Keyra Putri Utami adalah nama yang di sematkan oleh kedua orang tuanya, sejak usianya delapan tahun dia mengalami kebutaan karena sebuah kecelakaan yang ikut menewaskan kedua orang tuanya.
Keyra di asuh oleh Paman dan Bibi yang begitu sayang kepadanya, yang menyebabkan kedua puteri Paman dan Bibi nya cemburu kepada Keyra.
Hutang sang Paman yang di lunasi oleh sahabat Pamannya kepada seorang juragan tanah, yang menyebabkan Keyra harus berakhir menikah dengan putera sahabat dari Pamannya sebagai penebus hutang keluarga.
Entah bagaimana nasib Keyra si Gadis Buta yang hanya mengenal satu warna saja dalam hidupnya yaitu Hitam, akankah seseorang mampu mengenalkan warna lain selain Hitam kepada Keyra?
Jika kebahagiaan itu harus di jemput, kenapa harus menunggu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putribulan21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Baku Hantam Dengan Pekerjaan
Dewa dan Keyra merebahkan tubuh mereka di kasur empuk mereka, malam ini mereka memilih tidur saja dan berharap esok kembali segar karena harus sibuk bekerja.
Dan keesokan harinya, Dewa dan Keyra pergi ke kantor dengan mobil yang berbeda. Demi kemanan mereka masing masing, juga agar tidak mengundang kecurigaan.
Sesampainya di kantor, Keyra segera memasuki rungan divisi keuangan. Rupanya sudah ada mbak Lusi di sana, dia sedang mencari laporan yang kemarin di kerjakan oleh Keyra.
"Pagi Mbak!" sapa Keyra.
Seperti biasa Keyra akan menyapa dengan ramah siapa saja yang lebih dulu ada di ruang kerja, dan kali ini kebetulan mbak Lusi yang sudah ada di sana.
"Pagi Key, oh ya laporan yang kamu kerjakan kemarin sudah di kasih ke saya kan?" tanya mbak Lusi memastikan.
Mbak Lusi menatap Keyra, ada raut kekhawatiran yang terlihat di sana. Membuat Keyra ikut khawatir, lalu Keyra menganggukkan kepalanya.
"Sudah Mbak, kan katanya mau di bawa buat presentasi meeting ya hari ini," ucap Keyra.
Mbak Lusi menghela nafas, baru kali ini dia lupa menyimpan sebuah laporan penting yang akan di presentasikan di ruang meeting.
"Mbak lupa nyimpen di mana Key, padahal sengaja Mbak enggak bawa pulang itu laporan karena takut ketinggalan di rumah, dan Mbak juga ingat laporannya Mbak simpan di laci ini," tunjuk mbak Lusi.
Mbak Lusi terlihat frustasi, dia benar benar bingung bagaimana bisa laporan itu hilang begitu saja dari laci yang di kuncinya kemarin.
"Gini aja Mbak meeting tinggal satu setengah jam lagi, kayanya kita bisa print balik itu laporannya kebetulan masih ada di laptopku salinannya," ucap Keyra.
"Kamu yakin masih ada? Coba di cek lebih dulu," perintah mbak Lusi.
Lalu Keyra pun memeriksa laptopnya, dan kebetulan salinannya masih dia simpan dengan rapi, Keyra pun tersenyum karena waktunya sangat cukup untuk kembali mengerjakan laporannya yang kemarin.
"Masih ada Mbak, kita selamat," ucap Keyra dengan senyum yang mengembang.
Mbak Lusi tersenyum lega, dia benar benar tak mengerti mengapa laporannya bisa hilang. Namun mbak Lusi tak akan membiarkan semua ini, dia akan memeriksa kamera CCTV dan waspada demi keamanan di tempat kerjanya.
"Ya sudah kamu kerjakan lagi, saya mau cek CCTV dulu siapa yang udah masuk ruangan saya tanpa permisi!" kilat amarah terlihat di mata mbak Lusi.
Keyra sedikit merinding ketika melihat mbak Lusi dalam mode singa, sebab mbak Lusi ini adalah wanita yang super disiplin dan berani menegur terhadap siapa saja yang melakukan kesalahan.
"Baik Mbak!" jawab Keyra.
Keyra pun kembali mengerjakan pekerjaannya karena laporannya hilang entah kemana, sementara mbak Lusi pun segera menemui pihak keamanan untuk memeriksa siapa saja yang masuk ke dalam ruangan mbak Lusi.
"Pagi Key!" sapa Dina.
"Hai Din!" jawab Keyra tanpa mengalihkan tatapan matanya dari laptop yang di hadapannya.
"Tumben udah mulai kerja? Ini masih pagi loh gue aja belum sarapan," cerocos Dina.
