NovelToon NovelToon
Membawa Benih Suami Kontrak

Membawa Benih Suami Kontrak

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Anak Genius / Selingkuh / Cerai / Penyesalan Suami
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Irma Kirana

"Seharusnya aku tahu, kalau sejak awal kamu hanya menganggap pernikahan ini hanya pernikahan kontrak tanpa ada rasa didalamnya. Lalu kenapa harus ada benihmu didalam rahimku?"

Indira tidak pernah mengira, bahwa pada suatu hari dia akan mendapatkan lamaran perjodohan, untuk menikah dengan pria yang bernama Juno Bastian. Indira yang memang sudah jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Juno, langsung setuju menikah dengan lelaki itu. Akan tetapi, tidak dengan Juno yang sama sekali tidak memiliki perasaan apapun terhadap Indira. Dia mengubah pernikahan itu menjadi pernikahan kontrak dengan memaksa Indira menandatangani surat persetujuan perceraian untuk dua tahun kemudian.

Dua tahun berlalu, Indira dinyatakan positif hamil dan dia berharap dengan kehamilannya ini, akan membuat Juno urung bercerai dengannya. Namun takdir berkata lain, ketika kehadiran masa lalu Juno yang juga sedang hamil anaknya, sudah mengubah segalanya.

Apa yang akan terjadi pada rumah tangganya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma Kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23. Mantan suami?

Lelaki yang merupakan CEO dari sebuah perusahaan besar itu masih berdiri didepan gerbang rumah Indira. Lebih tepatnya dia masih memperhatikan Indira dan pria tampan yang sedang berbincang dengannya itu.

"Ayo pergi Juno!" seru Pak Edwin yang sudah menunggu di dalam mobil bersama dengan Dito, asisten Pak Edwin.

Entah Juno tuli atau sengaja menulikan pendengarannya, karena dia diam saja dan tak kunjung bergerak,kecuali bernapas. Atensinya tertuju pada interaksi Indira dan pria itu didepan pintu rumah. Entah apa yang mereka berdua bicarakan, sampai Mereka berdiri cukup lama di depan sana.

"Juno!" teriak pak Edwin dari dalam mobil, akan tetapi Juno masih memperhatikan wanita yang sampai saat ini masih berstatus sebagai istrinya secara negara.

'Siapa cowok itu? Kenapa aku sepertinya nggak asing sama wajahnya? Kenapa dia dekat sama Indira? Bahkan tadi, Kalau aku nggak salah dengar...Indira manggil dia Mas?' kata Juno dalam hatinya, bertanya-tanya. Juno tak tahu mengapa dia sampai penasaran dengan Indira.

"Eh! Kenapa dia bawa masuk cowok itu ke rumah?" teriak Juno yang sontak saja membuat pak Edwin dan Dito terkejut. Juno terlihat tidak senang dengan keberadaan pria itu disekitar Indira, bahkan Indira mempersilahkannya masuk ke dalam rumah.

Pak Edwin tidak berkomentar tentang perilaku cucunya saat ini, dia ingin cucunya sadar sendiri tentang perasaannya. Bukan karena dia yang menyadarkannya.

"Dito, kamu lihat itu kan?"

"Iya Tuan." Dito menganggukkan kepalanya.

"Cucuku yang bodoh itu, sepertinya dia akan segera sadar."

Dito tersenyum dan membenarkan perkataan Pak Edwin. Bahwasanya Juno akan segera menyadari perasaan dan kesalahannya. Lantas, Juno pun masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi belakang di samping kakeknya.

"Juno! Kakek tahu kamu cemburu, tapi sudah terlambat untuk itu!" ujar pak Edwin pada cucunya itu. Juno langsung menoleh ke arah sang kakek dan mendelik tajam, dia menyangkal perkataan kakeknya.

"Cemburu apaan sih Kek? Aku udah punya istri, istriku jauh lebih cantik dari dia... ngapain aku cemburu sama cewek kampungan kayak dia?" ucap Juno yang lagi-lagi kembali menghina Indira seperti dulu.

"Cewek kampung? Mata kamu buta ya Juno? Kampungan dari mana? Kamu nggak tahu ya kalau Indira itu pengacara terkenal pembela perempuan. Tadi di rumahnya saja berjejer banyak penghargaan yang menunjukkan prestasinya."

Glek!

