NovelToon NovelToon
Office Girl Pribadi CEO

Office Girl Pribadi CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Romansa Fantasi / CEO / Kehidupan di Kantor / Office Romance / Chicklit
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Alensvy

Aulia, gadis sederhana yang baru saja bekerja sebagai office girl di kantor megah milik CEO ternama yang dikenal kaku dan sulit didekati, tiba-tiba menjadi pesuruh pribadinya hanya karena kopi buatan Aulia.

Hayalannya menjadi karyawan yang baik dan tenang hancur seketika akibat bosnya yang tukang suruh-suruh hal yang tidak-tidak semakin membuatnya jengkel.

Sifatnya yang ceria dan kelewat batas menjadi bulan-bulanan bosnya. Akankah ia mampu bertahan demi uang yang berlimpah? Atau...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alensvy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penyebab Aldiano Tidak Bisa Merasakan Rasa

...****************...

Malam itu, Aulia duduk di meja makan apartemen Aldiano, mengaduk-aduk sup yang baru saja ia buat. Aldiano, seperti biasa, duduk di seberangnya dengan ekspresi datar, menikmati makanannya dengan tenang.

Tapi kali ini, Aulia memperhatikan sesuatu. Biasanya, Aldiano makan dalam diam, hanya sesekali mengomentari rasa makanan. Tapi malam ini, ada ekspresi berbeda di wajahnya—sesuatu yang samar, seperti sedang tenggelam dalam pikirannya sendiri.

Aulia meletakkan sendoknya dan menyandarkan dagu di tangan. "Pak, saya penasaran. Sebenarnya kenapa sih Bapak bisa gak ngerasain makanan?"

Aldiano berhenti mengunyah. Dia tidak langsung menjawab, hanya menatap sup di depannya sejenak sebelum akhirnya meletakkan sendoknya perlahan.

Aulia bisa merasakan perubahan atmosfer. Suasana yang awalnya santai jadi terasa lebih berat.

"Aku tidak terlahir seperti ini," kata Aldiano akhirnya.

Aulia mengernyit. "Terus?"

Aldiano menatapnya sebentar sebelum kembali menatap piringnya. "Dulu aku bisa merasakan makanan seperti orang lain. Tapi, saat kecil, ibuku selalu memaksaku makan."

Aulia mengerutkan kening. "Maksudnya?"

Aldiano menghela napas, seolah enggan mengingat masa lalu. "Aku ini dulu anak yang sangat kurus. Ibuku benci melihat begitu. Dia selalu berkata kalau aku tidak makan cukup banyak, aku akan sakit, akan mati kelaparan. Jadi, dia terus menyuruhku makan, berkali-kali dalam sehari, tidak peduli aku lapar atau tidak."

Aulia terdiam, mendengarkan dengan serius.

"Dia juga selalu memaksaku makan makanan panas," lanjut Aldiano. "Katanya, makanan panas lebih sehat. Dia akan menyajikannya langsung dari panci, masih mengepul, dan menyuruhku memakannya saat itu juga. Kalau aku menolak, dia akan marah."

Aulia merasa dadanya sedikit sesak mendengarnya.

"Sampai suatu hari, entah bagaimana… mulutku tiba-tiba mati rasa." Aldiano menatapnya. "Aku tidak bisa merasakan makanan lagi sejak saat itu."

Aulia tertegun. "Jadi… itu karena trauma?"

Aldiano tidak menjawab, hanya kembali mengambil sendoknya dan melanjutkan makannya seolah tidak terjadi apa-apa.

Aulia menatapnya dengan ekspresi rumit. Ia tidak pernah mengira alasan di balik kondisi Aldiano begitu berat.

Dia menelan ludah dan mencoba mencairkan suasana. "Terus, kalau misalnya saya paksa Bapak makan makanan panas, nanti jadi bisa ngerasain semua makanan lagi gak?"

Aldiano berhenti mengunyah dan menatapnya datar. "Kalau mau mati, silakan coba."

Aulia tertawa kecil. "Hadeh, bercanda doang, Pak!"

Tapi meski ia tertawa, hatinya masih terasa berat.

Ia melihat Aldiano yang kini kembali fokus ke makanannya, dan untuk pertama kalinya, Aulia sadar kalau di balik sikap dinginnya, pria itu menyimpan luka yang tidak pernah ia tunjukkan pada siapa pun.

Dan entah kenapa, itu membuatnya ingin tetap ada di sini.

...****************...

Aulia berdiri di depan pintu apartemen Aldiano, siap kembali ke unitnya sendiri yang berada satu lantai di bawah. Malam ini terasa lebih sunyi dari biasanya, entah karena apartemen yang memang sepi atau karena percakapan serius mereka tadi masih terngiang di pikirannya.

Sebelum membuka pintu, Aulia menoleh ke arah Aldiano yang masih berdiri tak jauh darinya. Pria itu menatapnya dengan ekspresi seperti biasa—datar, sulit ditebak.

Aulia tersenyum kecil. "Pak, makasih ya."

Aldiano mengangkat alis. "Untuk apa?"

Aulia menyandarkan tangan di kusen pintu, memiringkan kepala. "Ya, untuk tadi. Bapak cerita tentang trauma Bapak. Itu pasti nggak gampang."

Aldiano diam. Matanya sedikit menyipit, seolah baru menyadari sesuatu.

Aulia terkekeh pelan. "Kenapa? Kaget karena udah cerita ke saya?"

Aldiano masih tidak menjawab, tapi tatapannya berubah sedikit lebih tajam. Seolah sedang mencerna sesuatu yang bahkan dia sendiri belum bisa pahami.

