100 tahun yang lalu, seorang wanita bernama Xia Lin Yao, wanita yang memiliki banyak bakat, bahkan memiliki perguruan yang begitu besar. Pada suatu hari beberapa pembunuh bayaran berhasil menyelinap ke dalam perguruannya, saat dia sedang bermeditasi. Dan dia pun berhasil di tangkap oleh mereka.
Namun saat berhadapan dengan orang yang memerintahkan pembunuh bayaran itu, dia meledakan diri untuk membunuh semua musuhnya, dan saat dia terbangun, dia sudah berada dalam tubuh seorang wanita yang begitu lemah.
"Dimana aku? Kenapa aku berada di dalam tubuh wanita yang lemah ini?
**
Jangan lupa untuk mendukung cerita Xia Lin 😊😊
Dan di mohon untuk tidak melakukan plagiat pada karya orang lain. Terima kasih 🙏😊.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xialin12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab #29
Di dalam istana, pangeran Rong tengah di obati oleh seorang tabib istana yang biasa merawat lukanya.
"Baik, luka yang mulia sudah saya balut. Mohon untuk tidak terkena air selama beberapa hari." Ucap tabib istana pada pangeran Rong.
"Iya."
Tabib membungkukkan badannya lalu kekuar dari kamar pangeran Rong.
"Yang mulia, saya ingin mengatakan sesuatu kepada yang mulia." Ucap Xiao Bo.
"Katakan."
"Tetapi ini mengenai apa yang telah yang mulia katakan kepada nona muda pertama Liu, saat di dalam hutan."
"Aku sudah memutuskannya, aku hanya tertarik pada wanita itu. Dan aku tidak akan menarik apa yang sudah aku katakan."
"Tetapi yang mulia, saat ini semua orang berkata jika nona muda pertama itu adalah wanita yang tidak berguna karena dia tidaj memiliki bakat apapun."
"Hari ini kita melihatnya sendiri bagaimana dia menghadapi harimau itu di hutan, dia juga mengobati luka ku dengan sangat baik. Apakah kau yakin jika yang di katakan orang-orang itu adalah benar?"
Xiao Bi terdiam, apa yang di katakan oleh pangeran Rong benar. Terlebih dia juga melihat sendiri beberapa hari yang lalu, bagaimana Lin Yao menghentikan kuda yang melarikan diri, dan juga menghadapi pencuri yang telah mencuri uangnya.
"Tidak lama lagi dia akan membuka toko obat, setelah toko itu di buka. Kau pergi dan sebarkan berita tentang toko obat itu. Aku yakin, jika obat yang di buat oleh nona muda pertama akan bagus. Setelah dia mendapatkan nama baiknya dari orang-orang itu, bukankah tidak ada alasan lagi untuk aku tidak menikahinya?" Ucap pangeran Rong.
Xiao Bo tertegun dengan apa yang di katakan oleh pangeran Rong. Selama ini Xiao Bo hanya melihat pangeran Rong menghunuskan pedang, dan membuat rencana untuk menaklukan para musuh.
Namun sekarang Xiao Bo melihat dengan kedua matanya sendiri. Jika pangeran Rong tengah membuat rencana untuk mendapatkan seorang wanita yang telah menarik perhatiannya.
...----------------...
Sejak pangeran Rong berbicara seperti itu pada Lin Yao, pikiran Lin Yao tidak menentu.
Awalnya dia hanya ingin fokus pada toko obat yang sebentar lagi akan dia buka, karena senua bahan obat yang di butuhkan telah dia dapatkan. Juga beberapa obat telah dia buat dengan resep dan dosis yang sesuai.
Tetapi siapa yang menyangka jija pangeran Rong mengatakan hal yang membuat Lin Yao tidak bisa tidur dengan nyenyak.
"Sebenarnya apa yang sudah pangeran Rong itu pikirkan, bagaimana bisa dia ingin menikah denganku? Wanita yang baru dua kali dia temui dan dia tolong." Gumam Lin Yao di dalam kamarnya.
"Apa yang sedang kamu katakan tadi Lin'er?"
Lin Yao menoleh ke arah pintu "Ibu."
Nyonya Liu yang baru saja tiba di depan kanar masuk ke dalam dan duduk di samping putrinya.
"Katakan apa yang sudah membuat putri ibu ini berbicara sendiri." Ucap nyonya Liu.
"Tidak ada apa-apa ibu."
"Lin'er, kau sudah dewasa. Ibu akan selalu mendukung apa yang kamu lakukan."
Lin Yao diam dan menatap ibunya.
"Ibu, jika ada seorang laki-laki yang tidak pernah kita kenal sebelumnya, bahkan baru bertemu beberapa kali. Namun dia berkata ingin menikahi kita, apa yang akan ibu lakukan?" Ucap Lin Yao.
Nyonya Liu sedikit terkejut dengan ucapan Lin Yao.