Juno meneguk ludahnya sendiri, lidahnya keluh dan dia kehilangan kata-kata. Tadi dia berada di rumah Indira dan melihat begitu banyaknya penghargaan yang Indira capai selama menjadi pengacara. Bahkan Indira adalah lulusan terbaik dari sebuah universitas ternama di Singapura. Juno mengakui kehebatan Indira di dalam hati, tapi dia tidak mengungkapkannya diluar.

"Tentunya, dia kuliah dan sukses tanpa bantuan dari orang lain. Dia sukses dengan kerja kerasnya sendiri, bahkan dia membesarkan Devan dengan sangat baik, sehingga dia tidak tumbuh menjadi anak yang tidak sopan dan Devan sangat menghargai orang yang lebih tua. Kakek bangga sama Indira, tanpa kamu pun dia masih bisa berdiri sendiri!"

Kata-kata yang dilontarkan oleh Pak Edwin padanya begitu pedas, menusuk, bahkan mungkin sampai merasuk ke dalam hati Juno. Telinga Juno sangat panas mendengarnya.

"Kek, cukup! Kenapa kakek terus nyalahin aku? Indira sendiri yang nggak kasih tau Juno kalau dia sedang hamil saat itu!"

"Memangnya saat dia kasih tahu kamu, apa kamu mau menerima dia? Memangnya kamu akan tetap membatalkan pernikahan kamu sama wanita jalangg itu? Tidak ada wanita di dunia ini yang mau dimadu, sekalipun katanya jaminannya surga!" cecar Pak Edwin sambil mengusap dadanya sendiri, menahan rasa emosi di dadanya.

"Kakek! Jangan panggil Sheila wanita jalangg!" sentak Juno emosi. Bagaimana pun juga dia masih mencintai Sheila sampai saat ini dan dia tidak akan membiarkan wanita yang dia cintai dihina, sekalipun yang menghina itu adalah keluarganya sendiri.

Tidak ada pembicaraan lagi diantara mereka, hening. Sebab tak ada balasan lagi dari Juno dan Juno tak mau berdebat dengan kakeknya. Disepanjang perjalanan Juno malah melamun, dia memikirkan percakapannya dan Indira di rumah tadi yang hanya berlangsung selama kurang lebih 3 menit.

"Kenapa kamu pura-pura mati dan bawa anak aku Indira? Apa maksud kamu berbuat drama seperti ini?"

"Aku nggak pernah pura-pura mati Mas," jawab Indira dengan wajahnya yang tampak datar dan wanita itu terlihat malas untuk menjelaskan. Bahkan berbicara pun dia tidak menatap lawan bicaranya.

"Lantas kenapa kamu pergi membawa kabur Devan?"

"Pertanyaan kamu lucu banget Mas. Haaa... bukannya kamu senang ya kalau aku pergi? Karena dengan kepergianku kamu bisa menikah lagi dan bersama dengan kekasih kamu itu. Seharusnya, kamu berterima kasih sama aku, bukannya seperti ini! Menuduh aku, seolah aku yang jahat disini." Indira berbicara dengan panjang lebar, dengan nada mempertunjukan emosinya.

"Atau kamu juga lupa? Kalau kamu tidak pernah menginginkan keberadaan Devan, bahkan sejak dia masih berada didalam kandunganku," kata Indira lagi dengan sarkas. Kata-kata Juno dulu, terekam jelas dalam memorinya dan tak pernah dia lupakan. Kata-kata kejam yang sudah membunuh hatinya.

"I-itu, karena kamu nggak ngasih tahu aku Kalau kamu sedang hamil," ucap Juno tergagap. Hanya itu yang bisa dia katakan pada Indira sebagai penyangkalan, dan Juno tampak seperti pria pengecut, pecundang.

"Memangnya kalau aku kasih tahu kamu... kamu akan percaya kalau aku hamil anak kamu? Kalau aku kasih tahu, kamu pasti tidak akan percaya dan akan tetap menikah sama kekasih kamu itu Mas. Lalu aku? Aku akan berakhir dengan diceraikan oleh kamu. Jadi, pilihan yang aku ambil ini sudah benar!"

Juno tertegun untuk sesaat, tepat setelah mendengar perkataan Indira. Dia heran, mengapa Indira yang dulu hanya bisa manggut-manggut dengan setiap perkataannya dan menangis ketika dibentak, menjadi seberani ini.

"Ya, kamu benar. Meskipun kamu hamil anak aku, aku tetap akan menikahi Sheila karena dia juga hamil anakku. Tapi seenggaknya kamu coba kasih tahu tentang kehamilan kamu, bukannya menyembunyikannya seperti ini! Kamu egois!" sentak Juno seraya menajamkan pandangannya pada Indira. Dia mengatakan Indira egois.

