Di tengah hiruk-pikuk kehidupan kota metropolitan, adalah seorang pemuda yang terjebak dalam lingkaran kemiskinan dan bullying. Setiap hari di kampusnya, ia menjadi sasaran ejekan teman-teman sekampusnya, terutama karena penampilannya yang sederhana dan latar belakang keluarganya yang kurang mampu. Namun, segalanya berubah ketika sebuah insiden tragis hampir merenggut nyawanya. Dikeroyok oleh seorang mahasiswa kaya yang cemburu pada kedekatannya dengan seorang gadis cantik, Calvin Alfarizi Pratama terpaksa menghadapi kegelapan yang mengancam hidupnya. Dalam keadaan putus asa, Calvin menerima tawaran misterius dari sebuah sistem Cashback yang memberinya kekuatan untuk mengubah hidupnya. Sistem ini memiliki berbagai level, mulai dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi, di mana setiap level memberikan Calvin kemampuan dan kekayaan yang semakin besar. Apakah Calvin akan membalas Dendam pada mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayya story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Strategi Dan Ancaman Baru
Setelah perjalanan yang singkat, Calvin tiba di rumahnya. Dia merasa lelah, tetapi semangatnya tetap membara. Pertarungan malam itu telah menguji kemampuannya, dan dia tahu bahwa ancaman dari Raffael Tan tidak bisa dianggap remeh.
Calvin membuka pintu rumah dan disambut oleh ibunya, yang tampak khawatir.
"Calvin, kamu baik-baik saja? Aku mendengar ada keributan di bar tempatmu bekerja."
"Aku baik-baik saja, Bu. Hanya sedikit masalah yang sudah selesai," jawab Calvin sambil tersenyum, berusaha menenangkan ibunya. Namun, di dalam hatinya, dia tahu bahwa masalah ini belum sepenuhnya berakhir.
Setelah berbincang-bincang singkat dengan ibunya, Calvin naik ke kamarnya. Dia duduk di meja kerjanya dan mulai merenungkan langkah-langkah selanjutnya. Dengan saldo cashback yang cukup besar dan poin sistem yang terus bertambah, dia merasa lebih percaya diri untuk mengambil langkah berani.
Calvin memutuskan untuk Berhati hati pada lawan nya yang baru.
"Aku Harus berhati hati dalam bertindak," pikirnya.
"Sistem apa kau tahu siapa musuh baru yang akan aku Hadapi kali ini,melihat dari pengawal yang tadi datang dan bertarung dengan ku. Aku yakin mereka adalah orang orang terlatih" tanya Calvin dalam hatinya.
[Ding! Musuh Tuan bernama Raffael Tan,seorang pengusaha juga mafia dikota Sebelah"
"Apa yang harus aku lakukan sistem?"
[Ding! Misi baru Kalahkan Raffael Tan dalam Bisnisnya,waktu 1 Bulan]
[Hadiah:500 Poins sistem]
Dengan informasi dan Misi dari sistem Calvin merasa lebih siap untuk menghadapi tantangan yang akan datang. Dia tahu bahwa Raffael Tan tidak akan tinggal diam setelah kekalahannya.
Keesokan harinya, Aldo sudah menunggu di depan rumah Calvin.
"Bos, aku sudah menemukan beberapa perusahaan kecil yang bisa kita akuisisi. Mereka memiliki potensi yang bagus, tetapi kita perlu melakukan pendekatan yang hati-hati."
"Bagus, Aldo. Mari kita lihat satu per satu. Kita harus memastikan bahwa kita tidak hanya membeli perusahaan, tetapi juga bisa meningkatkan omzet mereka dalam waktu yang singkat," jawab Calvin.
Aldo mengangguk, dan mereka berdua berangkat menuju perusahaan pertama yang akan mereka kunjungi. Di dalam mobil, Calvin mulai merencanakan strategi. "Kita perlu menunjukkan kepada mereka bahwa kita bukan hanya investor, tetapi juga mitra yang bisa membantu mereka berkembang."
Setelah beberapa jam berkeliling, mereka akhirnya tiba di perusahaan pertama, sebuah usaha kecil di bidang teknologi yang sedang berjuang untuk bertahan. Calvin dan Aldo disambut oleh pemiliknya, seorang pria paruh baya bernama Budi.
"Selamat datang, Tuan Calvin. Saya mendengar banyak tentang Anda," kata Budi dengan senyum ramah, meskipun ada keraguan di matanya.
Calvin tersenyum kembali. "Terima kasih, Pak Budi. Saya di sini untuk melihat bagaimana kita bisa bekerja sama. Saya percaya perusahaan Anda memiliki potensi yang lumayan Cukup besar."
Pertemuan berlangsung dengan baik. Calvin menggunakan skill negosiasinya untuk menjelaskan visi dan misi yang ingin dia capai. Dia menunjukkan bagaimana investasi dan strategi yang tepat bisa mengubah nasib perusahaan Budi.
Setelah beberapa jam berdiskusi, Budi mulai terlihat lebih percaya diri.
