Arrkkhhh sakit! Tuan tolong lepaskan aku, aku mohon. Delisa Jenifer
Diam! Kau sekarang adalah istriku, dan aku berhak melakukan apapun terhadap dirimu. Bahkan sampai melenyapkan mu pun aku sanggup. Albert Halston Xanders
Delisa gadis cantik yang tiba-tiba di culik dan dipaksa menikah dengan seorang pria yang tidak dia kenal sama sekali.
Menjalani pernikahan dengan Tuan Muda yang kejam, membuat hari-hari Delisa seperti di neraka.
Mampukah Delisa bertahan dengan pernikahan ini?
Atau mampukah Delisa mengubah sosok Tuan Muda yang kejam menjadi pria yang baik?
Yang penasaran dengan ceritanya, langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hasil Pencarian
🌷Taman Belakang🌷
Albert yang mendapatkan pelukan secara tiba-tiba, merasa heran dan segera melepas pelukan Delisa. "Apa yang kau lakukan hah?" bentak Albert yang berhasil melepas pelukan Delisa, kedua matanya menyorot tajam pada Delisa.
Kedua mata itu menyiratkan sebuah kebencian yang mendalam untuk Delisa. Namun berbeda dengan Delisa, tatapan yang dia berikan pada Albert, yaitu tatapan kerinduan, bercampur dengan kesedihan dan amarah.
Delisa melangkah mundur secara perlahan sambil menggelengkan kepalanya dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Air mata sudah mengembun di kelopak matanya. Delisa berusaha menahan genangan air mata itu agar tidak jatuh di hadapan Albert.
"Tidak mungkin," gumam Delisa sambil meneteskan air mata.
Jatuh sudah pertahanannya saat ini, Delisa tak mampu lagi menahan air matanya. Dadanya terasa sesak seakan ada batu besar yang menghimpit di dadanya. Air mata itu mengalir deras kala Delisa kembali merasakan kehangatan dari punggung Albert, yaitu punggung yang selama ini dia rindukan. Air mata kesedihan, kebencian, dan juga kerinduan semua berkumpul menjadi satu. Sedangkan Albert yang melihat Delisa menangis dalam diamnya hanya bisa mengerutkan keningnya dan menatap heran pada Delisa, lalu kedua kaki Albert melangkah berusaha mendekati Delisa yang masih meneteskan air mata.
Delisa perlahan melangkah mundur berusaha menghindari Albert yang ingin mendekatinya. "Tidak Mungin! Ini tidak mungkin." Dengan cepat Delisa membalikkan badan nya dan berlari menuju kamar, meninggalkan Albert yang masih memandanginya.
'Ada apa dengannya? Kenapa dia tiba-tiba memeluk ku dan langsung menangis.' Albert
🌷Kamar Delisa🌷
Delisa yang sudah berada di dalam kamar, dia langsung mengunci pintu kamar nya. Dia langsung menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang seketika tangis Delisa pecah. Dia tak mampu lagi menahannya karena semakin dia tahan semakin sesak pula rasanya.
"Tuhan, takdir apa yang sebenarnya kau berikan kepadaku? Kenapa kau mempertemukan ku dengan pria yang sangat ku rindukan dengan pertemuan seperti ini. Apa salahku Tuhan?" gumam Delisa sambil memukul dadanya yang terasa sesak akan fakta yang dia terima saat ini. Entah hal itu benar atau tidak tapi Delisa yakin bahwa punggung yang dimiliki Albert adalah punggung yang selama ini dia rindukan.
"Selama ini aku merindukan mu Aston, tapi kenapa pertemuan kita jadi seperti ini," gumam kembali Delisa sambil berlinang air mata.
🌷Taman Belakang🌷
Sementara Albert yang masih berada di taman bersama Toni, dia mengerutkan alisnya menatap heran pada Delisa yang terus saja berjalan mundur setelah memeluk tubuh kekar Albert dari belakang.
