"Apa kurang dari ku, Mas? Kamu dengan tega nya berselingkuh dengan Winda" teriak Mora dengan penuh air mata.
"Kau tidak kurang apapun, sayang" lirih Aron dengan menatap manik mata Mora dengan sendu.
"Kau yang membawa ku kemari , kau yang berjanji akan memberi ku banyak kebahagian, tapi apa Mas? Kau mengkhianati ku dengan teman ku sendiri" tegas Mora.
"Pergilah dan ceraikan aku secepat nya" ucap Mora dengan penuh ketegasan.
DEG.
Aron langsung saja menatap Mora dengan tidak percaya. Wanita yang sangat di cintai nya kini tersakiti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hnislstiwti., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Aron, dengan langkah yang bahagia ia masuk ke dalam mansion karena sejak kemarin Winda dan Putri nya sudah pulang ke mansion.
"Aku akan pastikan kamu tidak akan jadi bertunangan dengan Wildan, Mora" gumam Aron dengan tersenyum kecil.
Tap.
Tap.
Langkah kaki nya menghampiri sang Istri yang sedang menyusui Putri mereka di balkon kamar.
"Sayang" panggil Aron dengan mengecup pipi Winda dan Putri nya bergantian.
"Hai Ayah, Ayah darimana saja?" tanya Winda tersenyum.
"Aku dari kantor sayang, aku harus mengurus semua persiapan untuk peresmian Resort dan toko perhiasan" jawab Aron dengan lembut
"Ohh ya, apa besok siang akan hadir di acara pertunangan, Mora?" tanya Winda.
"Iya sayang, kamu titipkan Cinta pada Bibi saja dulu" jawab Aron duduk di samping Winda.
Winda menganggukan kepala nya, lalu ia menaruh Putri nya pada boxs bayi.
Setelah itu, Winda memeluk Aron dengan hangat.
"Mas, kamu tau kalau Mora itu Putri kandung dari Tuan Darma dan Nyonya Hesti?" tanya Winda dengan lembut.
"Ya aku tahu, tetapi aku tidak akan melakukan apapun sayang, tenanglah" jawab Aron dengan menenangkan Winda.
"Tetapi aku akan merebut nya kembali dari Wildan, aku yakin sekali bahwa Mora masih mencintai ku" batin Aron dengan sangat yakin.
Hari sudah semakin gelap, Winda dan Aron masuk ke dalam kamar serta membawa Putri nya, Cinta.
Aron memilih membersihkan diri nya terlebih dulu, setelah itu mereka akan makan malam di bawah.
"Aku tau kau masih saja mencintai Mora, Mas" gumam Winda saat melihat tubuh suami nya hilang di balik pintu kamar mandi.
"Lihat saja Mora, aku akan membuatmu menderita" gumam nya lagi dengan melangkah kaki nya untuk menyiapkan pakaian sang Suami.
Setelah itu, Winda langsung saja keluar dari kamar dengan membawa sang Putri.
Ia akan membantu menata makanan saja karena kalau banyak bergerak ia merasa sangat ngilu.
"Nyonya, semua nya sudah selesai dan anda bisa duduk saja" ucap Art tersebut dengan sopan.
"Bibi tolong jaga Cinta dulu ya, aku dan Mas Aron akan makan terlebih dulu" pinta Winda dengan ramah.
Ya begitulah Winda, ia akan bersikap ramah dan sopan pada setiap orang. Tetapi, di balik sikap ramah san sopan nya itu tersimpan banyak kejahatan yang ia tutupi.
Tak lama kemudian, Aron datang dan langsung duduk di samping Winda.
Dengan bahagia Winda menyajikan beberapa makanan di piring Aron.
"Terimakasih, sayang" ucap Aron dengan mnerima piring dari Winda.
Winda hanya menganggukan kepala dengan senyuman yang sangat indah di wajah nya yang cantik.
Mereka berdua langsung saja memulai makan malam nya dengan tenang.
**
Berbeda dengan Aron dan Winda. Saat ini, Roy, Hari, Elisa , Afnan dan Frans sedang berada di Rumah Frans.
Bahkan Fira pun ikut serta disana, mereka baru saja kembali dari Hotel tempat acara besok akan di gelar.
"Aku yakin sekali, besok siang Aron akan di buat gila dengan ke adaan Mora yang akan menikah dengan Wildan" ucap Elisa dengan sorot mata tajam.
"Aku bahkan berdoa bahwa supaya dia itu benar-benar gila" timpal Afnan dengan menggebu.
"Aku yakin sekali bahwa Winda tidak akan tinggal diam saat memgetahui bahwa Aron berniat mengagalkan pertunangan Mora" ucap Frans dengan senyum kecil.
