NovelToon NovelToon
Peak Of Sadness (Puncak Kesedihan)

Peak Of Sadness (Puncak Kesedihan)

Status: tamat
Genre:Misteri / Tamat / Balas Dendam / Single Mom / Janda / Crazy Rich/Konglomerat / Dendam Kesumat
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Elena Prasetyo

Aku masih ingat tangisan, tawa dan senyum pertamanya. Aku juga masih ingat langkah pertamanya. Saat dia menari untuk pertama kali. Saat dia menangis karena tidak bisa juara kelas. Aku masih ingat semuanya.

Dan sekarang, semua kebahagiaan itu telah direngkuh paksa dariku.

Aku tidak memiliki apa-apa selain dia
Dialah alasanku untuk hidup sampai sekarang.
Tidak bolehkah aku menghukum perampas kebahagiaanku?


Ini adalah novel diluar percintaan pertama penulis, mohon dukungannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elena Prasetyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20

Tubuh Ratna masih tergantung di atap gedung. Hanya tertahan oleh tubuh laki-laki yang kini berusaha untuk menahan agar tidak ikut jatuh bersamanya.

Terdengar suara teriakan ngeri beberapa orang dari bawah gedung rumah sakit. Menandakan semakin banyak orang yang menyadari keberadaan Ratna. Sangat sesuai dengan perkiraan dan tujuannya melakukan semua ini.

"Wanita sial!!" umpat laki-laki itu menyadari rencana Ratna berhasil.

Tak lama terdengar suara pintu di atap gedung rumah sakit terbuka.

Sepertinya, kini saatnya Ratna menjatuhkan diri. Agar laki-laki itu tidak dapat membela diri setelah dia mati nanti.

Ratna melepas tangan kanannya. Membuat laki-laki itu melihatnya dengan tatapan ngeri.

"Apa yang kau lakukan?!!" teriak laki-laki itu.

Lalu terdengar langkah beberapa orang mendekat ke arah mereka. Tinggal satu langkah lagi dan Ratna akan segera berhasil membalas dendam pada ketiga pelaku yang telah memadamkan satu-satunya pelita di dalam kehidupannya.

"Jangan!!! Jangan lepaskan!! Jangan bunuh aku!!!" teriak Ratna sebelum melepas pegangan tangan kirinya.

Tubuhnya yang terjun bebas dari lantai enam rumah sakit, seakan melayang diantara lapisan udara tipis.

"Selamat, putri Anda lahir dengan selamat dan sempurna.

Mulai terulang di otaknya, ingatan-ingatan terindah dalam kehidupannya.

Tujuh belas tahun yang lalu, saat Tia hadir dalam hidupnya. Apa yang dia alami sebelumnya, semua perjuangan dalam hidup sebelumnya seakan musnah tak berarti. Ketika dia melihat wajah mungil putrinya.

Tangis bahagia menyambut kehadiran Tia. Juga segunung kebahagiaan yang menyertainya. Dia tidak pernah mengeluh karena semua rengekan, tangisan, senyuman bahkan kenakalan putrinya. Karena dia sangat mencintai putrinya.

Dan tanpa pertanda kuat, tiba-tiba ayah Tia meninggal. Kehilangan seseorang yang selalu siap menemanimu dikala senang dan sedih sempat membuat kondisi Ratna menurun. Dia belum terbiasa dengan perang ganda yang harus dia jalani setelah kematian suaminya.

"Mama, jangan nangis. Ada Tia" kata Tia saat Ratna merasa bingung dan kehilangan arah.

Kata-kata itu kembali membuatnya bersemangat. Terus mencoba lebih baik untuk menjadi ibu dan ayah bagi putri tunggal mereka.

"Mama. Nanti Tia kerja keras. Bawa mama jalan-jalan ke luar negeri" ucap Tia saat Ratna pulang kerja dalam keadaan lelah.

Walau ucapan itu hanya hiburan yang belum tentu terjadi, tapi Ratna telah meletakkan semua kebahagiaan dan harapan pada putrinya. Dia begitu bergantung pada Tia.

Lalu terlintas wajah Tia saat terakhir kali Ratna melihatnya. Tidak tahu kalau pagi itu adalah terakhir kali Ratna melihat wujud utuh putrinya.

"Tia sayang mama"

Ucapan terakhir Tia yang terus berdenging dalam telinga Ratna.

Meski dia mencoba untuk mencari video Tia, Ratna tidak bisa membuat suara itu kembali lagi terdengar di telinganya. Dunianya yang semula penuh dengan kebahagiaan mendadak berubah muram, sunyi dan gelap.

