Xiao An wanita karir yang tengah menjalani kehidupannya tanpa hambatan. Tidak sengaja masuk ke dunia novel yang baru saja ia baca. Di novel dia menjadi Nona pertama Han Yu karakter antagonis, putri dari kediaman perdana menteri keuangan Han. Keluarganya sangat kaya dan hidup bergelimang harta. Kedua orangtuanya sangat mencintai putrinya memberikan semua yang di butuhkan. Sebab itu Nona pertama Han Yu sangat manja, pemarah, juga memandang rendah kalangan bawah. Kekejammnya terhadap pelayan membuatnya di takuti semua orang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kota pilihan
...~Dua bulan berikutnya~...
"Kakak yakin ini kediaman yang akan kita tinggali?" Han Rui menelan ludah pahit di tenggorokannya.
Han Yu mengangguk dengan senyuman. Gadis itu melangkah santai mendekat kearah pintu gerbang utama yang masih terbuat dari kayu. Sedikit dorongan,
Bbruaaakkk...
Pintu terlepas dari pengaitnya.
Tangan Han Yu di tarik kembali. "Ini tidak terlalu buruk." Tersenyum canggung.
Tuan Han membantu istrinya turun dari kereta. "Setelah perjalanan selama dua bulan. Akhirnya kita sampai di tempat yang aman. Istri ku, bagaimana pun kehidupan yang akan kita jalani. Yang terpenting kita semua masih bisa hidup bersama."
Nyonya Han memeluk lembut suaminya. "Berkat Yu er, keluarga kita bisa terselamatkan dari bahaya besar."
Krekkkekk...
Han Yu melangkah masuk melewati pintu rapuh yang telah terjatuh. Halaman tidak terlalu besar dengan kediaman sederhana di pinggiran hutan. Nafas lega terasa cukup menenangkan jiwanya. "Aaahhh... sangat segar." Merenggangkan tubuhnya. "Ayo, kita mulai."
"Ini terlalu menyesakkan. Leizu..." Menyandarkan tubuhnya pada pundak calon istrinya. Sesekali Han Rui menggoyangkan lengan wanita yang ia cintai. "Aaaa..." Ayahnya sudah menarik telinganya dengan kuat. "Tunggu... Tidak..." Dia di tarik kuat menuju kearah kediaman yang terlihat sangat rapuh. Mungkin angin kecil saja dapat merobohkannya. Dia memandang kearah istrinya berusaha meminta pertolongan.
"Kenapa para dewa harus memberikan putra cengeng seperti ini." Tuan Han terus menarik putranya. "Sebagai kepala keluarga kita harus lebih bisa bertanggung jawab." Saat di hadapan putrinya senyuman hangat terlihat. "Yu er, apa yang harus kita lakukan?" ujarnya lembut.
"Emm..." Han Yu mengambil dua sapu di pinggir kediaman. Memberikannya kepada ayahnya dan adiknya. "Kalian bisa membersihkan halaman depan dan ruangan dalam. Aku akan menata yang lainnya."
Di sisi lain Nyonya Han mengajak menantunya untuk duduk tenang di bawah pohon di dekat kediaman. "Kita bisa beristirahat di sini. Biarkan mereka bekerja menyelesaikan tugas masing-masing. Apa kamu ingin makan sesuatu? Aku bisa meminta penjaga untuk membelikannya dari kota terdekat." Sejak perjalanan menuju perbatasan wanita itu sangat menjaga menantunya juga bayi di kandungan Leizu. "Sebentar lagi kamu akan melahirkan. Jangan terlalu banyak bergerak. Menjaga kesehatan yang utama."
"Baik." Leizu mendegarkan dengan baik semua nasihat dan perhatian yang di berikan Ibu mertuanya. Kebahagiaan menyelimuti hatinya.
"Han Rui... Uhhhuhkk..." Teriakan terdengar dari arah dalam kediaman di sertai batuk yang kuat.
"Kakak, aku benar-benar tidak sengaja." Han Rui mengangkat tangannya ke atas setelah menjatuhkan sapu yang ia genggam. Karena gerakannya yang kaku semua debu mengarah kepada kakak perempuannya. Saat dia melihat ayahnya tatapan tajam seperti siap untuk menebas lehernya. Pemuda itu mundur perlahan.
Tuan Han berlari dengan sapu di tangannya mengejar putranya.
"Aaaa..." Han Rui berlari kencang keluar dari kediaman. Dia langsung bersembunyi di balik tubuh istrinya.
Tuan Han langsung melemparkan sapu di tangannya. "Beraninya kamu bersembunyi. Menantu, apa kamu butuh sesuatu?"
Leizu tersenyum dengan anggukan kecil lalu menatap Ibu mertuanya. "Ibu, aku ingin memakan buah anggur hitam."
Nyonya Han bangkit dari tempat duduknya. "Baik. Kita cari di kota terdekat." Dia membantu menantunya untuk bangkit berjalan menjauh menuju kearah kereta.
Tuan Han mengambil kembali sapu dari tanah. Memukulkan ke pantat putranya beberapa kali. Tidak terlalu kuat namun cukup membuat jera. Dia menarik telinga putranya menghampiri putrinya lagi.
