NovelToon NovelToon
Pangeran Lucas Ermintrude

Pangeran Lucas Ermintrude

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Iblis / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Perperangan / Penyelamat
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: lucapen

No action
No romansa
Masuk ke dalam novel❎
Melompati waktu karena penyesalan dan balas dendam ❎
Orang stress baru bangun✅
*****
Ini bukan kisah tentang seorang remaja di dunia modern, ini kisah pangeran tidur di dunia fantasi yang terlahir kembali saat ia tertidur, ia terlahir di dunia lain, lalu kembali bangun di dunianya.
-----------------
"Aku tidak ingin di juluki pangeran tidur! Aku tidak tidur! Kau tau itu?! Aku tidak bisa bangun karena aku berada di dunia lain!" -Lucas Ermintrude
******
Lucas tidak terima dengan julukan yang di berikan oleh penulis novel tanpa judul yang sering ia baca di dunia modern, ia juga tidak ingin mati di castil tua sendirian, dan ia juga tidak mau Bunda nya meninggal.
-------------------
"Ayah aku ingin melepaskan gelar bangsawan ku, aku ingin bebas."-Lucas Ermintrude
"Tentu saja, tidak."-Erick Hans Ermintrude

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lucapen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 11

Erick berjalan memasuki area rumah kaca. Pria itu pergi ke rumah kaca tanpa memberi kabar sedikitpun kepada para pekerja di sana, hingga membuat para pekerja kaget dengan kedatangan kaisar, pria yang sangat di hormati di kekaisaran Aetherlyn.

"Salam, Yang Mulia Kaisar," ucap seorang pekerja kebun laki-laki yang melihat kedatangan kaisarnya.

Erick memasang wajah datar tanpa ekspresi, sejak awal muka pria itu memang seperti teplek, jadi semua orang sudah mengetahui dan tau ekspresi apa yang akan di pasang oleh wajah tampan Erick bila di sapa.

"Selamat siang, Yang Mulia," ucap Wanita Maid yang sejak tadi menemani Lucas di rumah kaca.

Erick datang dengan dua ksatrianya, pria itu sepertinya berniat untuk menemui sang istri? Atau mungkin hanya ingin berkunjung ke rumah kaca? Entahlah.

"Yang mulia permaisuri sudah pergi satu jam yang lalu untuk menemui utusan kerajaan tetangga, Yang Mulia," ucap Wanita Maid sebelumnya ikut berdiri sejajar dengan pekerja dan pelayan lainnya.

"Saya tau itu." Erick menatap ke arah Lucas yang sudah terlelap tidur dengan posisi duduk di atas kursi rumah kaca.

"Sejak kapan Lulu tidur di sini?" tanya Erick berjalan pelan mendekati sang anak yang sudah terlelap tidur hingga tidak sadar dengan kehadirannya.

"Lulu?" Wanita Maid sebelumnya bergumam pelan tidak tau apa yang di maksud Erick.

"Lucas," jawab Erick sembari menyikap rambut yang menutupi dahi putranya itu mengunakan jari telunjuknya.

"Oh! Pangeran baru saja tidur, mungkin beliau merasa lelah setelah ikut membersihkan rumah kaca," jawab Wanita Maid itu sedikit menunduk memberi hormat.

"Hm," dehem Erick pelan.

"Apa dia banyak bergerak?" tanya Erick lagi saat melihat rambut Lucas yang sedikit kotor terkena tanah.

"Pangeran mengangkat beberapa pot bunga tadi," jawab pekerja kebun laki-laki.

Srek!

Erick menyapu pelan rambut Lucas yang kotor mengunakan tangannya.

"Lain kali, jangan membuat Lucas melakukannya lagi. Saya tau dia sedikit keras kepala, tapi ... saya tidak ingin anak saya yang ini kelelahan," ujar Erick terdengar gelisah.

Para pelayan istana mengetahui bagaimana kondisi pangeran ke-tiga yang sebenarnya masih tidak baik-baik saja untuk beraktivitas, karena itu setiap Lucas melakukan sesuatu para pelayan pasti akan menyuruh remaja itu untuk beristirahat.