Aulia tersenyum lebih lebar. "Tenang aja, saya gak bakal cerita ke siapa-siapa. Saya kan karyawan yang bisa dipercaya."

Aldiano menatapnya lama sebelum akhirnya bersuara. "Aku tidak pernah membicarakan itu ke siapa pun sebelumnya."

Aulia terdiam.

Aldiano mengalihkan pandangannya ke arah jendela besar di ruang tamu, menatap kota yang berkilauan di malam hari. "Bahkan ke Teddy sekalipun."

Aulia mengerjap. Dia tahu Teddy adalah sekretaris kepercayaan Aldiano, orang yang selalu ada di sisinya dalam urusan pekerjaan. Jika bahkan Teddy tidak tahu…

Aulia menatap Aldiano dengan bingung. "Terus, kenapa ke saya?"

Aldiano tidak langsung menjawab.

Aulia menunggu. Tapi jawaban yang ia harapkan tidak kunjung datang. Yang ada, hanya pria itu yang kembali menatapnya dengan ekspresi yang… aneh. Seperti sedang menilai sesuatu dalam dirinya.

Aulia menelan ludah, tiba-tiba merasa sedikit gugup.

Akhirnya, Aldiano hanya menghela napas pelan. "Sudah malam. Pergilah tidur."

Aulia mengerutkan kening. "Hei, jangan ganti topik gitu, dong—"

"Tutup pintunya dari luar."

Pintu langsung ditutup di depan wajahnya.

Aulia melongo. "Eh? Pak?! Ya ampun, tega banget!"

Dari dalam, Aldiano bisa mendengar Aulia mengomel sambil berjalan ke arah lift.

Sementara itu, ia sendiri masih berdiri di depan pintu, menatap kosong ke arah lantai.

Dia tidak pernah menceritakan trauma itu kepada siapa pun. Bahkan saat dokter bertanya, bahkan saat Teddy mencoba mencari tahu, dia selalu menghindar.

Tapi tadi… dia mengatakannya begitu saja.

Kepada Aulia.

Kenapa?

Aldiano tidak mengerti.

Dan itu membuatnya sedikit kesal.

Dengan mendengus pelan, ia berjalan ke sofa dan menjatuhkan dirinya di sana.

Tapi meski matanya terpejam, bayangan wajah Aulia yang tersenyum tadi tetap tidak bisa hilang dari kepalanya.

Sial.

.

.

Next👉🏻

1
🥀🇹🇼🍁
Luar biasa
🥀🇹🇼🍁
menarik /Kiss/
Adinda
Mampus kau Aldiano memang pria cuma kamu saja
Alen's Vy: Klo cowo kebanyakan gengsi gitu, ujung2nya kalau ga kena sial ya nyesal😭
total 1 replies
Adinda
sabar Aulia
Adinda
Aulia semangat
Adinda
cerita bagus komedinya juga Ada,semangat Thor
Alen's Vy: Makaciww udah singgah, dan dukungannya ya kak💕🤩
total 1 replies
IamEsthe
'hati ini kaki'? maksudnya apa?

Dalam dunia kerja, tidak ada adaptasi dengan dikasih waktu berkeliling. Perusahaan manapun waktu adalah uang, dan mereka tidak mau yang namanya rugi.
kalo diterima itu artinya sudah siap langsung bekerja. perkara tidak tahu, biasanya diminta untuk bertanya pada senior/pegawai yang sudah lama bekerja. itu logik bukan hujatan ya.
IamEsthe: sama2. saran aku, mau dibuat cerita light atau dark. pentingnya riset buat ceritanya, biar enggak terkesan asal2an atau abal2 aja.

ini aku yg masih berkomentar, kalo kmu nemu yg lebih parah dari aku, ada lho. banyak banget.

lebih logik dan riset ya dalam ceritanya. semangat
Alen's Vy: Typo kak, Hari ini' gitu.
Btw terima kasiih banyak udah kasih kritik dan sarannya😭 Terharu, terima kasih ya kak udah mampir. Cerita ini memang sengaja dibikin kelihatan santai dan sedikit aneh karena karakter Aulia yang menyeleneh. 🙏🏻
total 2 replies
IamEsthe
kayaknya kamu kurang detail. Kamu tahu tugas HRD dalam perusahaan? Seharusnya Aulia dipersilahkan duduk dulu, diberi beberapa pertanyaan dan arahan akan tugas dia sebagai pegawai disana.

Tolong riset dulu ya biar logik ceritanya
IamEsthe
15 ini, lebih baik menggunakan huruf, bukan angka.

dibandingkan temui, pilih kata 'menghadap' karena ini lingkungan kerja. Ada SOP jelas yang harus diperhatikan dan ditaati pegawai.

"Silahkan langsung menuju lantai lima belas. Kamu menghadap ke Pak Edwin bagian HRD," jawabnya bla bla
IamEsthe
pemenggalan kalimatnya salah.

"Permisi. Saya Aulia, Office Girl yang baru. Mau lapor dulu nih, biar dibilang rajin," ujarnya
lunaa~✯
hai kak aku,ayok mampir juga di novel' ku jika berkenan 😊
Alen's Vy: Terima Kasih sudah mampir yaa🤩 Karya kamu juga bagus☺️
total 1 replies
Semangat
Bagus, banyak komedi
Semangat
kak, banyak bgt typonya, 😭🙏 tapi ceritanya bagus.
Alen's Vy: Lah iya.. Nanti aku revisi yak. Btw makaciw udah teliti💕
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!