NovelToon NovelToon
ISTRIKU DUA TAPI AKU MASIH PERJAKA

ISTRIKU DUA TAPI AKU MASIH PERJAKA

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Dikelilingi wanita cantik / Pernikahan Kilat
Popularitas:9.7k
Nilai: 5
Nama Author: Mega Biru

Orang bilang punya istri dua itu enak, tapi tidak untuk Kelana Alsaki Bragha.
Istrinya ada dua tapi dia tetap perjaka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mega Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 27

TOK! TOK! TOK!

“Dara, makan dulu. Buka pintunya,” panggil Dewi.

“Masuk aja, Bu. Nggak di kunci,” sahut Kadara.

Ibu dan anak itu sudah sampai di kediaman sang nenek yang ada di Cianjur. Namun sedari sampai, Dara malah mengurung diri di dalam kamar hingga tak mau bertemu saudara-saudara yang ingin menyapa.

“Kamu belum makan dari siang, Dara. Ke dapur yuk, yang lain udah pada makan, ibu temenin kamu makan.” Dewi duduk di tepi ranjang, memandang Kadara yang berbaring dalam posisi tengkurap, dengan wajah disembunyikan di atas bantal.

“Aku nggak mau makan, Bu,” sahut Kadara.

Dewi mengernyit karena mendengar perubahan suara putrinya yang tak seperti biasa. Lekas Dewi menarik lengan Kadara untuk bangkit, dan ternyata benar dugaannya, Kadara sedang menyembunyikan tangisannya.

“Kenapa kamu nangis, Dara? Kamu marah sama ibu karena harus ke sini?” Dewi menghapus air mata Kadara, lantas menyingkapkan helaian rambut yang menempel di wajah putrinya.

“Aku nggak marah sama ibu.” Kadara berusaha menghentikan tangisannya, namun air mata itu tetap mengalir.

“Ya terus kenapa kamu nangis?”

“Ibu lihat ini.” Kadara menunjukkan foto unggahan Kelana saat Bening sedang mencium pipi suaminya. “Sekarang koleksi foto Mas Kelana bukan cuma tentang aku lagi, Bu. Tapi ada Bening juga.”

“Ya memangnya kenapa? Bening juga kan istrinya Kelana, Bening berhak juga di-posting fotonya oleh Kelana.”

“Aku udah berusaha untuk menerima Bening sebagai madu aku, Bu. Tapi yang namanya hati nggak bisa dibohongi. Jujur, hatiku sakit banget ngeliat Mas Kelana memperlakukan wanita lain dengan spesial, padahal dulu aku yang paling spesial untuk Mas Kelana. Sekarang aku harus apa, Bu? Aku harus pura-pura kuat lagi atau harus mundur?”

“Itu hak kamu, keputusan ada di tangan kamu. Tapi saran ibu, kamu harus introspeksi diri atas kejadian yang menimpa kamu. Semua hal yang terjadi sama kita itu nggak lepas dari benih yang kita tanam, Dara.”

Kadara mengangguk dalam linangan air mata. “Aku udah sadar, Bu. Aku tau semua ini salah aku, aku pernah menduakan Mas Kelana, sekarang giliran aku yang harus merasakan diduakan juga. Aku nyesel Bu, andai aja sebelum hari H itu aku nggak maksa mas Kelana untuk sentuh aku, pasti nggak akan ada kejadian Mas Kelana menikahi bening.”

Dewi tertegun mendengar pengakuan putrinya. “Kamu maksa Kelana buat nyentuh kamu sebelum hari H?”

Kadara menggenggam tangan ibunya sambil menangis. “Maafin aku, Bu. Aku beneran khilaf karena waktu itu aku nonton vidio dewasa. Aku juga udah gemes banget sama Mas Kelana yang nggak pernah mau sentuh aku. Aku pikir itu akan jadi hal wajar apalagi tinggal menghitung hari lagi kita menikah, tapi ternyata malah jadi malapetaka.”

Dewi melepaskan tangan putrinya dengan mimik kecewa. “Jujur ibu semakin nggak nyangka sama kamu. Udah sering pakai pakaian nggak sopan, selingkuh, maksa Kelana sentuh kamu, ditambah punya penyakit aneh, memangnya kamu nggak trauma sama semua perlakuan Pak Angkasa yang dilakukan sama kamu? Kenapa kamu malah semakin menjadi-jadi semenjak dilecehkan Pak Angkasa?”

