Bela tidak menyangka masa mudanya kini hancur karena ketahuan Hamidun sama guru dan kedua orang tua, membuat Bela harus terima kenyataan jika Bela harus diasingkan dikampung halaman kakek nya supaya keluarga tidak malu dengan kenyataan pahit yang dialami Bela, mampu kah Bela membesarkan anaknya seorang diri atau justru pacarnya datang untuk ajak nikah dan membuat Bela tidak merasakan hidup diasingkan dari lingkungannya lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maya ps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23
Boby memberikan kemaja dan celana panjang buat Bastian karena mau mempertemukan Bastian dan Bela, sejujurnya Boby masih ingin lebih lama anaknya ketemu sama Bastian tapi tidak tega mendengar anaknya berharap Bastian lebih cepat ketemu supaya bisa secepatnya menikah.
"Dua hari lagi kamu ketemu sama Bela dan kalian menikah lebih cepat, siap atau tidak kalian harus menikah dua hari lagi mengerti!" tegas Boby ingin masalah anaknya cepat selesai.
"Apa menikah dua hari lagi, yang benar saja sih Om menikah secepat ini, kan tahu gue masih delapan belas tahun masa sudah menjadi seorang suami dan ayah apa tidak kasihan gue malu dengan status itu oh tidak!" tolak Bastian kaget mendengar keputusan orang tuanya Bela ingin Bastian dan Bela menikah lebih cepat.
"Jangan egois memangnya kamu saja yang akan malu hah sama kelakuan kamu, yang merasakan malu lebih parah itu Bela mengerti kamu, jika kalian tidak menikah cepat kasihan Bela selama masa kehamilannya bakal jadi bahan Bullyan orang lain karena masih kecil sudah hamidun dan pasti dipertanyakan dimana suaminya apa kamu tega sama Bela orang yang kamu cintai dan kamu rusak hah!" emosi Boby tidak terima Bastian selalu memikirkan diri sendiri tanpa memikirkan kondisi dan perasaannya Bela sama sekali.
Boby sudah lelah menghajar Bastian setiap ketemu selalu dibuat emosi, tapi Bastian tidak sadar sama sekali sama kesalahannya dan perasaannya Bela.
Bastian nunduk mendengar ucapan Boby, ada benarnya juga Bela lebih banyak nanggung malunya dibandingkan diri sendiri tapi Bastian tidak siap harus menikah sekarang selain masih kecil Bastian juga tidak mau putus sekolah begitu saja karena menikah sama Bela.
**
Belva memperhatikan Bela membuat baju untuk anaknya, Belva senang sekali melihat anaknya sudah lancar memakai mesin jahit tanpa takut sama jarum.
"Mau bikin berapa baju Nak?" tanya Belva penasaran.
"Sebanyak-banyaknya Bunda, biar tidak usah beli lagi dan tidak ribet harus beli baju terus buat anak apa lagi baru lahir pasti lebih butuh banyak baju kan." ucap Bela, Bela sejujurnya sengaja buat baju lebih banyak supaya tidak susahin Bastian nanti untuk beli baju buat anaknya, merasa kasihan jika Bastian harus beli baju terus buat anaknya setelah lahir nanti.
"Kamu benar Bela anak baru lahir lebih banyak butuh baju karena sering basah pempres nya dan supaya tidak iritasi pakai baju yang sama seharian, jadi harus bisa punya baju sebanyak-banyaknya Nak." lanjut Belva membenarkan ucapan Bela, Belva merasa bersyukur sekarang Bela sudah bisa buat baju supaya bisa hemat belanja baju untuk kebutuhan anaknya sendiri.
Belva berharap Bela bisa buka usaha menjahit supaya bisa memberikan pemasukan untuk Bela dan mengurangi pengeluaran Bastian supaya tidak merasakan kekurangan uang selama berumah tangga.
**
Bastian tidak menyangka sebentar lagi akan menikah apa lagi belum punya apapun yang bisa dibanggakan, pertama kalinya Bastian nangis didalam pelukan Yuyun ibu nya meratapi nasibnya sekarang dipaksa menikah padahal belum siap berumah tangga.
"Mami kenapa gagal bawa Bastian pergi dari sini, Mami tega merusak masa depan Bastian seperti ini!" bentak Bastian melihat ibu nya tidak bisa bawa pergi dirinya.
"Maafkan kami Nak, posisi kamu memang salah kami tidak bisa berbuat apapun, lagian kamu dijaga ketat jadi sulit untuk kami bawa kamu pergi dari sini Nak jadi terima saja nasip hidup kamu karena ini akibat kesalahan kamu dimasa lalu!" lirih Yuyun sedih karena sebagai orang tua tidak bisa bantu anaknya sama sekali.
"Kalian siapkan seserahan dan mas kawin untuk pernikahan mereka, untung lah surat pernikahan anak kita sudah jadi dan setelah menikah mereka akan tinggal dirumah yang sudah saya siapkan untuk mereka tempati!" tegas Boby yang sudah urus semuanya sebelum keputusan pernikahan dipercepat.
"Tidak usah Om yang sediakan pasti hidup susah, Bastian tidak sudi harus hidup susah bareng Bela kalo mau kami menikah harus mau memberikan kehidupan mewah karena Bastian tidak sudi selama berumah tangga harus merasakan hidup susah dan susah juga mencari pekerjaan!" tolak Bastian dengan tegas tidak mau dikerjain lagi sama Boby apa lagi setelah menikah pasti Bastian dipaksa mencari pekerjaan.
"Tidak ada hidup mewah setelah menikah, orang seperti kamu akan bertingkah jika hidup mewah mengerti jadi kamu harus merasakan hidup susah supaya sadar kalo cari uang itu susah apa lagi untuk biaya sekolah, jadi berfikir dua kali untuk membuat masalah mengerti supaya kamu belajar bagaimana menghargai pengorbanan dan bersyukur mendapatkan uang dari hasil pekerjaan sendiri mengerti!" tegas Boby sejujurnya kecewa sama anaknya yang harus rusak dan sebelum umurnya untuk merasakan rumah tangga.
Boby tidak ingin membuat anak dan menantunya hidup susah tapi Boby juga ingin mengajarkan anaknya supaya tahu susahnya cari uang supaya tidak seenaknya, Boby berharap Bela dan Bastian hidup rukun walaupun menjalankan rumah tangga dengan keterbatasan yang dimiliki.
Bastian bener-bener kecewa sama calon mertuanya, sama sekali tidak bisa dibujuk supaya mau memberikan kemewahan untuk tempat tinggalnya nanti.
Lanjut thor....
Lajut thor..
Semangat terus
Lanjutkan Autor....
Semangat author....
Lajutkan,aku tunggu setiap hari
Lanjut thor....
Lanjutkan thor
Aku suka cerita novelnya