"Apa yang terjadi padanya?" gumam Albert lalu kembali memutar tubuh nya menghadap ke arah Toni.
"Kau lihat Ton, sepertinya wanita itu sedang kemasukan. Tiba-tiba saja dia datang lalu memeluk ku dan pergi begitu saja," ucap Albert pada Toni.
"Ya sepertinya begitu Tuan," jawab Toni membenarkan perkataan Albert.
"Oh iya Ton, apa yang ingin kau sampaikan padaku?" tanya Albert menyadarkan Toni akan tujuannya tadi yang ingin memberitahu suatu hal pada Albert selaku bosnya.
"Tuan, wanita yang anda cari sudah berhasil saya temukan," ucap Toni memberitahu Albert perihal gadis kecil bosnya.
"Benarkah?" tanya Albert penasaran, ada rasa senang yang menyelimuti dirinya.
"Apa kau yakin bahwa gadis itu adalah malaikat kecilku? Apa dia memiliki ciri-ciri yang pernah ku bilang padamu?" Albert menatap intens Toni yang kini berdiri tegak di hadapannya.
"Saya yakin Tuan kalau gadis itu yang selama ini anda cari," ucap Toni membenarkan fakta yang telah dia dapatkan perihal gadis kecil Tuan Mudanya.
"Dimana gadis itu sekarang?" tanya Albert penasaran akan keberadaan gadis kecilnya.
"Dia sekarang berada di salah satu hotel milik Tuan. Dan sebentar malam saya akan menjemput nya dan mengantarnya kesini Tuan," terang Toni pada Albert.
Terlihat jelas wajah binar Albert yang begitu antusias bahkan dia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan malaikat kecilnya yang sangat dia rindukan. Mendengar hal itu dia merasa puas bahwa Delisa bukanlah sosok gadis kecil yang dia cari selama ini.
"Tidak usah menunggu sampai malam Ton, antar aku kesana sekarang juga," titah Albert yang tidak ingin mengulur waktu lagi. Dia sudah tidak sabar melihat gadis kecilnya seperti apa sekarang.
"Siap Tuan," jawab Toni mengangguk mengiyakan perintah Tuan Mudanya.
🌷🌷🌷
Di dalam mobil senyum mengembang dari bibir Albert yang tengah menatap sebuah foto yang Toni berikan padanya tadi. Dimana di dalam foto itu terlihat sosok gadis cantik yang telah bersemayam di hati Albert selama belasan tahun. "Akhirnya aku menemukan mu malaikat kecil," gumam Albert yang terus tersenyum menatap foto tersebut.
"Toni, apa kau sudah mencari tahu tentang keluarga gadis kecilku?" tanya Albert pada Toni yang masih fokus mengemudikan kemudinya.
"Sudah Tuan, gadis itu ...." Toni yang belum selesai bicara secepat mungkin Albert memotongnya.
"Stop Ton! Jangan panggil dia gadis kecil, mulai sekarang panggil dia Nyonya Muda. Kau mengerti?" bentak Albert yang tidak suka jika Toni memanggil gadisnya dengan sebutan gadis kecil, mengingat dia yang akan menikahi malaikat kecilnya itu.
"Siap Tuan," jawab Toni pelan.
"Lalu bagaimana dengan keluarga gadisku Ton?"tanya Albert kembali dengan rasa penasaran yang menggerogotinya.
"Nyonya Muda hidup dengan berkecukupan Tuan. Dan dia di besarkan oleh kedua orang tua pemilik perusahaan PT. Pratama Corperation," terang Toni pada Albert perihal asal usul gadis kecil Tuan nya.
"Jadi dia putri dari Bagas Pratama, aku tidak menyangka kalau dia adalah putri dari rival Bisnisku," gumam Albert tersentak kaget mendengar fakta tersebut.
"Benar Tuan." balas Toni yang masih mendengar gumaman dari Albert.
