Nadia melihat secara langsung perselingkuhan sang suami. Dan di antara keterpurukannya, dia tetap coba untuk berpikir waras.
Sebelum mengajukan gugatan cerai, Nadia mengambil semua haknya, harta dan anak semata wayangnya, Zayn.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim.nana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 - Melepaskan Nadia dan Zayn
Steve sudah tiba di kantor, tapi Aslan belum datang juga di sini.
Pria itu tersenyum miring. Sungguh, sedikit pun Steve tidak berencana untuk memecat Aslan dari perusahaannya.
Dia hanya ingin menekankan bahwa kehidupan pribadi tidak ada sangkut pautnya dengan profesional pekerjaan.
"Aku sudah mengirim pemberitahuan pada Aslan untuk segera menemui kamu, tunggu saja," ucap Jacob.
Steve tersenyum kecil.
Jam 9 pagi akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu oleh mereka tiba juga, Aslan datang ke kantor dan langsung menghadap pada Steve.
Di sini Aslan benar-benar merasa jika harga dirinya telah hilang. dia tidak bisa marah dan meluapkan semua kekesalan yang ada di dalam hatinya hanya karena Steve adalah atasannya di perusahaan ini.
Aslan tidak bisa berkata kasar ataupun menuntut balik agar Nadia dan Zayn dikembalikan.
Di ruangan ini Aslan benar-benar tidak punya kuasa, karena pekerjaannya pun dipertaruhkan. Tanpa pekerjaan ini maka akan semakin hancur pula hidupnya Aslan.
"Aku memanggilmu ke sini jelas bukan membicarakan tentang pekerjaan, kamu tahu itu kan?" tanya Steve, bicara dengan suaranya yang terdengar begitu dingin. Raut wajahnya pun menunjukkan keseriusan.
Nyali Aslan seketika hilang saat itu juga.
"Ya Tuan, saya mengetahuinya," balas Aslan pula.
"Aku tidak akan memecatmu dan wanita selingkuhanmu itu dari perusahaan ku, tapi segera tanda tangani surat perceraian mu dengan Nadia. Dan ... satu lagi, aku ingin di perusahaan ini kamu tetap memperlakukan Nadia seperti sekarang, pura-pura tidak mengenalnya."
Deg! mendengar semua kalimat itu hati Aslan seperti di remat dengan paksa.
Semakin lama hidupnya seperti diinjak-injak.
Aslan sungguh tidak menyangka jika perpisahannya dengan Nadia akan membuatnya merasa tersiksa seperti ini. Bahkan sejak kemarin sedikitpun dia tidak terpikirkan tentang Cindy.
Nadia seolah telah membuangnya. Aslan tidak terima ketika Nadia mendapatkan pengganti dia seseorang yang lebih kaya, memiliki kedudukan.
Aslan tidak bisa terima hal itu.
"Ini adalah surat perceraian mu dengan Nadia, sekarang juga tanda tangani lah." putus Steve, dia mendorong sebuah berkas di atas meja untuk mendekat pada Aslan.
Sementara Aslan masih tergugu di tempatnya berdiri.
Antara melepas pekerjaan dan menolak keinginan Steve ini, atau menandatangani surat perceraian itu dan melepaskan Nadia dalam hidupnya.
Aslan berada di ambang dilema.
Namun pada akhirnya dia pilih untuk tetap menandatangani surat perceraian itu. Dia pilih pekerjaannya dibanding Nadia dan Zayn.
"Bagus, keputusan yang kamu ambil sangat tempat Aslan. karena jika kamu tidak menandatangani surat perceraian ini, aku bisa saja membuatmu dipecat dan semakin bisa membuat namamu tercoreng dengan skandal perselingkuhan mu dengan Cindy. Jangan lupa, aku punya banyak buktinya." Ancam Steve, dia harus menunjukkan bahwa saat ini di antara mereka berdua Aslan adalah yang paling tidak berdaya.
"Mulai sekarang, Nadia bukan lagi istri mu. Oh ya, nanti tidak usah terkejut ketika mendengar kabar jika aku dan Nadia menikah. Keluar lah." putus Steve, telah habis urusan diantara mereka berdua.
Aslan lantas menundukkan kepalanya sebagai tanda pamit dan hormat, tapi pada saat dia menunduk seperti itu kedua tangannya pun terkepal dengan sangat kuat.
Kebencian di dalam hatinya seperti mau meledak, tapi dia tak punya kuasa untuk menyuarakan kebenciannya itu.
Aslan keluar dari ruangan sang Direktur Utama.
Dan saat dia kembali ke dalam ruangannya, di sana sudah ada Cindy yang menunggu ...