Kemudian semua kenangan buruk yang terlintas. Tubuh kaku putrinya di kamar mayat. Wajah ketiga pelaku yang terus membuat hatinya teriris sakit. Kinerja kepolisian yang tak becus mengurus kasus. Sehingga membuat pelaku kejahatan terhadap putrinya dibebaskan begitu saja. Juga wajah penuh iba Bu Galih yang seakan memberikan penilaian pada apa yang sudah dia lakukan.

Tapi kini semua telah usai. Dalam keyakinannya, laki-laki yang ada di atap rumah sakit itu pasti akan segera dihukum karena sengaja menjatuhkan Ratna dari lantai enam rumah sakit.

Beberapa detik kemudian, tubuh Ratna menghantam tanah. Tapi dia tidak merasakan sakit di tubuh. Bahkan dia tidak lagi merasakan apa-apa. Mungkin itu adalah saat dimana nyawanya mulai menjauh dari tubuh. Perlahan kesadarannya memudar saat matanya menangkap sebuah cahaya bintang di langit yang bersinar terang.

Begitu menyilaukan dan putih. Ratna bisa merasakan kehangatan yang dibawa oleh cahaya terang itu.

Lalu ...

"Mama!"

Ratna menoleh dan melihat Tia yang sedang menunggunya. Ada sosok pria juga di belakang Tia. Ratna mengenali pria itu. Mendiang suaminya.

Sebuah senyum penuh dengan ketulusan akhirnya muncul lagi di wajahnya. Dia berjalan menghampiri keduanya dan merasa sangat bahagia.

Orang-orang yang dengan sekuat tenaga berlari ke atap untuk membantu Ratna begitu terkejut. Mendapati seorang wanita dijatuhkan dari lantai enam rumah sakit. Tepat di depan mata mereka.

Tanpa menunggu lagi, orang-orang termasuk petugas keamanan rumah sakit menangkap satu-satunya laki-laki yang ada di atap rumah sakit saat itu. Membuat laki-laki itu tidak dapat kabur dari hukuman lagi.

Ketika tubuh lemah Ratna diselamatkan dan dibawa ke dalam Unit Gawat Darurat untuk mendapatkan penanganan medis. Polisi datang ke rumah sakit untuk menangkap laki-laki yang begitu syok karena tidak dapat mencegah apapun. Dan polisi menetapkan laki-laki itu sebagai pelaku pembunuhan terencana.

Karena banyaknya saksi di tempat kejadian perkara, laki-laki itu tidak dapat mengelak dari hukuman lagi. Semua usaha keluarganya untuk membebaskan laki-laki itu dari penjara juga tidak berguna.

Karena kejadian pembunuhan Ratna oleh anak pengusaha kaya telah viral diberitakan dimana-mana. Masyarakat yang menuntut keadilan ditegakkan pada anak pengusaha. Berhasil membuat laki-laki itu dihukum penjara seumur hidup.

"Tidak!!! Aku tidak melakukannya! Aku tidak membunuh wanita itu. Ayah!!! Aku tidak melakukannya. Aku benar-benar tidak membunuh wanita itu" teriak laki-laki itu saat putusan pengadilan dijatuhkan beberapa bulan setelah hari kejadian.

Tapi tidak ada yang percaya pada laki-laki itu. Bahkan orang tuanya sendiri.

Merasa ditinggalkan sendiri dan tidak dipercaya oleh semua orang membuat laki-laki itu bereaksi keras. Mengamuk di tengah-tengah pengadilan, mengakibatkan beberapa polisi yang menjaga terluka.

Menambahkan beberapa tahun hukuman karena tindakan tidak menghormati pengadilan.

"Ayah selamatkan aku. Ayah ... Ibu selamatkan aku. Aku tidak mau masuk penjara!! Ayah ... Ibu ... Aku anak kalian. Suap hakim dan semua jaksa bodoh itu. Beri uang mereka. Bebaskan aku!!"

Semakin lama dibiarkan, kata-kata laki-laki itu memberatkan hukuman yang diterima. Dan ayahnya yang merupakan pengusaha terhormat merasa sangat terhina oleh putranya sendiri. Memutuskan untuk meninggalkan pengadilan, bahkan sebelum putranya dimasukkan ke dalam mobil tahanan yang akan membawa ke penjara.

Makasih udah baca semua bab nya

Nantikan novel lainnya🤗

1
Agus Tina
Lanjuut ...
Agus Tina
Bu Galih .. jangan laporkan bu Ratna biarkan dia menuntaskan apa yg belum tuntas ...
Agus Tina
Good
Agus Tina
Aju nangis thor ....
Mom Dee 🥰 IG : devinton_01
sedih bangeettttt 🥲
Santi450
lanjut kak kayaknya seru
Mom Dee 🥰 IG : devinton_01
awal part udah sedih aja 🥲
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!