"Baik, Yang Mulia," jawab para maid serentak.

Lucas mengerinyit tidak nyaman dengan suara ribut tersebut, lalu membuka matanya perlahan menyamankan cahaya yang masuk ke dalam matanya.

Erick melihat ke arah sang anak yang sedang mengucek mata pelan.

"Kenapa bangun?" tanya Erick dengan suara dinginnya.

Lucas sontak kaget dan langsung menatap horor ayahnya itu.

"Ma— maaf, saya akan bangun dan pindah tempat," ucap Lucas panik.

'Jangan bilang, ayah ingin duduk di sini?' Lucas membatin panik berusaha untuk membereskan barang-barangnya.

"Tidak usah," jawab Erick singkat.

Lucas langsung memasang wajah horor, jangan bilang ayahnya sedang marah karena kelakuannya itu? Karena tatapan pria itu sangat dingin hingga menusuk tulang punggung Lucas, jadi Lucas langsung berpikir negatif.

"Apa anda marah? Oh! Maaf, maksudnya tolong jangan marah saya akan membereskannya secepat mungkin," jawab Lucas melipat selimut yang ia kenakan sebelumnya.

Erick menghela nafas kasar, hingga membuat Lucas semakin panik.

'Aku lupa menyapa beliau, jangan bilang ... itu membuat ayah marah?' Lucas nampaknya mulai berpikir keras.

Jujur Lucas jarang berbicara empat mata dengan ayahnya saat di luar ruang kerja pria itu, jadi bawaannya kaku dan tidak realistis.

"Ayah tidak marah. Ayah hanya sedang berkunjung ke rumah kaca untuk melihat Lulu. Apa keadaan Lulu sudah lebih baik?" tanya Erick berjongkok di depan Lucas.

"Sa— saya sudah mulai membaik, tolong jangan berjongkok di depan saya. Saya merasa tidak sopan!" Lucas langsung panik, kaisar yang selalu berada di atas kini berjongkok di depannya? Bukankah itu tidak sopan? Lucas sangat panik saat melihat ayahnya berjongkok di depannya sembari memeriksa tangan milik Lucas.

"Apanya yang tidak sopan? Ayah selalu melakukannya saat Lulu tertidur di kursi balkon Lulu," jawab Erick sembari mengusap punggung tangan sang anak yang nampak sangat mulus.

"Maaf," gumam Lucas yang sepertinya sudah pasrah.

"Tidak papa, beristirahatlah kembali. Ayah hanya ingin melihat apa Lulu beristirahat, karena bunda bilang, Lulu sedang membersihkan rumah kaca," tungkas Erick sembari mengusap jari-jari tangan Lucas yang masih mulus dan indah tak tersentuh.

Tangan remaja itu tidak pernah lama menyentuh pedang, sihir juga tak berfungsi di sana. Karena itu tangan Lucas sangat mulus dan indah.

"Saya sudah membaik. Yang mulia tidak perlu terlalu gelisah," jawab Lucas sendu.

"Ayah akan melalukannya setiap saat untuk melihat perkembangan kesehatan Lulu," ucap Erick tersenyum lembut.

Lucas langsung menatap horor sang ayah. Ada apa dengan senyuman ayahnya itu? Pikir Lucas aneh.

'Sepertinya ada yang aneh? Apa mungkin ayah sedang dalam pengaruh sihir? Atau sedang mabuk? Jarang-jarang sekali ayah tersenyum seperti itu.' Lucas membatin horor.

"Ada apa?" tanya Erick terus mengusap kulit tangan sang anak dengan lembut sembari menyalurkan sedikit mana miliknya ke tubuh remaja tersebut.

"Tidak. Bukankah bunda bilang ada utusan kerajaan tetangga?" tanya Lucas bingung.

"Ya ... karena itu Ayah ingin memeriksa keadaan Lulu sebelum Ayah bertemu dengan tamu," jawab Erick menghela nafas kasar.

