Demi menyelamatkan nyawa janin yang dikandungnya, Ayu Larasati terpaksa pergi dari rumah sang suami yang sangat ia cintai. Leonardo Abraham sangat murka saat melihat istrinya kabur dari rumahnya karena ia belum puas menyiksa istrinya yang kedapatan berselingkuh darinya.
Beruntung ada orang baik yang menolong Ayu Larasati di perjalanan saat melihatnya mengalami pendarahan hebat. Namun sepeninggal Ayu pergi, justru Leonardo yang tersiksa fisik dan batin.
Bagaimana nasib Ayu dan janinnya? Apakah keduanya berhasil selamat atau hanya salah satu saja? Akankah Leonardo dan Ayu bersatu kembali walau ada pihak ketiga hadir dalam kehidupan rumah tangga mereka atau justru maut yang memisahkan keduanya?
Simak kisah perjalanan rumah tangga mereka yang penuh liku dan tabir.
Karya ini telah menandatangi kontrak eksklusif dengan NovelToon dan hanya boleh dipublikasikan di platform ini. Segala bentuk pelanggaran hak cipta akan dikenakan sanksi hukum.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rahasia Ayu Part 1
"Halo Mas Leo, ini Ana" ucap Ana ketika teleponnya tersambung.
"Iya An, apa ada sesuatu yang mendesak? Bagaimana kondisi Bu Yanti?" tanya Leo seraya ia tengah bersiap ke kantor dari kediaman pribadinya.
Dikarenakan semalam ia tengah bertengkar dengan Celine sehingga membuat dirinya malas untuk tidur di apartemen sehingga ia pulang dan tidur di kamar yang biasa ia tempati bersama Ayu ketika di kediaman pribadinya.
"Bu Yanti menyuruh Mas Leo ke rumah sakit untuk menemuinya. Ada hal penting yang beliau ingin sampaikan pada Mas" ucap Ana.
"Apa harus hari ini? Kalau boleh tahu hal apa gerangan ya An? Kenapa perasaanku mendadak gak enak begini. Apa kondisi kesehatan Bu Yanti sudah cukup membaik?" tanya Leo dengan nada cemas.
"Kondisi Bu Yanti cukup sehat Mas walau masih dalam tahap pemulihan. Ana mohon Mas bisa menemui Bu Yanti hari ini karena Ana yakin ini sesuatu yang penting namun aku tak tahu tentang hal apa itu" ucap Ana dengan nada sendu.
"Baiklah nanti aku temui Bu Yanti selepas meeting pagi di kantor" ucap Leo.
"Terima kasih banyak Mas. Bu Yanti menginap di paviliun Bulan lantai 10 nomor satu" ucap Ana.
"Makasih An, aku tutup dulu teleponnya karena buru-buru ke kantor" ucap Leo.
"Iya mas" ucap Ana seraya panggilan keduanya pun terputus.
Ana bergegas naik taksi menuju ke rumah sakit membawa kotak pandora yang diminta Bu Yanti. Di rumah sakit saat Bu Yanti ke kamar mandi bersama suster pribadi yang merawatnya, para bodyguard Pandu pun segera bergerak cepat memasang penyadap bahkan cctv kecil yang bisa memantau pergerakan dan suara di dalam kamar tersebut.
🍁🍁🍁
Ceklek...
Ana melihat Bu Yanti tengah disuapi oleh suster untuk sarapan pagi. Setelah selesai makan, suster pun pergi dan Ana langsung menyerahkan kotak pandora itu kepada Bu Yanti.
"Mas Leo nanti selepas meeting di kantornya akan segera kemari menemui ibu" ucap Ana.
"Makasih banyak An. Anak-anak di panti bagaimana kabarnya?" tanya Bu Yanti.
"Mereka sangat baik dan rindu ibu. Maka ibu wajib segera sehat karena kehadiran ibu dinanti banyak orang yang sayang sama ibu" ucap Ana sendu.
Skip.
Menjelang siang hari, Leo pun telah tiba di rumah sakit tempat Bu Yanti sekaligus Mamanya di rawat. Namun kini ia bukan ingin menjenguk sang Mama akan tetapi memenuhi undangan Bu Yanti. Para bodyguard suruhan Pandu telah pergi dari depan ruangan Bu Yanti sesuai perintah Pandu agar tak membuat Leo curiga.
Tok..tok..tok..
Ana pun membuka pintu dan ia melihat Leo telah tiba maka langsung menyuruhnya untuk masuk.
"Bu, Mas Leo sudah datang" ucap Ana berjalan ke bankar Bu Yanti yang tengah terpejam karena sedikit mengantuk.
Lantas mendengar suara Ana bahwa Leo sudah datang seketika kantuknya pun hilang. Bu Yanti tersenyum sumringah dan Leo pun mencium tangannya dengan takzim dan mengucap salam.
"Apa kabar Bu?" tanya Leo penuh hormat.
"Baik nak Leo, maaf sebelumnya jika ibu merepotkanmu untuk datang ke sini sehingga mengganggu waktumu" ucap Bu Yanti dengan nada merendah.
"Tak apa Bu, saya dengan senang hati menjenguk ibu sekalian silaturahmi" ucap Leo .
