Suamiku Cacat Dan Lumpuh

Karena tidak kuat air mata Karen keluar membuat asisten Han yang melihat air mata Karen mengambil tissue dan diberikan oleh Karen.

" Terima kasih." Ucap Karen.

" Sama - sama nyonya, apakah nyonya membenci ayah nyonya?" Tanya asisten Han

" Tidak." Jawab Karen

" Kenapa?" Tanya asisten Han sambil menaikkan salah satu alis matanya.

" Karena benci bisa merusak hati dan jiwa kita. Lebih baik mendoakan semoga ayah berubah dan mencintaiku karena aku sangat ingin merasakan kasih sayang seorang ayah." Jawab Karen

" Maaf apakah nyonya mencintai tuan muda David?" Tanya asisten Han

" Jujur iya." Jawab Karen jujur dan membuat wajah Karen memerah menahan malu.

" Apa yang membuat nyonya mencintai tuan muda David?" Tanya asisten Han

" Karena suamiku David sangat baik padaku walau suamiku David membeliku tapi suamiku menjaga kehormatanku . Aku tidak tahu jika seandainya aku di jual oleh ayahku ke pria hidung belang nasibku tidak akan seperti ini bisa jadi aku menjadi istri simpanan pria itu dan jika sudah bosan maka besar kemungkinan aku di jual kembali dengan pria lain." Ucap Karen sambil mengusap wajahnya dengan kasar.

" Bukankah di dalam perjanjian di tulis jika nyonya sudah menikah dan melahirkan seorang anak maka nyonya akan diceraikan, bukankah itu sama saja?" Tanya asisten Han

" Tidak sama karena aku tidak di jual lagi. Setidaknya hanya satu pria saja yang menyentuh tubuhku." Ucap Karen

" Apakah setelah bercerai nyonya tidak ada niat untuk menikah lagi?" Tanya asisten Han

" Tidak." Jawab Karen singkat dan tegas.

" Memang kenapa?" Tanya asisten Han

" Awalnya aku hanya ingin mengabdi sepenuhnya di panti asuhan tapi setelah aku pikir lagi di panti asuhan pasti membutuhkan uang maka aku ingin berkerja dan setengah dari penghasilan gajiku aku sumbangkan ke panti asuhan untuk merawat anak - anak yang tidak dikehendaki dan memberikan bantuan ke orang - orang yang membutuhkannya." Jawab Karen

" Kenapa melakukan itu semua?" Tanya asisten Han.

" Karena dulu waktu aku masih kuliah aku pergi ke rumah sakit untuk menengok temanku dan aku tanpa sengaja melihat ada orang tua yang tidak mampu membayar rumah sakit untuk putri mereka, putri mereka di tolak di rumah sakit padahal putrinya sangat membutuhkan perawatan hingga akhirnya di bawa pulang. Besoknya aku mendengar putrinya meninggal padahal aku ada rencana pulang kerja mau ke rumahnya." Ucap Karen dan tidak berapa lama air matanya keluar.

" Sejak saat itu aku berjanji pada diriku sendiri untuk menyimpan uang yang sangat banyak tanpa sepengetahuan ayahku agar bisa membantu orang yang tidak mampu karena aku tidak tega melihat orang menderita. Sekuat tenaga aku ingin membantu mereka yang membutuhkan pertolongan." Sambung Karen

" Sungguh mulia hati nyonya, oh iya sudah waktunya makan siang, nyonya mau makan apa? Biar saya yang memesan makanan untuk nyonya." Ucap asisten Han

" Apakah suamiku sudah makan?" Tanya Karen menjawab pertanyaan dengan pertanyaan

" Maaf nyonya saya kurang tahu, memang kenapa nyonya?" Tanya asisten Han.

" Kalau suamiku makan makan maka aku juga ikut makan tapi kalau suamiku tidak makan maka aku juga tidak makan. Bisakah kak Han menghubungi suamiku?" Tanya Karen dengan wajah merona merah.

" Bisa nyonya saya akan hubungi tuan muda David." Jawab asisten Han.

Asisten Han menghubungi tuan muda David dan deringan pertama langsung di angkat oleh tuan muda David.

" Selamat siang tuan." Sapa asisten Han

" Ya ada apa?" Tanya tuan muda David pura - pura tidak tahu.

Hatinya sangat senang mendengar ucapan istrinya yang bernama Karen.

" Apakah tuan sudah makan?" Tanya asisten Han

" Belum, kenapa kamu tanyakan itu Han?" Tanya tuan muda David pura - pura tidak tahu.