"Saya baik-baik saja, sebaiknya anda segera bertemu dengan tamu anda," jawab Lucas tersenyum lembut ke arah Erick.

Erick perlahan mengalirkan mana yang sedikit banyak dan kuat ke tubuh Lucas, tidak seperti mana yang biasanya pria itu alirkan. Padahal Erick jelas-jelas tau remaja itu tidak bisa menerima terlalu banyak mana besar.

"Sebentar lagi Ayah akan bertemu mereka," ujar Erick.

Lucas mulai merasa seperti ada jarum yang mengalir di seluruh tubuhnya, jarum yang cukup banyak menusuk seluruh nadi dan aliran darah. Remaja itu mulai merasa kesakitan dan nyeri di sebagian tubuhnya.

"AYAH! SAKIT!" teriak Lucas dengan keringat keluar cukup banyak dari pelipisnya.

Semua orang di sana ikut terkejut dengan teriakan Lucas yang sangat tiba-tiba.

Erick langsung melepaskan tangan sang anak yang sudah membiru dan seluruh urat mencuat muncul di kulit remaja tersebut, karena kelalaiannya.

"Maaf!" ucap Erick kembali memegang tangan Lucas lalu memeriksanya dengan hati-hati.

"Sakit," gumam Lucas yang hampir meneteskan air matanya, begitukah menjadi orang paling lemah? Sangat merepotkan dan sangat rapuh, rasanya Lucas belum terbiasa dengan tubuhnya sekarang.

"Maaf, Ayah tidak bermaksud menyakiti Lulu," seru Erick kembali mengatur mana yang masuk ke tubuh sang anak dengan hati-hati, anaknya itu sangat sensitif terhadap mana.

Lucas menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi dengan hati-hati, padahal itu hanya gejolak mana kecil namun sesakit itu bagi tubuh Lucas, bahkan menguras banyak tenaga remaja tersebut.

"Maaf, saya sudah berteriak. Itu benar-benar sakit, rasanya menusuk dari ujung rambut hingga ujung kuku kaki saya," ucap Lucas lirih, ia merasa karena telah berteriak pada sang ayah.

"Tidak papa. Ini salah ayah juga karena sudah lalai," jawab Erick saat melihat tangan Lucas yang kembali normal.

"Apa masih terasa sakit?" tanya Erick menatap wajah sang anak yang nampak kelelahan karena menerima mana tinggi dengan sangat tiba-tiba.

"Sudah lebih baik," jawab Lucas memaksakan wajahnya untuk tersenyum.

"Kalo begitu. Ayah akan mengantar Lulu untuk kembali ke kamar Lulu, tidak baik berada di luar terlalu lama." Erick bangkit dari berjongkoknya lalu mengangkat tubuh Lucas ala bridal style.

Lucas sudah sangat pasrah dengan apa yang akan ayahnya lakukan.

****

Erick menidurkan Lucas lalu pergi saat melihat sang anak yang benar-benar sudah terlelap.

Kini pria itu berjalan di koridor lantai paling atas istana di mana kamar anaknya berada.

"Kenapa anda melakukan itu?" tanya salah satu ksatria Erick pada Erick.

"Melakukan apa?" tanya Erick pura-pura tidak mengerti arah pembicaraan.

"Mengalirkan mana dengan kekuatan mana lebih dari yang bisa di terima pangeran?" sahut ksatria Erick yang kedua.

"Saya takut, dia melakukan hal konyol seperti kabur dari istana. Lulu tidak bisa terdeteksi dengan sihir pendeteksi karena mananya yang sangat sedikit. Saya tidak ingin membiarkan celah untuknya pergi, akhir-akhir ini Lulu terlalu patuh, saya sedikit khawatir, ia merencanakan sesuatu," jawab Erick tersenyum sampul sembari memakai sarung tangan berwarna hitamnya.

[TBC]

1
Kurokaze
teruskan kak 👍
Lucapen: iya readers
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!