembali ke istana." ucap Lois yang langsung menaiki kudanya dan melajukan nya dengan cepat.
Di susul juga oleh Chris yang juga sudah menaiki kudanya yang tadi sempat ia titipkan kepada prajurit.
" Apa festival semalam sangat seru Pangeran sampai anda hampir melupakan tugas anda semalam." ucap Chris.
Lois yang mendengarnya langsung mengingat bagaimana dia menghabiskan waktunya bersama Aliesa dan Flora. Ia yakin sekali bahwa Flora adalah Puterinya meskipun matanya berwarna cokelat. Tapi Lois tahu bahwa Flora menggunakan sihir pengubah bola matanya.
" Tidak ada urusannya dengan mu." ucap Lois dengan datar.
...****************...
Sedangkan di sisi lain Aliesa merasakan perasaan khawatir terhadap sesuatu.
" Entah mengapa aku sepertinya merasa curiga dengan pria itu. Bahkan tadi Flora bisa begitu dekat dengannya. Padahal Flora sama sekali tidak suka orang asing. Hah...ini membuatku pusing." ucap Aliesa yang duduk di samping Flora yang sudah tertidur.
Untung saja Aliesa sudah menata barang-barang yang berada di kamar. Setidaknya ia dan Flora tidak harus tertidur di bawah.
Aliesa berdiri melangkahkan kakinya ke arah jendela yang menampakkan hujan yang turun dengan deras.
" Aku tidak tahu siapa namamu, Tapi setidaknya aku ingin mengucapkan terimakasih membuat Flora bahagia." ucap Aliesa sambil tersenyum membayangkan kejadian menyenangkan di festival tadi.
Countine...
mungkin malsudnya barier