Diharapkan bijak dalam memilih bacaaan
Rosaline Malorie adalah seorang wanita sederhana, tidak suka pakaian terbuka, cantik, rendah hati, tapi selalu diabaikan oleh kedua orang tuanya. Dalam hidupnya tidak sekalipun mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya dan kakak satu- satunya, bahkan dijadikan jaminan untuk mempertahankan perusahaan ayah yang tidak mengangapnya.
Tapi semua penderitaan Rosaline berubah, ketika dia secara tak sengaja bertemu dengan seorang CEO dari perusahaan terkenal di Spanyol dan termasuk jajaran orang terkaya di Eropa. Pria itu mengklaim bahwa Rosaline adalah wanitanya.
Rhadika Browns adalah seorang CEO berkedok Mafia. Jarang orang yang mengetahui wajah dari ketua Black Sky ini.
Bagaimana kisah pertemuan mereka?
Apakah Rosaline besedia menjadi milik Rhadika, dan menjalani takdir yang mempermainkannya ketika masa lalu pria itu muncul kembali?
Apa alasan Adijaya selalu mengabaikan Rosaline?
So,Yuk kita baca selanjutnya di cerita Mafia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon The Winner Purba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memalukan
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK. LIKE, VOTE, KOMEN DAN HADIAHNYA. GRATIS KOK🤣🤣👌
~Happy Reading~
Drama diruang keluarga itu akhirnya selesai. Ros dan Dika pergi ke kamar dan tidur seperti biasanya.
Pagi hari menyingsing, matahari menampakkan sinarnya dengan jernih. Hari ini sepertinya akan cerah seperti mood wanita yang baru bangun dari alam mimpinya.
Ros bangun lebih awal dari suaminya. Memandang wajah tampan ditumbuhi rahang halus itu merupakan sebuah kesenangan tersendiri bagi Ros. Dia tersenyum cerah sambil mengusap pelan wajah suaminya.
"Aku tau aku tampan Baby," terdengar suara serak khas bangun tidur pria yang sedang membuka pelan matanya. Suara itu begitu seksi bagi Ros.
Ros langsung menarik menarik tangannya, tapi terhalang oleh tangan suaminya. Dika mencium lembut tangan istri kecilnya.
"Morning kiss Baby," ucap Dika beralih menghadap istrinya.
CUP
Ros langsung mengecup singkat bibir seksi suaminya. Dika tidak tinggal diam, langsung menahan tengkuk istri kecilnya. Mulai mel*umat lembut bibir istrinya. Mengabsen satu persatu isi mulut istrinya.
Selama beberapa menit ciuman lembut itu terlepas. Dika merasa senang melihat wajah merona istrinya.
"Good morning Baby," ucap Dika. Pria dengan rahang tegas itu bangkit berdiri dan menatap kearah kaca transparan kamar mereka. Dada bidangnya terekspos karena baru saja membuka baju atasan miliknya. Dika menoleh sebentar kearah istrinya.
(Kira-kira visual Dika begini yah friends. Kalo kurang tepat, harap dimaklumi 😊)
Ros yang melihat dada bjdang, perut sobek-sobek, lengan dengan tato entah bertuliskan apa, melihat itu wajahnya mulai panas dan langsung menelungkup kan kepalanya kedalam selimut. Dika yang melihat itu itu tersenyum tipis lalu berjalan kearah kamar mandi.
Ros yang mendengar suara pintu tertutup, langsung membuka selimut.
Ros berguling-guling diatas ranjang, otaknya travelling kemana-mana mengingat tubuh suaminya. Dia tersenyum kembali dan menelungkup kan tubuhnya kedalam selimut sampai tidak sadar bahwa suaminya sudah keluar dari kamar mandi menuju walk in closet.
Ros masih saja diatas ranjang dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Didalam selimut Ros sedang menonton sebuah vidio. Ros tersenyum sendiri, geli sendiri, terbengong, kadang menutup mulut, kadang berdiri tiba-tiba, kadang berteriak histeris disertai tawa.
Dika yang sudah sejak tadi keluar dari walk in closet heran melihat tingkah laku istrinya.