"Ah kau benar Kak, coba kirimkan saja bukti itu pada Winda dan pasti akan ada perang dunia ke 7 di Rumah itu, aku yakin bahwa Winda itu terobsesi pada Aron dan bukannya cinta" celetuk Fira dengan santai.
"Nona Fira benar, dan kita akan lakukan besok setelah acara Tuan Wildan dan Nona Mora selesai" balas Hari dengan di angguki mereka.
"Jangan biarkan anak buah kita lengah untuk menjaga Mora dan Wildan, bahkan kita juga harus jaga-jaga" ucap Frans.
"Yasudah , sekarang kalian istirahat saja karena sudah larut malam" ucap Frans kembali dsngan menatap jam yang sudah menunjukan pukul 10 malam.
Hari , Roy dan Elisa pun memilih untuk menginap disana agar besok pagi mereka berangkat bersama-sama.
Frans dan Afnan langsung masuk ke dalam kamar nya, mereka langsung saja berganti pakaian dan merebahkan tubuh nya di atas ranjang.
"Halo anak Ayah, apa kabar mu sayang?" ucap Frans dengan mengusap lembut perut Afnan.
"Kabar aku baik Ayah, dan aku sangat mengantuk" balas Afnan dengan terkekeh.
Frans lalu memeluk Afnan dan mereka langsung saja memejamkan mata nya.
*
Ke esokan pagi nya, di mansion Widiatma sudah sangat sibuk mengurus ini dan itu.
Bahkan Mora sendiri yang memasak untuk sarapan mereka karena para pelayan sedang menyiapkan sesuatu untuk nanti siang.
"Sayang, kamu jangan terlalu lelah dong, bagaimana ini calon pengantin malah masak" ucap Nyonya Hesti dengan tersenyum kecil.
"Gak capek kok Ma, aku malah seneng" balas Mora dengan sedikit wajah malu nya.
"Baiklah, biar Mama yang bantu" ucap Nyonya Hesti kembali.
Lalu mereka berdua masak dengan suasana yang sangat bahagia, bahkan Mora dan Nyonya Hesti terus saja saling goda.
Hingga 1 jam kemudian semua masakan mereka jadi dan mereka berdua menata nya di atas meja makan.
Lalu Nyonya Hesti memanggil Wildan dan Suami nya untuk sarapan dulu sebelum pergi ke Hotel tempat acara mereka berlangsung.
Setelah selesai dengan acara sarapan pagi nya, mereka langsung saja berangkat ke Hotel dengan di antar oleh anak buah Tuan Darma.
Tuan Darma tidak ingin ada masalah kembali untuk Putri nya ini.
Bahkan Mora juga sudah memerintahkan anak buah Ayah nya untuk menjemput Ibu panti.
Selama di perjalanan, Mora terus saja memegang tangan Mama dengan erat. Ia merasa sangat gugup dengan acara pernikahannya yang kedua ini.
"Tenanglah, semua nya akan baik-baik saja dan setelah ini kamu akan bahagia dengan pria yang menjadikan ratu serta Ibu dari anak-anak kalian kelak" ucap Nyonya Hesti lembut.
"Iya Ma, aku sudah melakukan shalat istikharoh dan wajah Mas Wildan yang muncul dalam mimpi ku beberapa malam ini" balas Mora dengan sedikit menundukan kepala nya.
Untung saja mereka beda mobil dengan Wildan karena itu keinginan Mora sendiri.
"Nak, Ayah dan Mama akan selalu mendo'akan untuk kebahagian kalian sayang" timpal Tuan Darma.
"Setelah kalian nanti menikah, Ayah akan menceritakan sesuatu pada kalian" ucap nya kembali.
"Apa itu, Ayah?" tanya Mora penasaran.
"Nanti saja ya" ucap Nyonya Hesti lembut.
"Baiklah Ma, Ayah. Aku ingin kita tidak ada yang di tutupi disini" ucap Mora dengan tegas.
Ayah dan Mama Mora kompak menganggukan kepala nya, lalu Mora kembali masuk dalam pelukan hangay sang Mama.
Hingga tak terasa mereka sudah sampai di Hotel tempat acara yang akan di selanggarakan hari ini.
Mereka langsung masuk dan di arahkan pada ruangan khusus untuk mempelai wanita.
Roy , Hari dan Elisa benar-benar mengubah konsep nya dengan waktu yang sedikit, bahkan mereka mengurus segala nya dengan kekuasaan dan uang yang di miliki oleh Tuan nya, semua nya agar beres hari itu juga agar tidak tercium oleh Aron.
.
.
.
Mu itu untuk Sang Pencipta.
mu itu untuk orang
Nya itu untuk Sang Pencipta.
nya itu untuk ciptaanNya