Bram, lelaki yang berperawakan tinggi besar, berwajah dingin, yang berprofesi sebagai penculik orang-orang yang akan memberi imbalan besar untuk tawanan orang yang diculiknya kali ini harus mengalah dengan perasaan cintanya.Ia jatuh cinta dan bergelora dengan tawanannya. Alih-alih menyakiti dan menjadikan tawanannya takut atas kesadisan. Dia malah jatuh cinta dan menodai tawanannya atas nama nafsunya. Ia mengulur waktu agar Belinda tetap jadi sandranya. walaupun harus mengembalikan uang imbalannya dan ancaman dari pembunuh bayaran ketiga, dia tidak peduli. malam itu dia menodai Belinda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CACASTAR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PESONA BRAM AGAIN AND AGAIN
"Hei, kamu butuh barang apa saja, tuliskan di kertas, nanti beberapa anak buahku akan berbelanja beberapa keperluan."
"Oke, Bram"
"Ice cream and chocolate bolehhh?"
"Ice cream tentu saja tidak bisa Belinda, kau ingin membuatnya mencair sampai sini?"
"Oke"
Belinda lalu mencari-cari pena di laci meja kecil di samping ranjang, dia membuka laci itu, berdebu dalamnya, ada sebuah pena dan beberapa korek api di sana, ada satu kotak bedak dan kaca.
"Waooo, aku menemukan harta karun!" pekiknya
Gadis itu mengambil pena, lalu mencari kertas di sekitar tas yang tadi mereka bawa.
"Oooh, tidak ada kertas!"
Bram melihat sekeliling tembok kamar, dia lalu berangsur merobek sebuah kalender yang terpasang di tembok kamar itu, dirobek dan dicabutnya dari tembok itu. dia menyerahkan pada Belinda. Belinda meraihnya lalu mencatat semua keperluan yang diinginkannya. Dia membuat catatan panjang sekali, dengan tulisan kecil-kecil, dan ada 68 item barang yang ditulisnya.
Bram menunggunya agak lama. "Lama sekali" Bram mengumpat dalam hati. Bram menguap dan memejamkan mata sejenak menunggu Belinda mencatat. Ia terlelap. Ia bermimpi. Dalam mimpinya ia adalah seorang pemain Telenovela, berperan sebagai mafia. Dia menembaki orang-orang di kota Texas city, Dia membuat orang-orang berlarian, dan ketakutan. Hingga datanglah police wanita tangguh, mukanya mirip Belinda, dia menembaki Bram yang dari tadi menembak banyak orang. Bram tertembak, diberondong police yang mukanya mirip Belinda.
Dan....
Tiba-tiba ada tepukan di badannya,
Seketika itu juga Bram bangun dari tidurnya.
"Bram..Bram...ini!"
Dibukanya kelopak matanya, dilihatnya Belinda berdiri di depannya sambil menyerahkan secara kertas bekas robekan kalender tadi.
Ia terbelalak melihat daftar barang yang ingin dibeli Belinda. Gila, ini banyak sekali, bagaimana cara membawanya ke dalam hutan ini, pastilah kaki tangannya kewalahan.
"Hei, kamu kira kamu sedang berbelanja di supermarket?"
"Ini terlalu banyak untuk orang dalam pelarian."
"Pilih yang penting saja."
"Itu penting semua, mmmmm."
"Pilih lagi, cepat!"
"Hmmmmm.."
Belinda merajuk, tapi dia mencoret nama barang yang tidak terlalu urgen.
"Ini ada 40 barang dan ini tidak bisa dikurangin lagi, titik...!"
Bram mengambil catatan itu.
Coklat merk Burgandi (oke)
susu merk Burgandi (oke)
roti (oke)
Butter (oke)
Sabun pencuci muka merk Luxury (oke)
sabun badan merk Luxury (oke)
handbody merk Belinda Body shop (hah)
sundblock merk Belinda body shop (whattt),
lipstik merk Deador (oke)
parfum merk Deador (oke)
lipcream merk Deador (hah)
Sereal merk Lezattos Snack (yeah)
...
...
...
...
...
...
...
...
...
Bram sampai pusing membacanya, banyak sekali dan itu barang branded mahal semua. Uangnya akan banyak habis untuk beli beberapa barang brand itu. Wajar dia memilih barang bermerk, perempuannya ini anak orang kaya, anak Menteri pertahanan yang punya lini usaha dan bisnis di banyak tempat. Bahkan yang dia tahu ayah Belinda adalah pemasok senjata api dan tank yang diperdagangkan ke beberapa negara.
Bram, lalu mengambil uang di koper beberapa gepok, ada sepuluh gepok, sebanyak 10 juta dirasanya cukup untuk dibawa berbelanja oleh anak buahnya.
"Honey,, itu tidak cukup, pakai kartu black card aku saja."
"Tidak aku yang membayar semuanya."
"Why, honey?"
"Kamu perempuanku, pantas aku belajakan"
"Lagi pula kalau pakai kartu, orang-orang itu akan mendeteksi keberadaan kita."
"Ohh begitu, berarti ini tidak bisa dipakai?"
"Nanti saja pada waktu lain, gunakan ntuk keperluan dirimu."
Dia lalu mengambil beberapa gepok lagi lalu memasukkannya ke dalam plastik pembungkus.
Bram lalu keluar kamar. Hawa pagi menyeruak menghembus badannya. Segar sekali. Ia lalu menyerahkan uang itu pada seorang kaki tangannya untuk memegang uang itu, beserta catatan dari Belinda. Bram berbicara sebentar dengan kaki tangannya, agak lama, lalu ia menyuruh beberapa orang pergi dan dua orang menunggu di sini bersama dia dan Belinda. Bram rasa dua orang untuk pagi ini cukuplah karena menurutnya aman pagi ini.
Belinda menunggunya dengan hati yang masih gembira, dia senang sekali mengetahui fakta bahwa Bram mencintainya. Dan bahagia sekali ia tahu ternyata dia satu-satunya perempuan yang diinginkan Bram. Bram belum pernah tertarik pada perempuan mana pun dan dialah satu-satunya wanita itu.
"wow, he really love me!"
"waah, my husband very handsome."
"My husband, my mafia."
Belinda bahagia sekali hari ini, pesona Bram benar-benar memperdaya hatinya.
Belinda Dudu di atas kasur. Ia mengingat-ingat lagi malam dan pagi yang ia lalui bersama Bram. Dia sudah seperti istrinya Bram, selalu menemani Bram dalam tidurnya. Lamunannya mengingat lagi malam ketiga pada hari itu. Oh God, i really wan't again. Belinda memegangi perutnya. Perutnya masih berasa agak nyeri.