"Baby, ada apa. Apa yang kau lakukan?" ucap Dika sambil membuka selimut yang menutupi seluruh tubuh istrinya.
Ros tersentak kaget mendengar suara suaminya. Apalagi pria itu membuka selimut yang menutupinya terbuka secara tiba-tiba.
Dia seperti seorang anak yang terpergok oleh orang tuanya sedang melihat vidio mesum.
"Sa...sa... yang, ah tadi aku melihat vidio-vidio pendek yang lagi viral. Yah, aku menonton itu.," bohong Ros disertai senyum imutnya.
"Oh, baiklah," ucap Dika. "Aku tau kau bohong baby girl. Aku akan melihatnya nanti," monolog Dika tersenyum tipis.
"Sayang, kenapa memakai pakaian santai? Tidak kekantor?" tanya Ros sambil melihat kearah suaminya.
"Apa kau ingin aku selalu pergi dari rumah?" Wajah Dika mulai tidak bersahabat.
"Bukan, bukan begitu. Aku kan hanya betanya?"
"Apa kau lupa gara-gara ulah konyol mu punggung ku hampir patah?"
"Maaf," ucap Ros menunduk merasa bersalah. "Ck, cepatlah mandi dan turun kebawah! Kita akan sarapan." Bagaiman Dika bisa tahan melihat wajah menyedihkan istrinya.
Ros yang mendengar itu tersenyum dan membuat tanda oke dengan jarinya. "Cih, kekanak-kanakan." Ros abai saja dan langsung pergi kekamar mandi. Dika turun terlebih dahulu dan menuju meja makan.
Disana sudah ada Levi dengan wajah masamnya. "Kenapa lama sekali Kak. Cacing diperutku sudah menuntut ingin dikasih makan," ucap Levi dengan wajah menyebalkannya menurut Dika. Tidak ada sahutan yang didapatkan oleh Levi.
"Apakah semahal itu suaranya," monolog Levi. Tiba-tiba tatapan tajam Dika mengarah kepadanya. "S*ial sepertinya kakak tau aku mengumpatnya," monolog Levi sambil tertawa cengingisan kearah kakaknya.
3 menit kemudian Ros terlihat menuruni tangga. Terlihat Ros menggunakan dress warna moccha dengan belahan dada lumayan terbuka menurut Ros. Dia berjalan dengan anggun dari tangga.
(Kira-kira beginilah yah Friends, visual Rosaline)
"Hoho Kakak ipar, kau terlihat cantik pagi ini," ucap Levi dengan rasa kagumnya. Ros mengibaskan rambut nya mendengar pujian adik iparnya. Berjalan bak model untuk memperlihatkan kecantikannya pagi ini.
"Cih, baru dipuji sekali sudah melambung tinggi. Kau tau Kakak ipar, hanya pagi ini kau bisa dibilang cantik. Sebelumnya seperti preman kampungan saja," ledek Levi dengan tawa mengejeknya. Biasanya Ros akan memakai celana pendek sepaha dipadukan dengan kaos kbesaran.
BUG
Ros memukul kepal Levi pelan. Ros kesal dengan pujian yang disertai ejekan oleh adik iparnya.
"Ini namanya pelecahan Kakak ipar."
"Terserah," jawab Ros acuh merasa tidak bersalah. Levi yang melihat itu mendengus kesal.
Dika yang melihat perdebatan ipar itu menatap datar. "Kedua manusia ini jika sedang baikan seperti anak dan ibu saja, tapi ketika bermusuhan seperti kucing dengan tikus," batin Dika menggelengkan kepalanya.
Sarapan pagi itu dilewati dengan kehingan saja. Ros melayani suaminya dengan baik. Sedangkan Levi merasa pias karena tidak dilayani oleh kakak iparnya. Bagaimana tidak, suami posesifnya saja selalu menatap tajam kearahnya.
"Aku akan berkerja diruang kerja. Jika ada yang penting, datanglah kesana," seru Dika menatap istri kecilnya yang sedang memakan stroberi.
"Apa punggung mu tidak masalah sayang," jawab Ros dengan mulut yang masih full dengan stroberi.