Indira tersenyum sinis mendengar perkataan Juno. "Dari dulu, kamu memang tidak pernah mau berubah. Kamu tetap menyalahkan orang lain, tetap mau menang sendiri. Jadi, percuma saja aku bicara sama kamu Mas. Kamu pun nggak tahu, apa yang harus aku jalani saat aku melahirkan Devan. Jadi, jangan pernah mendjudge aku! Karena aku tidak pernah mau direndahkan dan disalahkan lagi sama kamu," ucap Indira yang menumpahkan semua rasa sakit di hatinya dengan berbicara seperti ini kepada Juno. Akan tetapi, sayangnya kau yang dia lakukan tidak membuat sakit hatinya yang dulu menjadi surut.

"Memangnya apa yang dia alami selama 6 tahun ini sampai dia berkata seperti itu?" gumam Juno berpikir, lalu dia pun menghubungi seseorang yang bisa dia percaya untuk menyelidiki semuanya. Disaat itu pula, dia malam menemukan fakta tentang pria yang bersama dengan Sheila di Bali. Pria itu dia sangat mengenalinya.

'Shei, tega sekali kamu menghianati cintaku dengan si bajing*n ini!' kata Juno dalam hati, karena dia sangat kecewa dengan Sheila.

****

Rumah Indira.

Ruang tengah, dimana disana ada Indira, Hilman dan Dikta di sana. Dikta selalu disambut baik oleh Indira maupun Hilman, karena Dikta adalah pria baik yang merupakan penyelamat Indira dan Devan yang saat itu masih berada di dalam kandungan. Indira dan Hilman, tidak pernah melupakan kebaikan Dikta. Pemuda yang berprofesi sebagai dokter itu, juga sangat menyayangi Devan.

"Mas Dikta, makasih banyak Mas udah repot-repot datang kemari buat nganter makanan kesukaan Devan," ucap Indira dengan sopan.

"Sama-sama Indira, lagipula saya sekalian pengen lihat Devan." Indira hanya tersenyum tipis mendengarnya, karena Dikta memang sudah biasa bersikap hangat seperti itu.

"Oh ya Indira, pria yang didepan tadi...dia mantan suami kamu kan?"

Deg!

****

1
choky_chiko_r
bagus kak.mksh..klau ada yg komen ga ngus..jgn diinget..tetep semangat..mksh
Irma Kirana: Makasih kakak 🔥🔥🥰
total 1 replies
Sabaku No Gaara
Luar biasa
Irma Kirana: makasih kakak/Drool/
total 1 replies
Sabaku No Gaara
terxta bukan anakx juno ...
penyesalan mu lagi otw juno
Rahma Putri
Luar biasa
Siti Aminah
dasar si Jujun gk punya otak yah... bisa2nya dia minta tinggal d rmh Indira
Siti Aminah
sekarang lah awal karma mu datang Juno...semoga sumpah dn perkataan Hilman jd kenyataan
Siti Aminah
aku paling benci sama wanita yg super2 bodoh ky Indira dah tau suami ny gk cinta ap lg suka d katain yg menyakitkan tp masiiiihhh aj d pertahanin. kan nyiksa diri sendiri itu namanya.
Nur Adam
smgt untuk krya mu thoor
ayuhay
hah
Alvia Inayati
Luar biasa
Andriyati
apa,,,,? memperbaiki,,? setelah 6 tahun,,?cihh lucu sekali kamu Juno,,
Elena Sirregar
Luar biasa
Sopiaa
juno kok aneh marah-marah
Sopiaa
janga mau balikan sama juno mending sama dikta yang sdh mau belajar tentang muslim
Sopiaa
Darah tinggi aku kambuh melihat kebodohan juno
Khairul Azam
aku paling benci begini, trs anaknya mesti belain bapaknya, ada tu cerita klo ibunya disakiti anak gak bakal bela bapaknya, contohnya anak ku, dia masih kecil jg tp dia benci banget sama bapaknya, klo berobat ditanya bapaknya siapa dia marah padahal gak ada yg ngajarin
Wahyu Kasep: harusnya 27 tahun kemudian biar beda dengan yang lain gitu
total 1 replies
Dian Amelia
bodoh
Tanty Suatrat
masalalu sama Dikta aja thor
zz
Luar biasa
Yuna DR
lupa diri loh sendiri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!