NovelToon NovelToon
Pengasuh Cantik Milik Sang Presdir

Pengasuh Cantik Milik Sang Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Jeju Oranye

Bagaimana jadinya jika seorang gadis manja harus menjadi pengasuh 3 anak CEO nakal yang tiba-tiba sangat lengket padanya?

Rosetta, seorang gadis cantik yang berusia 19 tahun, adalah putri seorang bupati yang memiliki keinginan untuk menjalani hidupnya sendiri. Namun ayahnya telah membuat keputusan sepihak untuk menjodohkan Rosetta dengan seorang pria tuatua bernama tuan Bramasta, yang memiliki usia dan penampilan yang tidak menarik. Rosetta sangat enggan dengan keputusan ini dan merasa bahwa ayahnya hanya menggunakan dia sebagai alat untuk meningkatkan karir politiknya.

Hingga puncaknya Rosetta memutuskan untuk kabur dari rumah. Di sisi lain ada Zein arga Mahatma, seorang bussiness man dan single parents yang memiliki tiga anak dengan kenakalan di atas rata-rata. Karena kebadungan anak- anaknya juga tak ada yang sanggup untuk menjadi pelayan di rumah nya.

Dalam pelarian nya, takdir mempertemukan Rosetta dan ketiga anak Zein yang nakal, bagaimana kah kelanjutannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter : 14

Rosetta dan Chiara menuju ke dapur yang tampak besar dan modern, lengkap dengan peralatan masak yang mengkilap itu. Baru tadi pagi Rosetta melihat Zein yang memasak di sini, terlihat sangat cekatan dan lihai, seperti memasak adalah salah satu hobi pria itu. Karena penasaran, Rosetta coba untuk menanyakan nya pada Chiara.

"Hum, Chiara. " panggil Rosetta.

"Ya atee? "

"Ayah mu itu memang suka memasak ya? " Rosetta bertanya sambil membuka isi kulkas yang memang hampir penuh dengan berbagai bahan makanan, mulai dari sayuran segar hingga daging siap masak.

"Papa? hum, telkadang sih. Setau Chia, papa bakal masak buat kita kalau bi iyem tidak masuk. Tapi biasanya papa juga bakal pesen lewat HP, lebih simpel katanya, " ucap bocah perempuan itu, yang membuat Rosetta akhirnya mengangguk mengerti. Bertambah lagi informasi yang dia dapat kan mengenai bosnya itu. Semakin bertambah informasi semakin Rosetta mengenal dengan baik Zein dengan ketiga anaknya ini.

"Tapi Chiara, atee sebenarnya tidak bisa memasak. " ungkap Rosetta dengan jujur setelah menutup pintu lemari es.

Chiara awalnya terdiam, lalu bocah itu tiba-tiba tertawa. "Atee, tidak usah di bawa libet deh! kan kita bisa memasak spaghetti yang gampang. "

Seperkian detik kemudian, Rosetta akhirnya menyadari itu. Padahal banyak resep masakan yang di buat menjadi bumbu praktis juga, aihh kenapa dia tidak menyadari nya lebih awal ya. Dan sekarang terlihat siapa yang sebenarnya lebih pintar di sini.

"Aih sissy bodoh. " dia menepuk jidatnya sendiri karena malu.

"Ehehe baiklah kalau begitu, ayo kita buat spaghetti saja, " ucapnya dengan sertai cengiran, biar gak malu- malu amat karena dia kelihatan tidak pintarnya.

Chiara mengangguk dengan semangat "Oke atee. "

Pertama- tama Rosetta memakai celemek di tubuh nya, begitu pun Chiara yang memakai celemek ukuran mini yang jelas pas dengan ukurannya. Mereka benar-benar sudah satu vibes, seperti ibu dan anak meski kenyataan nya umur Rosetta masih sangat muda yakni sembilan belas tahun tapi dirinya memiliki sisi keibuan yang jelas terlihat ketika dia sudah bertemu dengan anak-anak kecil, seperti Chiara ini.