" Maaf tuan, kata nyonya Karen jika tuan muda David makan maka nyonya Karen juga ikut makan tapi kalau tuan tidak makan maka nyonya Karen juga tidak makan." Ucap asisten Han menjelaskan.

" Bilang pada istriku aku akan makan sekarang." Ucap tuan muda David.

" Baik tuan." Jawab asisten Han

" Jangan lupa semua fotoku bersama wanita ular itu di buang ke tong sampah." Perintah tuan muda David.

" Baik tuan." Jawab asisten Han lagi.

tut tut tut tut tut

Tuan muda David langsung memutuskan sambungan komunikasinya.

" Nyonya, katanya tuan muda David mau makan sekarang." Ucap asisten Han

" Baiklah." Jawab Karen

" Nyonya mau pesan makanan apa? Biar saya yang pesankan." Ucap asisten Han.

" Apa saja saya suka." Jawab Karen

" Baiklah, di tunggu nyonya makanannya dan maaf saya akan pergi ke ruangan saya." Ucap asisten Han.

" Baiklah." Jawab Karen sambil tersenyum.

" Oh iya ada yang saya lupa." Ucap asisten Han

" Apa itu kak?" Tanya Karen dengan nada bingung

" Kata tuan muda David di suruh membuang semua pigura." Ucap asisten Han.

Asisten Han langsung mengambil semua pigura yang ada foto tuan muda David dengan mantan kekasihnya untuk di buang ke tong sampah.

" Kak Han, tunggu jangan dibuang dulu." Pinta Karen.

Karen mengambil gunting yang berada di meja kemudian menggunting foto tersebut menjadi dua bagian begitu pula dengan foto lainnya.

" Foto suamiku jangan di buang cukup foto wanita itu." Ucap Karen

" Baik nyonya." Jawab asisten Han sambil membuang semua foto tersebut ke tong sampah.

" Maaf nyonya saya tinggal dulu." Pamit asisten Han.

" Ok." Jawab Karen singkat.

Asisten Han pergi meninggalkan Karen sendirian sedangkan Karen sambil menunggu makanan datang Karen mengambil satu dokumen kemudian mulai membacanya setelah selesai membaca Karen mengetik di laptop milik tuan muda David.

Tidak terasa sudah lima dokumen yang sudah selesai dikerjakan bertepatan pintu ruangan tuan muda David di ketuk.

tok

tok

tok

" Masuk." Ucap Karen

ceklek

Seorang wanita membuka pintu sambil menatap tajam ke arah Karen.

" Maaf nyonya ini makanannya." Ucap wanita yang masih berdiri di depan pintu dan nada bicaranya sangat ketus.

" Terima kasih." Jawab Karen sambil tersenyum kemudian berdiri dan melangkahkan ke dua kakinya menuju ke tempat wanita itu untuk mengambil dua paper bag yang berisi makanan dan minuman.

bruk

Wanita itu dengan sengaja menjatuhkan makanan tersebut hingga makanan itupun jatuh berhamburan ke lantai.

" Upss... Aduh nyonya kenapa dua paper bagnya jatuh." Ucap wanita itu dengan mengangkat ke dua tangannya ke arah mulutnya seakan pura - pura tidak sengaja melakukannya.

plak

Karen menampar wanita itu sambil menatap tajam.

" Aku tahu kamu itu sengaja, bersihkan lantai itu!! Perintah Karen

" Hai, wanita murahan beraninya menamparku, jangan kurang ajar ya? Walau nyonya istri CEO tapi saya tidak takut karena aku adalah calon istri Ceo." ucap wanita itu berbohong sambil tangan kanannya memegangi pipinya bekas tamparan Karen.

" Oh ya kalau benar kenapa suamiku malah memilih menikah denganku bukan wanita murahan seperti dirimu?" Tanya Karen sambil ke dua tangannya diletakkan di dadanya.

" Hai jangan kurang ajar ya nyonya itu perempuan murahan. Bersiap - siaplah jika calon suamiku bosan nyonya akan di tendang." Hina wanita itu lagi.

" Hai nona, lihat pakaianmu itu mirip wanita murahan. Apakah tidak ada pakaian lagi hingga pakaian yang kurang bahan kamu pakai hah!!!" Bentak Karen.

Wanita itu sangat marah dan ingin menampar Karen tapi dengan sigap Karen menahan tangan wanita itu dan melintirnya ke arah belakang.

" Sakit, lepaskan!!!" Teriak wanita itu.