Nasib malang menimpa Celine Violetta Atmadja. Baru saja dia berkabung kerena meninggalnya sang ayah, dia justru diusir oleh Ibu dan juga saudara tirinya. ternyata selama ayahnya sakit keras, mereka sudah membalik nama semua aset kekayaan milik keluarga Atmadja menjadi milik mereka. Untuk itu, Celine tidak mempunyai pilihan selain pergi dari sana.
Tapi bukan berarti Celine akan diam saja. Dia bersumpah akan membalas ibu dan saudara tirinya itu. Apapun akan dia lakukan, termasuk menikah dengan pria cacat yang kaya untuk membalas mereka.
Nicholas Arian Dirgantara, CEO tampan yang bernasib tragis. Dia harus duduk di kursi roda setelah kecelakaan hebat yang menimpa dirinya 2 tahun yang lalu. Karena hal itu juga, kekasihnya berselingkuh dengan sahabat Nick
Semenjak saat itu, Nick menjadi pria yang agresif. Kondisinya yang tidak bisa berbuat apa-apa membuatnya mudah marah. Hingga suatu hari, ibunya datang membawa seorang wanita yang akan menikah dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 Hanya Main-main Saja
Celine buru-buru turun dari pangkuan Nicholas. Dia sangat takut karena Nicholas menyadari bekas tamparan di wajahnya. Apalagi tatapan Nicholas yang berubah tajam, membuatnya tidak berani menatap Nicholas.
"Celine!!" panggil Nicholas
"A-aku... A-aku lapar, aku makan dulu." dengan cepat Celine keluar dari kamar Nicholas tanpa memperdulikan teriakan pria itu yang terus memanggilnya.
"Huh... Aku selamat." gumam Celine. Dia menghela nafas lega karena bisa lolos kali ini. Jadi, untuk sementara lebih baik dia menghindar dari Nicholas terlebih dahulu sampai pria itu lupa dengan apa yang dia tanyakan padanya. Dan semoga saja bekas tamparan dari Indira cepat menghilang.
Tapi sayangnya, Nicholas tidak sebodoh itu. Dia memanggil pelayan yang tadi pergi dengan Celine dan menanyainya tentang apa yang telah terjadi tadi saat mereka pergi.
"Katakan!!" perintah Nicholas dengan wajah dinginnya
"Ma-maaf tuan. Saya tidak tahu pasti apa yang terjadi, saat saya datang dari toilet, nona sudah tersungkur di lantai. Dan wanita itu terus menghina nona Celine." terang si pembantu
"Wanita?"
"Iya tuan. Sepertinya mereka saling mengenal. Tapi tadi saya sempat mendengar jika wanita itu mencuri harta nona."
Nicholas terdiam sejenak. Mencuri? Apa dia adalah ibu tiri, Celine? Tidak ada wanita lain yang mencuri harta Celine kecuali ibu tirinya. Jadi dia bisa menebak jika semua itu perbuatan ibu tirinya, atau mungkin saudari tirinya. Siapapun itu, hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja.
Nicholas mengambil ponselnya dan menghubungi asistennya, "Kemari sekarang juga." Nicholas mematikan sambungan telepon secara sepihak dan meminta pelayan membantunya duduk di kursi roda. Baru setelahnya, dia meminta pelayan untuk pergi dan merahasiakan hal ini pada Celine.
...****************...
"Apa kau tahu mengenai perusahaan MCell Company ?" tanya Nicholas.
Asisten Nicholas mengangguk pelan. Siapa yang tidak tahu perusahaan besar keluarga Atmadja. Bahkan perusahaan tersebut bersaing dengan perusahaan keluarga Dirgantara, walaupun perusahaan Dirgantara masih berada di atas perusahaan tersebut, tapi tetap saja perusahaan MCell Company, merupakan perusahaan yang patut di waspadai.
"Apa perusahaan kita bekerjasama dengan perusahaan tersebut?" tanya Nicholas lagi
"Sepertinya tidak tuan."
Nicholas mengangguk paham. Sepertinya ini akan sedikit sulit. Setidaknya dia harus tahu kelemahan perusahaan tersebut untuk bisa menekannya.
"Aiden, aku ingin kau mencari tahu siapa pemimpin perusahaan tersebut saat ini dan cari kelemahannya. Pemimpin yang baru biasanya memiliki peraturan baru, dan itu bisa menjadi celah untuk kita mengetahui kelemahan mereka." seru Nicholas
Aiden mengerutkan keningnya bingung. Untuk apa Nicholas mencari kelemahan perusahaan lain? Apa dia berniat untuk menghancurkannya? Tapi ini seperti bukan permainan Nicholas. Biasanya mereka akan bersaing dengan sehat. Apalagi ini pertama kalinya Nicholas tertarik untuk mencari tahu pemilik suatu perusahaan. Padahal mereka tidak terikat kerjasama.
"Kau dengar, Aiden?" seru Nicholas yang membuat Aiden tersadar dari lamunannya.
"Maaf jika aku lancang. Aku sekarang ingin berbicara sebagai keluargamu, Aku hanya ingin tahu, apa yang membuatmu ingin mencari tahu tentang perusahaan lain, Nick? Ini seperti bukan dirimu saja." seru Aiden
Nicholas terdiam sesaat. Dia mengerti kenapa Aiden menanyakan hal itu karena pria itu belum tahu mengenai pernikahannya. Ya, karena dirinya, kakak sepupunya itu harus bekerja keras mengurus perusahaannya. Apalagi saat pernikahannya berlangsung, Aiden dalam perjalanan bisnis keluar kota.
