Tring
" Melalui pesan ini aku talak kamu. Mulai hari ini kita bukan lagi suami istri."
Dunia wanita 35 tahun itu seakan runtuh. Dia baru saja selesai melakukan operasi sulit pagi ini. Dan pesan yang berisi talak dari suaminya membuat wanita itu terhuyung.
" Kenapa, kenapa kamu ngelakuin ini ke aku."
Dia tentu bingung, selama 3 tahun menjalin pernikahan mereka terlihat baik-baik saja. Tidak pernah sekalipun berseteru.
Jadi, apa penyebab pesan talak itu sampai terjadi?
Apakah pernikahan wanita itu akan benar-benar hancur? Atau dia akan berusaha untuk mempertahankannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 27
Inilah yang dinamakan realita tidak sesuai ekpektasi. Keinginan Nilam akan pertemuannya dengan Dimitri yang menggebu, kini lenyap sudah. Bayangan tentang indahnya bercumbu rayu, kini sirna.
Saat ini Nilam hanya berdiri terpaku menatap tamu tak diundang, tamu tak diharap dan tamu yang membuatnya menjadi kesal.
Entah apa yang diinginkan tamu itu, dan dari mana dia mendapatkan alamat rumah miliknya. Yang pasti Nilam sangat tidak senang atas kedatangan tamu itu. Mood yang menyenangkan, bayangan yang indah sekarang sudah tidak lagi dimilikinya.
Atau mungkin apa yang akan ia harapkan dan apa yang ia inginkan tidak akan pernah ia miliki?
" Waah ternyata sangat terkejut ya? Gimana, nggak di suruh duduk nih."
" Apa yang Anda inginkan Bu Dokter, kalau Anda ingin saya meninggalkan Mas Dimi, saya tidak bisa. Sekarang saya sedang hamil jadi sa~"
Neha langsung mengangkat telapak tangannya tanda dia tidak ingin mendengar lebih banyak lagi dari Nilam. Dia sangat tidak perlu mendengar kisah kasih dari suami dan selingkuhannya itu.
Ya, tamu yang datang ke rumah Nilam adalah Neha. Neha datang ke rumah wanita itu bukan untuk mendengarkan ocehannya, yang baginya sangat tidak penting. Dia datang hanya untuk mengatakan sesuatu untuk pertama dan terakhir kalinya.
Nilam yang dilihat Neha sekarang ini berbeda dengan Nilam beberapa waktu yang lalu saat menghampirinya. Waktu itu wanita itu begitu percaya diri, tapi sekarang dia tampak sedikit gentar berhadapan dengan Neha.
" Kemana keberanian kamu waktu itu? Aku belum ngapa-ngapain lho, tapi kok kamunya udah ciut gitu. Dan kamu sangat nggak sopan, aku sebagai tamu beneran nggak diminta buat duduk."
" Ma-maksud kamu apa?"
Neha menyunggingkan senyum. Mungkin dia jadi sedikit kejam di sini karena menikmati kegugupan dari Nilam. Dia juga merasa seneng dengan ekspresi wajah Nilam yang seperti takut. Terlebih saat Neha berjalan untuk lebih dekat dengannya, Nilam bahkan langsung menutupi perutnya dengan tangan.
" Heh, otakmu ternyata berpikir kesitu ya? Kamu melindungi perutmu seolah-olah akau bakalan nyelakain anak mu. Tck tck tck, Nilam Nilam. Waktu itu kamu datang nyamperin aku dan dengan bangga menyombongkan kehamilan mu. Lalu sekarang kenapa kamu begitu takut hanya dengan ngelihat kayak gini. Seharusnya kamu tetep lanjutin dong sombong mu kayak waktu itu."
Gluph!
Nilam kesusahan menelan saliva nya. Dia tidak pernah melihat Neha seperti ini sebelumnya. Tatapan wanita itu begitu tajam seolah menghujam jantungnya. Dia bahkan merasa negri dengan seringai yang terbit di bibir itu.