"Katakan, siapa laki-laki itu?" Tanya nyonya Liu.
"Dia... Dia orang yang sangat di hormati dan sangat di takuti di negara kita."
"Siapa Lin'er?"
"Dia... Pangeran Rong."
Nyonya Liu terkejut dan membulatkan kedua matanya.
"Ke... Kenapa...."
"Ibu, ada apa? Kenapa ibu begitu terkejut mendengar nama pangeran Rong?"
Nyonya Liu diam, dia sungguh tidak menyangka jika seseorang yang dulu pernah akan di jodohkan dengan Lin Yao, berkata sendiri pada Lin Yao jika dia ingin menikahi putrinya itu.
"Ibu, katakan padaku ada apa?" Tanya Lin Yao yang kebingungan melihat reaksi nyonya Liu.
"Apa kau menyukai pangeran Rong? Apa kau sudah memberi jawaban pada pangeran Rong?"
Lin Yao menggelengkan kepalanya "Aku belum memberi jawaban padanya, namun saat dia berkata ingin menikah dengan Lin'er, dia menatap Lin'er dengan tatapan yang sulit Lin'er mengerti. Seolah dia tidak ingin melepaskan Lin'er."
Nyonya Liu mengangguk, dia cukup tahu bagaimana pangeran Rong. Meskipun pangeran Rong sangat jarang berada di ibu kota.
"Sepertinya langit memang menginginkan mereka berdua berjodoh, walaupun aku dan ratu telah sepakat untuk tidak mempertemukan mereka dan membicarakan perihal mereka berdua, tetapi mereka tetap bertemu dan pangeran Rong juga tertarik dengan sendirinya pada Lin'er."
Sebelum nyonya Liu membawa selir Qian ke rumah perdana menteri Liu dulu, nyonya Liu sering berkunjung ke dalam istana atas seizin ratu.
Sebagai putri dari salah satu bangsawan di negara itu, tentu nyonya Liu sangat menghargai undangan dari ratu. Dan karena itu nyonya Liu sering mengunjungi ratu di dalam istana.
Saat itu, mereka saling berjanji akan menikahkan putri nyonya Liu (Lin Yao) dengan anak ke 4 dari ratu (jika laki-laki).
Namun saat putra ratu ke 4 (pangeran Rong) lahir dan telah tumbuh dewasa, dia memilih untuk maju ke barisan terdepan dalam berbagai peperangan hingga wajahnya terluka.
Mengetahui wajah pangeran Rong yang terluka, dan sifatnya yang berubah menjadi orang yang dingin, Ratu yang merasa tidak enak pun berkata pada nyonya Liu, jika perjanjian tentang perjodohan antara Lin Yao dan pangeran Rong itu di batalkan. Sehingga hubungan ratu dan nyonya Liu sedikit merenggang.
Walaupun nyonya Liu berkata tidak masalah dengan keadaan wajah pangeran Rong, namun ratu yang memikirkan perasaan keluarga Liu dan pangeran Rong, tidak mau. Terlebih dia tidak ingin melihat putranya merasa tidak nyaman dengan perjodohan itu.
"Ibu, ibu." Ucap Lin Yao sambil menyentuh tangan ibunya.
"Ah, iya Lin'er."
Lin Yao yang melihat nyonya Liu termenung merasa ada sesuatu yang tengah ibunya sembunyikan darinya.
"Ibu, apa yang ibu lamunkan?" Tanya Lin Yao.
Nyonya Liu menggelengkan kepalanya "Tidak ada apa-apa."
"Apa.... Ibu dan pangeran Rong..."
"Lin'er, jika memang kamu menyukai pangeran Rong. Ibu tidak akan keberatan, mungkin keluarga besar Xia pun tidak akan mempermasalahkannya. Hanya saja, ibu tidak tahu apa yang akan di lakukan oleh ayahmu, jika dia tahu pangeran Rong menyukai mu."
"Ibu, ibu tidak perlu khawatir. Ayah dan selir Qian tidak akan bisa melakukan apapun kepada kita."
Nyonya Liu mengangguk "Jika saja dulu perjanjian itu tidak di batalkan, kau pasti tidak akan merasakan yang oernah kau rasakan dulu." Gumam nyonya Liu.
Lin Yao yang tidak mengerti apa yang ibunya katakan hanya bisa terdiam, dan sedikit mengerutkan keningnya.
"Sebenarnya apa yang ibu katakan dan sedang ibu sembunyikan dariku?"
w gak dapat motivasi hidup apapun dr cerita ini.
sekian. terima kasih
MC kaga sempurna Dimata w.
rumah bordil = rumah tempat pelacuran
rumah bordir = tempat untuk bordir ( semacam sulam ) untuk kain sebagai hiasan ataupun sebagai badge atribut
yee akan laucing pangeran kecil😊😘