"Entar deh gue jelasin, sekarang gue harus ngerjain ini dulu," jawab Keyra.
"Ya udah gue ke kantin bentar ya, nyari sarapan," ucap Dina.
"Ok sarapan yang kenyang ya, biar bisa baku hantam sama kerjaan!" teriak Keyra dengan ekspresi serius tanpa mengalihkan tatapannya.
Dina tertawa terbahak mendengar apa yang di katakan oleh Keyra, lalu menjawab Keyra dengan teriakan juga.
"Di kira kerjaan itu penjahat ya bisa di ajak baku hantam segala!" teriak Dina.
Keyra pun tertawa tanpa mengurangi konsentrasinya, dia sibuk dengan pekerjaannya sekarang.
Tak berapa lama datanglah Inggit, dia mengernyitkan keningnya melihat Keyra kembali mengerjakan laporan yang kemarin di kerjakannya.
"Emang belum kelar ya itu laporan? Bukannya udah di kasihin ke Mbak Lusi ya kemarin?" tanya Inggit.
"Laporannya ilang," jawab Keyra santai.
"What !" teriak Inggit.
"Lo jangan teriak teriak ih gue enggak budeg, auto budeg kuping gue kalau teriakan lo ngalahin Diva Indonesia kaya gini," ucap Keyra yang mengandung nada ledekan karena kesal.
Keyra lalu menutup telinganya yang berdenging karena teriakan Inggit tepat di depan telinganya, Inggit kaget jadi dia berteriak.
"Iya sorry gue enggak maksud kaya gitu, tapi kok laporannya bisa ilang sih Key?" tanya Inggit lagi.
Keyra mengedikkan bahunya tanda dia tak ingin di ganggu, lalu Keyra kembali mengerjakan pekerjaannya yang sempat tertunda.
Tak berapa selesailah laporan keuangan yang di kerjakan oleh Keyra, yang akan di presentasikan oleh mbak Lusi di ruang meeting beserta CEO dan jajarannya.
"Key gimana laporannya?" tanya mbak Lusi.
"Beres Mbak, eh iya Mbak gimana udah ketahuan belum tersangkanya, siapa?" Keyra memberondong mbak Lusi dengan pertanyaan.
Mbak Lusi menghela nafas, lalu menggeleng lemah. Dia meraih laporan keuangan yang ada di tangan Keyra, lalu harus mempelajarinya terlebih dulu.
"Belum Key, CCTV nya tiba tiba tidak berfungsi," jawab mbak Lusi.
"Duh di saat seperti ini kenapa harus tidak berfungsi ya?" tanya Keyra.
"Entahlah Key, oh ya sebaiknya nanti kamu aja ya yang presentasi!" seru mbak Lusi.
Keyra bingung, kenapa harus dirinya yang mempresentasikan padahal kan biasanya Amir yang selalu mengawal mbak Lusi jika ada meeting seperti ini.
"Loh Amir ke mana emangnya?" tanya Keyra.
"Anaknya masuk rumah sakit, jadi dia enggak masuk hari ini," jawab mbak Lusi.
Keyra tertunduk lesu, rupanya dia yang menggantikan Amir di meeting kali ini. Keyra benar benar merasa gugup.
"Ya sudah kalau gitu, aku siap siap dulu ya Mbak," ucap Keyra
Tak berapa lama meeting pun di mulai, setiap divisi mempresentasikan progress kerja mereka selama satu bulan, untuk di evaluasi oleh Dewa.
Dan kini tinggal divisi keuangan yang akan memulai presentasi, Keyra pun berdiri di depan para peserta meeting.
Jangan tanyakan tentang perasaannya, dia gugup sekarang. Namun pandangan mata Dewa membuatnya tenang, akhirnya dia pun memulai presentasi.
Semua orang puas dengan laporan yang di presentasikan oleh Keyra, benar benar lugas dan mudah di mengerti.
Tatapan mata Dewa bahkan tak berkedip kala Keyra menerangkan profit juga sales order yang di dapatkan oleh perusahaan.
Tiba di akhir presentasi, semua orang bertepuk tangan dengan penuh ke kaguman. Semua orang puas dengan paparan presentasi dari Keyra.
Namun di sudut ruangan yang lain, seseorang tiba tiba merasa kesal karena Keyra mendapat apresiasi yang tinggi dari CEO mereka.
Apalagi Dewa memujinya karena kepintaran Keyra, yang membuat semua orang kagum dengan pembawaannya yang tenang.
"Kenapa harus dia sih yang presentasi, ke mana itu pak Amir? Pasti makin gede kepala dia!" gerutu gadis yang memakai rok mini berwarna hitam.