Sedangkan Sukiya, entah mengapa dia menikmati apa yang ia lihat saat ini. Jika tidak takut akan dipecat, dia pasti akan merekam peristiwa itu dan kemudian memviralkannya.
Istri sah tengah melabrak pelakor, pasti video itu akan langsung viral di media sosial. Tapi Sukiya tidak akan melakukannya, dia cukup menjadi penonton saja dan sesekali mengutuk Nilam di dalam hatinya. Terus terang, Sukiya sangat menikmati pemandangan ini.
" Jangan bertele-tele. Kamu mau apa ke sini hah!" gertak Nilam. Agaknya Nilam menjadi sedikit punya keberanian. Dia menegakkan tubuh dan kepalanya. Dia juga membuat ekspresi wajah yang tegas.
" Aaahh ya, aku ke sini hanya mau bilang. Jaga baik-baik laki-laki bajingan itu, jangan sampai dia ganggu aku dikemudian hari. Kamu pasti nggak mau kan dia ngejar-ngejar aku meskipun kami sudah cerai. Aku mau kamu ikat dia dan jangan sampe lepas. Bagiku yang namanya sampah tuh nggak pantes di pungut lagi. Cinta, memang dulu aku sangat mencintainya tapi tidak dengan sekarang. Yaah hanya itu aja sih. Jadi jaga baik-baik pria mu itu. Aah iya hati-hati, jangan sampai di direbut oleh wanita lain. Nah aku rasa cukup, see you Nilam. Semoga kamu bahagia ya, bye."
Nilam menggertakkan gigi-giginya. Ia pikir dirinya sudah menang dari Neha. Ia pikir Neha akan datang sambil menangis-nangis dan memohon untuknya meninggalkan Dimitri.
Tapi ternyata tidak, Neha malah seolah berterimakasih dengan semua yang sudah terjadi. Bisa Nilam tahu dari sorot mata Neha bahwa wanita itu sama sekali tidak memiliki kesedihan terhadap apa yang tengah terjadi.
" Kok dia kayak gitu, kok dia kayak tenang banget. Bukannya katanya dia sangat cinta sama Mas Dimitri, tapi kok kayak yang udah pasrah gitu mau cerai. Wanita itu, apa yang dia pikirin. Apa jangan-jangan setelah cerai dia bakalan kembali ngedeketin Mas Dimitri?"
Pemikiran yang lucu, namun seperti itulah isi kepala seorang perebut. Dia akan merasa takut, resah, gelisah dan cemas. Dia sangat takut apa yang sudah ia miliki akan direbut paksa oleh orang lain.
Nilam memeluk perutnya dengan erat. Pikiran itu memenuhi kepalanya, dan membuat hatinya semakin gundah.
Sukiya hanya berlalu ketika melihat majikannya berekspresi demikian. Ia lalu berjalan menuju pintu karena mendengar pintu diketuk.
Sukiya terkejut melihat siapa yang datang. Itu adalah Dimitri. Biasanya pria itu kalau datang langsung masuk tanpa mengetuk pintu lebih dulu. Tapi kali ini tidak.
" Silakan masuk Pak, Mbak Nilam ada di dalam."
Cekleek
" Lam ... Nilam ... Nilam!"
" Aah oh Mas."
" Lagi mikirin apa sampai aku masuk kamu nggak ngeh."
" Bu-bukan apa-apa Mas. Ah ya, belum makan kan, makan yuk. Atau mau mandi dulu aja."
Sebenarnya tadi saat awal Neha datang, Nilam berniat untuk memberitahukan kedatangan wanita itu kepada Dimitri. Namun setelah Neha bicara demikian, Nilam urung mengatakannya.
Niat hati ingin mengadu, namun akhirnya dia tidak jadi melakukannya karena ucapan Neha seolah menjadi sebuah ultimatum buatnya.
" Nggak, aku nggak akan biarin siapapun ngambil Mas Dimi dari aku. Akan aky pastika bahwa Mas Dimi nggak akan bisa rujuk lagi dengan dia."
TBC
selamat buat kalian berdua
Bahwa kehadirannya sungguh berharga 🎶
jadi kangen kisah orang tua mereka 😁