Amber Kemala, janda yang memiliki trauma atas kegagalan pernikahannya itu bekerja sebagai seorang pelatih tari balet anak-anak. Namun ia mendapatkan tawaran khusus dari seorang duda tampan untuk menjadi pengasuh putri kecilnya, yang tidak lain adalah murid Amber sendiri.
Arion Maverick, duda dengan segudang pesona. Ia melakukan sebuah kesalahan pertama yang membuatnya semakin tergila-gila pada pengasuh sang anak. Laki-laki itu selalu merasakan hasrat yang memuncak dan keinginan yang menggebu-gebu setiap kali bersama Amber.
Sekali saja bibir Arion pernah mengecap hangat tubuh wanita bernama Amber, selamanya laki-laki itu tidak bisa melupakannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vey Vii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membalas Perkataannya
Amber meninggalkan kediaman Arion dan mengantar Aara hingga ke depan gerbang sekolah gadis kecil itu. Sebelum kembali pulang, Amber harus memastikan Aara masuk ke dalam sekolahnya di dampingi oleh gurunya.
Saat Aara sudah bersama seorang guru yang menyambut kedatangannya, gadis itu melambaikan tangan pada Amber yang berdiri di dekat gerbang.
Amber tersenyum, mengamati Aara berjalan menjauh menuju kelasnya.
Usai dari sekolah, Amber kembali ke rumah Arion. Saat ia masuk ke dalam rumah, ia mendapati Caroline duduk di ruang tamu bersama kakaknya.
"Kakak! Aku harus pergi. Tidak bisakah kau pinjamkan aku sehari saja?" rengek Caroline.
"Tidak, kau bisa pergi bersama teman-temanmu!" tolak tegas Arion.
"Tapi aku sudah terlanjur berjanji pada mereka jika aku akan mengajak mereka pergi dengan jet pribadimu."
"Itu kesalahanmu! Kenapa menjanjikan sesuatu yang tidak pasti."
"Ah, Kakak!" Caroline menghentakkan kakinya dengan kasar di lantai.
Amber mengabaikan dua bersaudara yang tengah berdebat. Wanita itu menaiki anak tangga menuju kamar Aara.
Melihat bagaimana tingkah manja Caroline pada Arion, Amber mengingat perkataan Claire kemarin. Wajar saja Claire menolak kembali rujuk dengan mantan suaminya, karena dalam hidup Arion, ada dua parasit yang terus menggerogoti kehidupan pribadi laki-laki itu.
Wanita manapun tidak akan bisa bertahan jika keluarga suaminya adalah keluarga yang sangat tidak menyenangkan. Terlebih, sifat Dayana yang terlalu ikut campur dan sok mengatur pasti membuat Claire tertekan selama menjalani pernikahannya dengan Arion.
Mengisi waktu kosongnya sampai jam pulang sekolah Aara, Amber merapikan kamar gadis kecil itu. Mulai dari menata semua boneka, mainan, hingga merapikan baju-baju di lemari yang mulai berantakan.
Selang dua jam, Amber sudah membereskan seluruh kamar. Kini semuanya tampak lebih rapi dan bersih. Wanita itu duduk berselonjor di lantai sambil bermain ponsel. Namun, Caroline datang tak di undang dan tiba-tiba duduk di atas kasur Aara. Amber terkejut, namun berusaha untuk tidak peduli.
"Jadi, kau bisa bebas bersantai saat keponakanku tidak di rumah?" tanya Caroline.
"Aku sudah menyelesaikan pekerjaanku," jawab Amber.
"Seharusnya kau membantu para pelayan jika Aara sedang sekolah. Jangan seenaknya bersantai seperti ini, untuk apa Kakakku membayarmu dengan gaji besar?"
"Kakakmu membayarku untuk mengurus Aara saja. Bukan menjadi pelayan!" seru Amber. Ia sama sekali tidak takut dengan sikap sok berkuasa wanita muda itu.
Terdengar hembusan napas kasar dari mulut Caroline. Ia jelas tidak suka mendengar jawaban Amber.
"Hei, apa kau mengguna-guna kakakku? Bagaimana bisa dia lebih membela pengasuh sepertimu ketimbang mamanya sendiri?"
"Karena aku memang tidak bersalah. Kakakmu hanya melakukan yang seharusnya."
"Benar kata Mama, kau adalah pengasuh yang lancang dan tidak tahu diri!" hardik Caroline.
Amber menarik napas panjang, menghembuskannya perlahan dan tetap bersikap tenang.
Caroline turun dari kasur, ia berdiri tepat di depan Amber. Dengan tatapan sinis, wanita itu mencondongkan tubuhnya ke arah Amber yang masih asik di lantai.
"Jangan sekali-kali kau menggoda kakakku! Awas kau!" seru Caroline.
Amber tersenyum mendongak, mengamati betapa angkuh wanita yang lebih muda di depannya. Hanya karena ia adalah adik seorang Arion, apa ia pantas bersikap semena-mena pada orang lain? Namun wajar, buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya. Caroline sangat mewarisi sikap dan perilaku Dayana.
"Maafkan aku, Nona Caroline. Sepertinya bukan aku yang menggoda kakakmu, tapi kakakmu lah yang berusaha menggodaku!" seru Amber. Ia bangkit dan berjalan keluar dari kamar Aara. Meninggalkan Caroline yang menatapnya dengan mata melotot lebar.
"Kurang ajar!" hardik Caroline keras.
...🖤🖤🖤...