"Saya suka visi Anda, Tuan Calvin. Namun, saya perlu waktu untuk mempertimbangkan tawaran ini."
Calvin mengangguk.
"Tentu, Pak Budi. Ambil waktu Anda. Namun, saya ingin Anda tahu bahwa kesempatan ini mungkin tidak akan datang dua kali."
Setelah pertemuan, Calvin dan Aldo keluar dari gedung dengan perasaan optimis.
"Kita sudah melakukan langkah pertama, Aldo. Sekarang kita perlu melanjutkan ke perusahaan berikutnya."
Namun, di balik layar, Raffael Tan sedang memantau setiap langkah Calvin. Dia tidak akan membiarkan Calvin mendapatkan keuntungan tanpa perlawanan. Rencana jahatnya sudah mulai terbentuk, dan Calvin harus bersiap menghadapi badai yang akan datang.
Di malam hari, Calvin kembali ke rumahnya. Dia merasa lelah tetapi puas dengan kemajuan yang telah dicapai. Namun, saat dia bersiap untuk tidur, ponselnya bergetar. Sebuah pesan masuk dari Aldo.
"Bos, kita perlu berbicara. Ada sesuatu yang tidak beres."
Calvin merasakan firasat buruk. "Apa yang terjadi, Aldo?"
"Raffael Tan mulai bergerak. Dia mengincar kita."
Calvin menelan ludah. "Kita harus bersiap.Mungkin lawan kita akan lebih berbahaya dari orang orang sebelumnya."
Dengan tekad yang semakin kuat, Calvin bersiap menghadapi tantangan yang lebih besar. Dia tahu bahwa pertempuran ini bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang-orang yang dia cintai.
Calvin menatap layar ponselnya dengan ekspresi serius. Pesan dari Aldo menegaskan bahwa Raffael Tan sudah mulai bergerak.
"Apa yang sudah dia lakukan?" Calvin mengetik cepat.
Tak butuh waktu lama, Aldo membalas.
"Beberapa perusahaan yang kita targetkan tiba-tiba mendapat tawaran investasi dari pihak lain. Tawaran mereka lebih besar dari kita. Aku yakin ini ulah Raffael."
Calvin mengerutkan kening. Dia sudah menduga bahwa lawannya kali ini bukan orang sembarangan. Raffael Tan tidak hanya kuat dalam pertarungan fisik, tetapi juga memiliki jaringan bisnis yang luas dan pengaruh besar di dunia bawah tanah.
Namun, Calvin tidak akan mundur.
Dia mengaktifkan Sistem Cashback, membuka fitur analisis pasar dan strategi.
[Ding! Deteksi Ancaman Bisnis: Pihak ketiga sedang mencoba mengintervensi rencana bisnis Anda.]
[Ding! Rekomendasi: Lakukan pendekatan taktis, gunakan daya tawar strategis, dan serang kelemahan lawan.]
Calvin tersenyum tipis.
"Baiklah, kalau kau ingin bermain kotor, aku juga tidak akan tinggal diam."
Dia langsung menghubungi Aldo.
"Kita akan melawan dengan strategi," katanya dengan tenang.
"Kumpulkan semua informasi tentang perusahaan yang kita incar. Kita harus tahu apa yang mereka butuhkan, bukan hanya uang, tetapi juga solusi jangka panjang."
Aldo mengangguk dari seberang telepon. "Baik, Bos. Aku akan mencari tahu detailnya."
Tak lama setelah menutup telepon, Calvin menerima panggilan lain nomor tidak dikenal.
"Calvin Alfarizi, ya?"
Calvin mengenali suara itu. Raffael Tan.
"Aku mendengar kau mulai ikut campur di wilayahku," lanjut Raffael dengan nada santai tapi penuh ancaman.
Calvin tersenyum dingin.
"Aku hanya melakukan bisnis. Jika kau merasa terancam, berarti aku berada di jalur yang benar."
Terdengar tawa kecil dari seberang. "Berani sekali kau, anak muda. Tapi dunia ini tidak semudah yang kau kira. Aku menyarankan kau mundur sebelum terlambat."
Calvin tetap tenang.
"Aku tidak akan mundur. Justru aku akan memastikan kau yang kalah dalam permainan ini."
Hening sejenak, sebelum Raffael berkata dengan nada lebih dingin.
"Baiklah. Kalau itu maumu, maka jangan salahkan aku jika segalanya menjadi lebih sulit untukmu."
Sambungan terputus.
Calvin menutup telepon dan menghela napas dalam. Dia tahu bahwa Raffael bukan tipe orang yang hanya mengancam dengan kata-kata. Akan ada aksi nyata yang menyusul.
Namun, Calvin tidak gentar. Dengan Skill Bela Diri Lv.3, Insting Bertempur, dan Refleksi Cepat, dia siap menghadapi segala kemungkinan.
Dan di dunia bisnis, dia memiliki senjata lain akal, strategi, dan Sistem yang membantunya.
"Baiklah, Raffael. Mari kita lihat siapa yang lebih kuat," gumamnya dengan tatapan tajam.