Setelah itu Rosetta mulai mengeluarkan bahan-bahan yang diperlukan dari kulkas: pasta, tomat, bawang, dan berbagai rempah-rempah.

Chiara membantu dengan antusias dengan cara memindahkan semua bahan ke dalam mangkuk plastik untuk di cuci, meski bantuannya tidak terlalu kentara karena dia masih kecil tapi itu sedikit membantu.

Rosetta mengambil panci dan menuangkan air ke dalam nya, lalu meletakkannya di atas kompor untuk kemudian menuangkan mie spaghetti yang masih mentah ke dalam air yang menggolak.

"Oh ya kita butuh beberapa saus. " celetuk Rosetta mencari bahan penyimpanan saus, tapi ternyata tempat nya berada di laci bagian paling atas.

"Aduh bagaimana ya cara mengambilnya, " gumam Rosetta gundah, sebab jaraknya sangat tinggi dari ukuran tubuhnya sendiri.

Chiara menyadari kegelisahan Rosetta. "Coba atee pakai kulsi kecil ini. "

"Gadis pintar, " puji Rosetta pada Chiara yang kemudian melancarkan ide bocah itu.

Rosetta mengambil sebuah kursi dan meletakkan nya di depan, dia kemudian naik ke atas kursi kecil itu dan mencoba untuk menggapai gagang pintu laci.

Padahal ukuran kursinya sudah lumayan tinggi tapi dia tetap tidak mampu untuk menggapai nya meski dia sudah menjulurkan tangannya hingga terasa kebas dan linu, sampai akhirnya Rosetta kehilangan keseimbangan nya. Kakinya yang menapakai atas kursi mulai goyah dan akhirnya dia hampir terjungkal dengan kakinya yang keseleo.

"Aaaah! " Rosetta memekik. Tubuh nya benar-benar limbung ke belakang, matanya memejam, ia sudah pasrah jika harus jatuh ke lantai yang keras.

Eh, tapi. Kok terasa ringan? dia seperti melayang, atau hanya perasaannya saja?

Saat Rosetta pelan- pelan membuka mata. Mata sayunya justru malah bertemu dengan tatapan tajam seseorang, siapa lagi jika bukan Zein.

Tangan kekar pria itu menahan tubuh Rosetta dari belakang, sebelahnya lagi terlilit di antara pinggang Rosetta yang kecil. Gadis itu terhenyak lantas hendak berdiri untuk membebaskan diri. Tapi hal tidak terduga lainnya, Zein justru tidak melepas pelukan nya. Mata keduanya malah terkunci untuk beberapa saat, sebelum akhirnya Rosetta tersadar kembali ke dunia nyata.

"Tuan, tolong lepaskan aku! " Desak Rosetta yang akhirnya membuat Zein tersadar dan melepaskan belitan tangannya.

Zein hanya bergumam "oh" dan "ya" lalu keduanya malah terserang kecanggungan yang luar biasa. Rosetta hanya bisa berdiri gugup sambil mengusap bagian tengkuknya. Ia meremang karena tadi mereka begitu dekat lebih intens daripada saat di mobil tadi pagi. Bahkan jejak tangan kekar Zein di pinggangnya masih terasa karena pria itu begitu erat mencengkram pinggang nya tadi.

Chiara yang menyaksikan semua itu hanya tersenyum- senyum penuh arti. Detik berikut nya Chiara menghambur memeluk pinggang ayahnya itu.

"Papa!" serunya girang. "papa kok pulang sangat awal, biasanya pulang malam. "

Zein tersenyum, mengangkat anaknya itu ke gendongan tangannya. "Ya, karena papa mengkhawatirkan mu. Karena biasa nya mbok iyem yang akan menjemput mu dari TK."

"Ih papa lupa ya. Sekarang kan ada atee sissy. Atee sissy sudah melawat aku dengan sangat baik. " ujar nya begitu jujur dan polos.