"Lalu apa ada hal lain Ton?" tanya Albert penasaran perihal gadis kecilnya.
"Nyonya muda memiliki sifat yang manja Tuan," jawab Toni pelan.
"Manja? Bukannya dia dulu sosok gadis yang pemberani," Kedua alis Albert saling bertautan setelah mendengar fakta dari sifat asli gadis kecilnya.
"Iya Tuan. Dan selain itu Nyonya muda gemar menghabiskan uang kedua orang tuanya untuk shopping," ucap Toni pelan.
"Dari hasil yang saya selidiki itu semua memang benar adanya. Apapun yang Nyonya inginkan akan selalu terpenuhi karena orang tuanya sangat menyayanginya."
"Baiklah Ton, menurutku itu tidak masalah. Toh aku juga memiliki segalanya, aku akan mengabulkan apapun yang gadisku inginkan," Albert mencoba menerima perihal sifat gadis kecilnya, meskipun ada rasa ragu di hatinya tapi Albert sekeras mungkin menepis rasa itu.
🌷Kamar Delisa🌷
Delisa terus merenung atas apa yang terjadi pada dirinya. Dia masih tidak percaya akan fakta tersebut, ternyata pria yang selama ini dia cari dan rindukan sangatlah dekat dengannya. Namun sulit untuk Delisa jangkau karena sebuah kesalahpahaman yang membuat pria itu sangat membencinya.
Delisa tidak ingin memberitahu Albert yang sebenarnya tentang dirinya, terlebih waktu itu kalung yang di berikan oleh Albert tak sengaja putus. Delisa berusaha memperbaikinya tapi tetap saja tidak bisa, sehingga Delisa memutuskan untuk menyimpannya di sebuah kotak kecil di dalam lacinya.
Akan tetapi Delisa berdoa dia berharap semoga Aston masih bisa mengenalinya walau hanya menatap wajah. Namun, harapan Delisa pupus sudah kala Albert yang telah menyiksanya dan berlaku kejam pada dirinya, Albert pasti menyorot tajam ke arahnya tapi tetap saja Albert tidak mengenalinya lagi. Kedua mata Albert di butakan oleh sebuah dendam yang membara sehingga Albert tak menyadari itu semua.
Delisa menyeka air matanya yang telah banjir oleh air mata. Menurutnya percuma saja dia menangis saat ini, toh Albert juga tidak akan percaya pada dirinya jika dia jujur bahwa dirinya adalah wanita yang menolong Aston. Saat ini Delisa hanya ingin tahu siapa dalang yang membunuh orang tua Albert dan kenapa Albert mengira orang tuanya delisa yang membunuh kedua orang tua Albert.
'Aku akan segera mencari kebenaran ini. Dan jika memang benar kedua orang tuaku tak bersalah maka aku harus pergi dari sini.' Delisa
.
.
.
🌷Bersambung🌷
Selalu kesel setiap baca ceritanya, karena kekejaman yang dilakukan Tuan muda Albert kepada Delisa.
Namun meski begitu, aku juga suka karakter Delisa nggak yang pasrah aja diperlakukan kejam, dan balik membalas/CoolGuy/
Berharap kelak Albert dapet balasannya karena menyia-nyiakan Delisa.
Nggak berharap mereka bersatu karena saking keselnya😭😭😭
Tapi kalau pun bersatu, perjuangan Albert bener-bener harus menemui banyak kesulitan seperti dia yang selalu menyulitkan Delisa🤭✌️❤️
Semangat terus untuk Kakak. Semangat nulisnya💪💪💪🥰🥰❤️❤️
Berharap bahwa Delisa dan Albert nggak bersatu.
Pun kalau bersatu, Albert harus berjuang sampai titik darah penghabisan untuk mendapatkan Delisa kembali🤭🤭
Tapi sebelum itu, balik lagi Albert harus bener-bener menyesal dan sampai nagis darah👍😁😂