Aiden, adalah putra dari kakak ibunya. Dia bekerja sebagai asisten Nicholas dan menghandle perusahaan semenjak dia dinyatakan cacat. Tapi walaupun begitu, setiap ada perusahaan yang mengajukan kerjasama atau apapun itu yang berhubungan dengan perusahaan, Aiden akan membahasnya dengan Nicholas karena bagaimanapun Nicholas adalah pemimpin yang sebenarnya sekaligus pemilik perusahaan tersebut.
Dan Aiden akan melaporkan setiap perkembangan perusahaan dan mengirim email ataupun berkas untuk ditandatangani oleh Nicholas.
Nicholas memang mempercayakan semuanya pada Aiden, tapi bukan berarti dia percaya sepenuhnya pada pria itu. Banyak pertimbangan yang membuat dia harus rela memberikan jabatan kepemimpinan sementara pada Aiden. Bahkan diam-diam Nicholas mengirim mata-mata di perusahaannya sendiri hanya untuk mengawasi Aiden.
Keterlaluan memang. Tapi pengkhianatan yang dilakukan sahabat dan kekasihnya membuatnya sulit percaya pada orang lain. Termasuk keluarganya sendiri. Lalu bagaimana dengan Celine? Bukankah dia orang baru di kehidupan Nicholas?
"Nick!!" panggil Aiden lagi. Dia sangat penasaran, apa Nicholas mulai tertarik dengan pemilik perusahaan tersebut? Dia dengar jika pemimpin perusahaan tersebut mempunyai seorang putri.
Nicholas tidak menjawab, tapi hanya menunjukkan cincin di jari manisnya. Dan hal itu membuat Aiden semakin bingung. Apa maksud Nicholas memamerkan cincin itu padanya? Apa itu ada hubungannya dengan perusahaan MCell Company? Tapi tunggu dulu!!!
Aiden melebarkan kedua matanya sempurna, "K-kau... Kau sudah menikah? Apa dengan putri Tuan Marcello?" tebak Aiden, yang dijawab anggukan pelan oleh Nicholas.
Aiden benar-benar terkejut. Dia tidak percaya semua itu. Bahkan dia menepuk kedua pipinya untuk meyakinkan dirinya jika semua itu bukan mimpi.
Nicholas menikah? Rasanya sangat mustahil. Dia tahu betul apa yang terjadi pada Nicholas. Dan betapa putus asanya pria itu saat mendapati kenyataan jika dua orang yang dia sayangi tega menusuknya dari belakang.
Tapi sekarang, tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba Nicholas mengatakan padanya jika dia sudah menikah. Sulit dipercaya.
"Kenapa kau bersikap seolah tidak percaya?" gerutu Nicholas
"Te-tentu saja aku tidak percaya. Aku tahu betul bagaimana dirimu. Tapi, jika itu benar, bagaimana semua itu bisa terjadi? Dan kenapa kau menerimanya?"
"Ck... Semua itu rencana mommy. Aku sudah menolak. Tapi mommy keukeh ingin kami menikah dengan alasan agar ada yang menjagaku saat dia tidak ada disini. Ya, awalnya aku memang menolaknya. Tapi setelah dipikir-pikir, mungkin akan menyenangkan bisa bermain-main sebentar." seru Nicholas
"Bermain-main? Apa maksudmu?" tanya Aiden penasaran.
"Ck... kau tahu maksudku, kenapa masih bertanya?" gerutu Nicholas .
"Kau mau mempermainkan perasaannya?" tebak Aiden
Tidak ada jawaban dari Nicholas dan hal itu membuat Aiden yakin jika tebakannya benar. Hah... dia sudah mengira sebelumnya, rasa sakit yang Jenny torehkan tidak akan sembuh begitu saja hanya karena Nicholas menikah. Justru Nicholas akan berfikir jika wanita manapun, sama saja dengan mantan kekasihnya itu.
Tapi, tanpa mereka sadari, sedari tadi ada seseorang yang mendengarkan pembicaraan mereka. Dia adalah Celine.
Dia mencari Nicholas karena dia lupa mengembalikan kartu kreditnya. Tapi saat hendak masuk ke ruang kerja Nicholas, dia tidak sengaja mendengar jika ternyata Nicholas mau menikah dengannya karena ingin bermain-main saja.
Pantas saja Nicholas ingin bercerai dengannya. Hah... Entah kenapa hatinya terasa sakit. Rasanya dia ingin menangis. Dia kira setelah apa yang mereka lakukan, pelan-pelan Nicholas mulai menerimanya. Tapi ternyata dia salah.
"Kau terlalu berharap lebih, Celine. Harusnya kau sadar posisimu." batin Celine yang berusaha menguatkan dirinya. Dia mengurungkan niatnya untuk bertemu dengan Nicholas dan memilih pergi dari sana.
Sedangkan Nicholas yang tidak tahu akan hal itu, masih melanjutkan pembicaraannya dengan Aiden. Dia menceritakan kenapa pernikahan mereka bisa terjadi dan imbalan apa yang akan Celine dapatkan. Dan hal itu membuat Aiden mengerti, kenapa Nicholas ingin tahu mengenai perusahaan MCell Company.
"Kau melakukan hal ini, karena ingin membantunya atau karena kau mulai ada perasaan padanya?" selidik Aiden
"A-apa maksudmu? Tentu saja karena aku ingin membantunya. Mana mungkin aku bisa dengan mudah membuka hatiku untuk wanita yang baru saja aku kenal. Lagipula, dia bukan tipeku." sangkal Nicholas
"Hati-hati Nick!! Nanti kau bisa kemakan omonganmu sendiri." ucap Aiden memperingatkan
Nicholas berdecak pelan. Dalam hati dia meyakinkan dirinya jika dia tidak mungkin menyukai Celine dalam waktu yang singkat. "Ya, itu tidak mungkin." batin Nicholas