Zein selalu gemas setiap kali melihat cara putrinya berbicara yang selalu centil khas anak- anak. Dia pun melabuhkan kecupan di pipi Chiara. "Baiklah, papa begitu senang karena kamu baik- baik saja. Sekarang pergi mainlah dulu, ada yang ingin papa bicarakan dengan atee Sissy mu. "

"Baik papa. "

Zein pun menurunkan anaknya kembali dan Chiara langsung berlari meninggalkan dua orang itu untuk pergi bermain di ruang tengah.

Kini setelah hanya ada mereka berdua. Zein mulai menatap lekat ke arah Rosetta yang terus saja menunduk sejak tadi.

"Apa yang sedang kau lakukan? " tanya Zein seraya meletakkan tangan di atas perutnya.

"Memasak tuan, " jawab Rosetta dengan gugupnya.

Zein memandang nya skeptis. "Apakah bisa? bukankah kau sendiri yang bilang jika kau tidak bisa memasak, tadi pagi? "

"Ya makanya saya ingin belajar tuan. " sahut Rosetta sedikit nyolot karena merasa Zein meragukan usahanya, sedetik kemudian dia tersadar dan menunduk semakin dalam.

"Maaf tuan. " cicitnya pelan.

Jantung Rosetta berdetak kencang kali ini bukan karena gugup tapi lebih ke takut. Bagaimana jika pria itu marah dan mengusirnya? dia akan tinggal di mana setelah ini? itu yang dia pikirkan.

Zein masih menatapnya lekat, alisnya berkedut. "Tatap aku. "

Sedetik

Dua detik

Tak ada jawaban. Rosetta semakin takut saja jika dia akhirnya di pecat padahal baru pertama hari kerja.

Sementara Zein semakin mendekat, tangannya terulur di samping pinggang gadis itu.

Sebelah tangannya lagi mendekat ke arah wajah Rosetta, lalu dia mengangkat dagu gadis itu dengan jemarinya.

"Jika sedang berbicara dengan seseorang, tatap matanya. " ucap Zein lebih seperti sebuah perintah. "Paham? "

Seakan terhipnotis dengan tatapan Zein yang membius kan membuat Rosetta hanya bisa mengangguk.

Mereka tetap bertahan dalam posisi itu selama beberapa saat, sebelum akhirnya Rosetta mulai bersuara.

"Tuan, apakah akan memecat ku? "

Zein tersenyum miring. "Bagaimana mungkin, sementara anak- anak ku sangat menyukai mu. "

*******

Heleh bilang aja lo juga mulai terpesona bang🤭

1
Dancingpoem
🥰🥰🥰🥰🥰
beybi T.Halim
awal yang memacu adrenalin ..,dengan anak2 yg luar biasa pintar 😊
Harwanti Jambi
Haha jodoh tak pernah salah jalan
Dancingpoem: betul 👍
total 1 replies
𝓖𝓒 ⃟👑Atdgies🦋
apa itu Zein, benih cinta kah/Shy/
Dancingpoem: hahahaha
total 1 replies
Iqlima Al Jazira
🤦🏼‍♀️🤦🏼‍♀️
Dancingpoem: hahaha/Joyful/
total 1 replies
tutiana
Luar biasa
Dancingpoem: terimakasih untuk rating 5 nya/Determined/
total 1 replies
Moh Rifti
up
Nikma: Permisi kakak Author ..

Halo kak reader, kalau berkenan boleh mampir novel aku juga ya 'Kesayangan Tuan Sempurna' ..
Terima kasih😊🙏
total 1 replies
Helen@Ellen@Lenz
lanjut thor biar seru 💪💪
Helen@Ellen@Lenz: iya pasti dong
Dancingpoem: siappp, smoga tetap setia ya ngikutin cerita nya/Smile/
total 2 replies
Moh Rifti
next
Moh Rifti
/Determined//Determined//Determined/
Moh Rifti
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Helen@Ellen@Lenz
sy doakan moga jln cerita yg authur buat moga sukses ya dan dilimpahi rezeki bt ceritanya
Dancingpoem: Aamiin MasyaAllah terharu sekali komentar nya kak, semoga kk juga sehat selalu ya sekeluarga Aamiin 🥺😇🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!