[Support, Like, dan Komen ya untuk karya baruku gengs] Bulan Desember seharusnya terasa menyenangkan. Bonus tahunan akan cair, cuti panjang di depan mata, liburan yang tak perlu dilewatkan, dan hadiah natal yang akan didapatkan. Tapi, Catalina malah mendapatkan pengkhianatan dari Delon kekasihnya dan perpisahan ini berpeluang menghancurkan banyak rencana yang sudah dia siapkan jauh - jauh hari. Demi tetap menjalankan rencana mereka Catalina dan Delon akan bersama setidaknya sampai melewati Hari Natal. Bagaimanakah kelanjutan kisah 2 orang asing yang sudah tidak bersama tapi terpaksa menjalani momen indah bersama karena keadaan? Kisah romantis, lucu, dan sedih dari pasangan ini siap menemani hari - hari anda
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Calistatj, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesepakatan
Delon dan Talin duduk bersama di sebuah kafe. Delon memesan americano dingin sementara Talin lebih suka cappucino panas yang asapnya masih mengepul. Delon memandang perempuan di hadapannya yang keadaannya mulai terlihat membaik. Talin lebih tenang dan sudah tidak menangis. Apakah Talin sudah melupakan Delon?
“Kamu apa kabar?” Delon membuka percakapan. Matanya memandang Talin dengan intens.
Catalina membalas pandangan Delon. “Aku baik - baik saja”
“Kita bisa baikan? Kamu mau maafin aku?” Delon bertanya dengan hati - hati. Topik ini lumayan sensitif mengingat hubungan mereka yang kacau balau karena kelakuan Delon.
“Maksud kedatangan aku ke sini… aku mau minta kamu bersama sama aku setidaknya sampai lewat hari Natal setelahnya kita bisa berpisah” Jawab Talin datar.
Delon memandang Talin tak percaya. Berpisah setelah Natal?
“Natal ini akan menjadi natal terakhir untuk kita sama - sama” Lanjut Talin.
“Tapi, aku masih cinta sama kamu. Masa kita harus berpisah “
“Nanti kita ketemu di airport langsung ya?” Talin mengalihkan pembicaraan.
Delon terlihat bingung dengan maksud Talin, tapi karena mengerti posisinya sebagai pihak paling bersalah. Delon tidak banyak bicara. “Aku terserah kamu, by”
“Kamu harus tetep hadir di acara makan malam keluargaku” Talin berkata lagi entah mengapa segalanya terasa belum jelas untuk Talin.
“Berarti kamu mau juga ikut ke Bandung ketemu mama papa?”
“Oke” Talin merapihkan barang - barangnya ke dalam tas.
“Kamu udah mau pulang?”
“Iya, Delon”
“Aku antar?”
“Nggak usah. Aku bawa mobil” Talin mengibas - ngibaskan tangannya di depan Delon dan segera berdiri.
“Kamu yakin nggak perlu aku antar?”
“Nggak. Sampai ketemu lagi di airport” Talin meninggalkan Delon yang terpaku menatapnya.
...****************...
Talin memeluk lututnya di atas kasur. Dia sudah berusaha bertahan sekuat mungkin di depan Delon. Hatinya terasa sepeti ditusuk - tusuk kala melihat lelaki itu. Bagaimana dengan teganya Delon mengkhianati Talin yang selalu percaya dan mencintainya. Wanita yang berselingkuh bersama Delon memang terlihat cantik dan seksi. Wajar jika lelaki itu tergoda.
Hari Natal akan segera tiba dalam beberapa hari ini. Besok Talin sudah harus menghadap Aaron dan meminta jatah cutinya. Talin akan sibuk beberapa hari ini agar bisa segera mengambil cuti panjang.
Berhenti jadi lemah Talin.
Sejak berpisah dari Delon dunianya terasa sepi. Dunia yang semula baik - baik saja seakan berubah menjadi hancur dalam sekejap mata. Beberapa orang memang membalas kesetiaan dengan perselingkuhan, makanya setiap bulan pasti ada saja yang bercerai.
Talin sudah berusaha kuat saat menghadapi lelaki itu padahal kakinya saja sebenarnya bergetar. Talin takut akan memaafkan lelaki itu dan menerimanya kembali. Terlepas dari apa pun mereka adalah sepasang kekasih yang bahagia. Talin menghabiskan banyak waktu tanpa merasa bosan menjadi pacar Delon
Pertama kali Talin melihat Delon adalah di kampus. Lelaki itu adalah ketua kegiatan fotografi di kampus. Delon juga merangkap sebagai ketua BEM. Kehadirannya di kampus selalu menarik perhatian para kaum hawa. Selain sederet prestasi yang gemilang di bidang fotografi. Lelaki itu memiliki paras tampan yang sangat maskulin.
Talin tau betul tentang popularitas Delon di kampus. Sedetik pun Talin tidak berani menyukai lelaki itu. Namun, takdir memang tak dapat diprediksi. Mereka dipertemukan.
Hujan turun dengan derasnya sore itu membuat Talin yang baru selesai berkuliah menunggu di depan kampus karena tidak membawa payung. Sedia payung sebelum hujan. Pepatah itu memang benar adanya. Dia terjebak hujan dan entah sampai kapan harus menunggu.
Talin berdiri sambil memeluk buku - bukunya. Hujan tetap turun tanpa memikirkannya.
”mau bareng?”
Talin langsung berbalik ke arah suara dan mendapat Delon berdiri di belakangnya dengan senyum lebar.
“Eh, kak Delon. Nggak usah repot - repot kak”
“Kamu mau aku payungin atau mau nunggu di sini sampai lumutan?”
Talin menimbang - nimbang tawaran Delon. Dia hanya perlu ikut Delon sampai gerbang utama kampus dan memesan taksi untuk ke tempatnya. “Aku ikut payung kakak sampai gerbang kampus aja ya”
”Ayo kalau gitu” Delon membuka payung yang dia bawa dan memayungi mereka dari hujan. Lelaki itu mencondongkan payungnya lebih banyak ke arah Talin hingga perempuan tidak basah. Lain dengan Delon yang bahunya basah oleh hujan.
“Kak, maaf ya kakak jadi basah” Ujar Talin tak enak.
“Aku nggak apa - apa. Kamu benar mau di antar sampai gerbang aja? Nggak mau selain di antar pulang?”
“Nggak usah. Aku nggak mau Kakak repot”
“Yakin nih, Catalina?”
Talin memandang Delon. “Kok Kakak tau namaku?”
Delon tersenyum lagi. Senyum lebar yang ramah. Senyum yang membuat orang lain ikut tersenyum. “Tau dong. Kamu populer banget dikalangan kakak tingkat. Katanya kamu cantik dan imut… ternyata itu benar”
Talin memandang Delon. Cuaca waktu itu dingin, tapi pipi Talin terasa panas. Mereka awalnya berbagi payung. Lalu berbagi hati dan cinta.
Talin mengelap air mata yang sudah membasahi wajahnya. Ingatan tentang Delon dulu sangat menyenangkan untuk diingat. Sekarang malah membuat Talin sedih setiap mencoba mengingatnya. Juga membuat luka di hati yang coba ditutup terbuka kembali. Nggak semua kesetiaan dibalas kesetiaan. Kadang kesetiaan dibalas pengkhianatan.
Dia sama sekali tidak menyangka kalau hari Natal yang selalu ditunggu setiap tahun untuk merayakan kebahagiaan mereka. Kini berubah menjadi sebuah perayaan kesedihan. Talin akan berpisah dengan Delon setelah tahun berganti.