"An, ibu boleh minta tolong kamu belikan nasi uduk yang ada di depan rumah sakit ini. Kata suster cukup enak dan ibu pengen mencobanya" ucap Bu Yanti.
"Baik Bu. Permisi Mas Leo, Ana keluar dulu. Jika ada yang dibutuhkan segera hubungi nomor Ana yang kemarin saja" ucap Ana.
"Oke An. Makasih" ucap Leo.
Ana pun keluar dari kamar Bu Yanti, ia tahu bahwa hal ini hanya untuk membuat Bu Yanti dan Leo leluasa berbicara. Ana yang memahami pun langsung berjalan melaksanakan apa yang disuruh oleh Bu Yanti karena yang pasti Ana akan cukup lama meninggalkan mereka berdua karena antrian nasi uduk tersebut sangat panjang.
"Nak, Leo maafkan ibu sebelumnya bila nanti yang ibu sampaikan mungkin membuatmu sedih" ucap Bu Yanti sendu.
"Ada apa Bu?" tanya Leo yang penasaran.
Flashback ON
Dua puluh lima tahun lalu saat pekatnya malam tiba pada jam orang-orang tengah terlelap tidur, seorang lelaki gagah nan tampan mendatangi panti asuhan Matahari Bunda di pinggiran kota Jakarta membawa seorang bayi perempuan diperkirakan berusia enam bulan lebih.
Ya, bayi itu adalah Ayu Larasati yang mengenakan liontin khusus tersebut pada lehernya yang cantik. Bu Yanti begitu terkejut kala Mark menaruh bayi tersebut di teras depan panti asuhan tempatnya memimpin sebagai kepala panti.
Saat itu Bu Yanti belum tidur dan mendengar ada suara bayi menangis walau lirih ia langsung bergegas keluar dan melihat lelaki itu sedang berusaha menenangkan bayi yang sudah berada di lantai teras. Sontak Bu Yanti mendekatinya dan bertanya pada lelaki tersebut apa berniat meninggalkan bayinya di panti asuhan.
Akhirnya singkat cerita mereka berdua duduk di teras seraya lelaki itu memperkenalkan diri sekaligus mengutarakan niatnya. Awalnya ia ingin langsung meninggalkan bayi tersebut di panti ini namun karena rasa sayang dan tak tega pada bayi malang itu akhirnya ia sudah kepergok dengan Bu Yanti sebagai pemilik panti.
Ya lelaki itu adalah Mark Abraham, ayah Leo Abraham suami Ayu Larasati. Ia menceritakan kepada Bu Yanti asal usul bayi tersebut bahwa enam bulan lalu di sebuah rumah sakit di pulau Bali, istrinya melahirkan anak kedua mereka berjenis kelamin perempuan namun naas bayinya tak bisa diselamatkan dan meninggal dunia setelah dilahirkan.
Saat itu putra pertamanya yaitu Leo Abraham sedang sekolah asrama di London, UK. Putranya itu pun tak tahu bahwa sang mama tengah mengandung bahkan melahirkan adiknya karena memang kami membatasi komunikasi dengannya agar ia fokus belajar dan ujian.
Mark yang saat itu kalut dan cemas akan kondisi istrinya jika tahu bahwa bayi mereka meninggal dunia bagaimana reaksi istrinya. Akhirnya tanpa pikir panjang kala istrinya masih dalam tahap pemulihan ia tega menculik bayi yang lahir pada hari yang sama dengan putrinya di rumah sakit tersebut tempat istrinya melahirkan.
Mark sudah membungkam suster dan dokter yang bekerjasama dengannya agar rahasia itu tak bocor kepada istrinya bahwa putri kandungnya meninggal. Kebetulan Mark mendapat informasi dari orang dalam bahwa ada sepasang suami istri yang melahirkan juga bayi kembar lelaki dan perempuan.
Namun bayi lelakinya meninggal dunia pasca dilahirkan. Kemudian bayi perempuan itu diculik oleh Mark dan sang istri yang harusnya masih dalam tahap pemulihan terpaksa ia boyong pindah ke rumah sakit Jakarta dengan alasan pekerjaan yang tak bisa ditinggal.
Margareth sama sekali tak menaruh curiga apapun pada suaminya kala itu. Akhirnya setelah tiba di Jakarta, Mark membawa bayi itu dan istrinya guna mendapatkan perawatan terbaik di sebuah rumah sakit di Jakarta. Di Bali pun Mark tahu bahwa orang tua bayi yang ia ambil itu tengah sedih mencari putrinya yang hilang. Namun saat itu karena paniknya Mark tak mengingat dengan jelas nama orang tua sang bayi.
Ketika ia menimang bayi mungil itu ada sepasang Liontin huruf "A&B" yang bertengger pada sang bayi. Mark menarik dan menyimpan rapat kedua liontin tersebut agar tak diketahui istrinya. Akan tetapi naas ketika Ayu larasati menginjak usia enam bulan yang saat itu diberi nama Rachel oleh Margareth mendadak demam tinggi. Kala itu Mark Abraham sedang melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri.
🍁🍁🍁
To be Continued..
lebih baik ayu sm bram sj
drpd leo ibunya penjahat