"Kakak ipar, kau seperti mocca saja, seperti tidak pernah memakan sesuatu yang enak," ledek Levi. Saat ini mulut Ros masih dipenuhi dengan stroberi, wajah imutnya. Ah, Levi tidak mau mengakuinya.
Tatapan sinis Ros membuat Levi tersenyum senang.
Para Palayan yang melihat drama dimeja makan itu tersenyum termasuk Clasy dan paman Vill. Kecuali Max yang selalu setia dengan wajah datarnya. Para pelayan bersyukur, semenjak kehadiran nyonya muda mereka, mansion ini lebih hidup dari biasanya. Mansion yang dulunya hanya dipenuhi suasana dingin, baik dimeja makan, pagi hari, dan intinya setiap saat kini lebih berwarna.
"Tidak apa-apa, hanya meeting virtual saja."
"Baiklah."
Setelah Dika pergi keruang kerja, Levi dan Ros pergi keruang tamu. Ros tiduran dipaha adik iparnya, sedangkan Levi sedang berbicara dengan Odion yang sedang dimarkas. Ros seperti biasanya selalu menonton video-vidio singkat yang lagi hits.
Aktivitasnya terhenti sejenak ketika Levi bertanya kepada Odion. "Bagaimana perlengkapan senjata kita, pistol, peluru, bom, senapan dan alat lainnya, apakah semuanya masih lengkap?"
"Semuanya lengkap dan aman Tuan," jawab Odion diseberang sana. "Bagus, pastikan semuanya aman?"
Ros yang melihat Levi menutup laptopnya tersenyum tipis. Dia yang sudah merasa bosan memainkan ponselnya tau apa yang harus dilakukannya mulai sekarang.
Levi yang melihat senyum tipis kakak iparnya merinding. Dia tau pasti ada masalah atau permintaan kakak iparnya yang akan merugikan dirinya.
Sedangkan Dika diruang kerjanya tersenyum tipis melihat jejak kolom pencarian ponsel istrinya. Dika juga melihat vidio mana saja yang sudah ditonton oleh istri kecilnya.
"Kau mulai nakal baby girl," ucapnya tersenyum tipis. "Akan sangat menyenangkan jika kau melakukannya padaku Baby girl," monolog Dika.
"Ayo kita ke ruang kerja Kakakmu! Levi bingung tapi tetap mengikuti ajakan kakak iparnya. "Clasy kamu juga ikut!" "Baik Nyonya."
Dika yang sedang melakukan meeting virtual terganggu dengan suara ketokan pintu.
TOK TOK TOK
Sebelum Dika menjawabnya, tapi pintu terbuka lebih dahulu. Sebuah kepala kecil menyembul, hanya kepala saja yang tampak.
"Sayang, boleh aku masuk?" Dika tertawa tipis melihat kelakuan istri kecilnya. Jiwa kekanak-kanakan Ros selalu menghibur dirinya.
"Hmmm, masuklah!" Presentasi rapat penting itu dihentikan sebentar karena melihat sang tuan sedang berbicara pada seseorang. Ros masuk diikuti dengan Levi, tapi tidak dengan Clasy karena dia tidak berani memasuki ruang kerja sang tuan.
Ros masuk kedalam ruangan itu dan tersenyum cerah. Ros langsung duduk dipangkuan suaminya. Posisi Ros adalah membelakangi layar laptop didepannya.
Para peserta rapat yang melihat aksi tuan dan wanitanya, semuanya langsung tertunduk malu.
"Lanjutkan meeting nya Max! Aku akan hanya mendengarkan saja." Mendengar ucapan suaminya Ros langsung gelagapan.
"Sayang kau sedang meeting? ucap Ros dengan panik tanpa menoleh kearah laptop suaminya. Dika hanya mengangguk saja. Ros langsung berdiri gelagapan menyingkir dari depan leptop.
Levi yang melihat itu tertawa terbahak-bahak. "Haha, Kakak ipar, kau sangat memalukan," ucap Levi disela-sela tawanya.
Like nya gays, jangan lupa👍👍👍👍👍👍👍Merci (Terimakasih 😊). Prancis🇫🇷