Dua penjaga bersama pelayan Li An ikut membereskan kediaman. Setengah hari kediaman kecil itu telah di tata dengan sangat baik. Empat kamar, satu ruangan dapur dan satu ruangan untuk kamar mandi. Menjelang malam hari Nyonya Han bersama menantunya juga sudah pulang membawa banyak barang belanjaan.
Di ruangan kamar tidak terlalu besar Han Yu duduk santai menghadap cermin di depannya. Pelayannya Li An membantu menyisir dan menata rambut indahnya.
Tokkk...
Ketukan dua kali dari arah jendela terdengar. Pelayan Li An membukanya membiarkan orang di luar untuk masuk ke dalam ruangan kamar.
"Nona pertama." Ketua utama perkumpulan rahasia Yin memberikan hormatnya. "Kami sudah mendapatkan tempat untuk mengembangkan perkumpulan Yin. Di sekitar kediaman ini saya juga telah menempatkan seratus penjaga bergantian setiap harinya." Memberikan surat berisi informasi rahasia.
Han Yu sedikit menggeserkan tubuhnya agar dapat melihat pria itu. "Baik. Kamu bisa mengaturnya." Mengambil surat lalu membacanya. Setiap detail yang ada di Kota Dongmei dan tiga kota lainnya ada di dalam surat itu. Meskipun tempat yang saat ini menjadi pilihannya termasuk di kota buangan. Atau kota tanpa peraturan yang dapat memudahkan segala macam kejahatan terjadi. Han Yu tetap memilihnya. Kota kecil Ling selalu menjadi perebutan keempat wilayah berbeda.
Banyak budak yang di buang di kota Ling sehingga kota itu juga terkenal dengan kota pembuangan. "Siapa pemimpin kota ini?"
"Nona pertama, tidak ada yang memerintah di kota Ling sejak empat puluh tahun. Karena banyaknya konflik dan letak kota yang berada di ujung perbatasan timur. Tempat terjauh dari Ibu Kota. Kota ini menjadi terabaikan dari pemerintahan. Dan menjadi tempat pecahnya konflik empat kota lainnya yang saling memperebutkannya," jelas ketua utama perkumpulan rahasia Yin.
"Sebagai tempat persembunyian orang-orang seperti kita tentu ini tempat terbaik. Tapi keamanannya juga harus lebih di perkuat. Para bandit gunung tentu akan merasa terpanggil jika kita terlalu memperlihatkan kemewahan." Han Yu bangkit dari tempat duduknya. Dia berdiri di dekat jendela. "Rekrut siapa saja pria muda yang mau bergabung menjadi perkumpulan Yin. Buat perkumpulan ini menjadi lebih dapat di lihat orang awam sebagai tempat pelatihan. Pelatihan menjadi penjaga kediaman. Kita tarik mangsa dengan jalur jasa penjagaan kediaman. Untuk menginjakkan kaki lebih kuat di tempat berbahaya. Kita harus menjadi pemangsa terlebih dulu. Wanita juga dapat ikut jika mereka bersedia."
"Saya mengerti. Nona pertama, bagaimana dengan nama lain perkumpulan ini?" Ketua utama perkumpulan rahasia Yin menatap pasti.
"Pengawal Di Wei."
Ketua utama perkumpulan rahasia Yin langsung pergi setelah mendapatkan perintah selanjutnya dari Nona pertama.
Cahaya rembulan malam itu sama seperti hari sebelumnya. Hanya saja keadaan sudah jauh berbeda.
"Nona pertama, Permaisuri Chen Jia telah tiada. Kenapa kita tidak kembali lagi ke Ibu Kota?" Pelayan Li An masih binggung dengan jalan yang di pilih Nona pertamanya.
"Kamu tidak menyukai tempat ini?" Han Yu menatap lembut.
Pelayan Li An menggelengkan kepalanya. "Saya menyukainya. Hanya saja saya lihat Nona pertama jauh lebih ceria saat ada di Ibu Kota. Dalam perjalanan beberapa waktu terakhir. Anda seperti seseorang yang sepenuhnya berbeda."
Han Yu tersenyum, "Kerinduan seperti ikatan mati tanpa bisa di lepaskan lagi dan tidak ada jalan untuk kembali. Dia pasti merasa senang tidak ada lagi gadis gila yang selalu menyusahkannya." Angin malam meniup lembut wajah cantiknya di bawah pantulan sinar rembulan. "Sejak aku memutuskan membakar kediaman Han. Tidak ada lagi tempat bagi kita di Ibu Kota. Kita telah menipu Kaisar dengan berpura-pura terbunuh dalam kebakaran. Jika kita kembali, hanya hukuman mati yang akan kita jalani."
"Kita melakukannya untuk menyelamatkan diri dari bahaya."
Pandangan mata Han Yu menjadi lebih gelap. "Li An, orang yang ingin membunuh keluarga Han tidak hanya Permaisuri. Tapi seseorang dengan kekuasaan yang jauh lebih besar bahkan dapat meminjam kebencian Permaisuri untuk menghabisi keluarga Han."
"Maksud Nona pertama?"
Kedua tangan Han Yu mengait di punggungnya. "Benar. Kaisar Jing Bai, dia pemegang kendali sepenuhnya."