“Kalau ditanya trauma, tentu aku trauma sampai nggak mau kerja lagi. Tapi untuk kelakuanku yang semakin menjadi-jadi, aku ngerasa udah nggak punya harga diri lagi, Bu. Harga diriku udah dibayar sama pak Angkasa, tapi aku nyesel karena nggak bisa belajar dari kesalahanku itu.”

“Penyesalan memang selalu datang diakhir, Dara. Sekarang lebih baik kamu belajar dari kesalahan itu. Kamu harus lebih introspeksi diri atas semua kehidupan yang sedang kamu jalani. Kalau benar kamu mau berubah, kamu nggak boleh selingkuh lagi, kamu rubah penampilan kamu yang sering pakai baju sexy, dan kamu harus terima madu kamu yang tumbuh dari benih kesalahan kamu sendiri. Ibu ingin kamu belajar sabar dan ikhlas.”

“Tapi rasanya sakit ngeliat suami aku mesra sama perempuan lain, Bu. Sakit.”

“Ibu tau itu sakit, tapi bukannya kamu bilang akan memperlakukan Bening seperti adik kamu sendiri? Jalani aja apa yang udah terjadi, lebih baik kamu fokus ke penyembuhan penyakit kamu agar Kelana bisa sentuh kamu sebagai seorang istri.”

KLUNG!

Ponsel Kadara mendapatkan notif chat dari Bening.

[Mbak, aku udah beliin ikat rambut buat Mbak dari hasil upah kerja aku. Mbak suka nggak?] Bening mengirim foto 2 ikat rambut bermodel sama.

[Dua-duanya buat aku?] Balas Kadara.

[Satu buat Mbak Dara, satu lagi buat aku. Kita couple-an pakai ikat rambut ya, Mbak.]

“Chatan sama siapa?” Dewi mengintip pesan di ponsel Kadara.

“Dari Bening, Bu. Anak itu masih polos dan nggak kelihatan punya muka benci sama aku. Dia beliin ikat rambut buat aku dari hasil upah kerjanya.”

“Jujur, ibu juga suka sama Bening. Dia memang masih polos dan belum punya jiwa iri dengki sama orang lain. Hatinya itu masih bersih karena belum terkontaminasi hal buruk apa pun. Ibu harap kamu bisa sayang sama Bening seperti sayang sama adik kamu sendiri. Kamu ingin punya adik, kan? Anggap aja Bening anak yang lahir dari rahim ibu juga, buang rasa cemburu dan rasa sakit hati itu karena Kelana milik kalian berdua.”

Kadara tertegun menelaah nasihat ibunya. Ia pun sangat sadar, hadirnya Bening memang karena buah dari dosa-dosanya.

[Mbak?]

[Mbak Dara nggak suka ya sama ikat rambutnya?]

[Kalau gitu biar aku beliin yang lain aja, ya? Mbak Dara mau apa?]

Semua pesan dari Bening sudah Kadara baca.

[Aku suka kok ikat rambutnya.] Send.

[Kamu jangan beli apa-apa lagi. Tabungin aja uangnya.] Send.

[Nanti ikat rambutnya aku pakai kalau udah pulang ke kota.] Send.

[Ngomong-ngomong, kamu sama mas Kelana lagi apa?] Send.

[Lagi makan nasi berkat dari hajatannya Pak RT, Mbak. Tapi bukannya dapet daging, malah dapet lengkuas (emot ngakak)]

[Lengkuas? (Emot ngakak)] Send.

[Iya, Mbak. Lengkuasnya digigit ibu Agustina sampai gigi palsunya copot (emot ngakak)]

Kadara menahan tawa dengan membalas emot ngakak juga.

[Mbak Dara udah makan?] Balas Bening.

[Belum, dari tadi ibu nawarin aku makan, tapi aku lagi nggak napsu makan.] Send.

[Kenapa? Mungkin Mbak Dara masuk angin abis menempuh perjalanan jauh. Mbak Dara mau aku kerokin?]

[Gimana cara ngerokinnya, kamu kan jauh? (Emot ngakak)] Send.

[Oh iya, lupa (emot ngakak)]

Kadara tersenyum tanpa sadar, hingga rasa sakit di hatinya sedikit berkurang.

[Semoga Mbak Dara cepet sembuh, ya. Aku kangen liat muka judesnya Mbak Dara. Kita harus kumpul lagi pokoknya (Emot nangis)]

“Tadi nangis, kenapa sekarang senyum-senyum?” Dewi memperhatikan perubahan ekspresi wajah Kadara.

“Ternyata adik aku selucu ini, Bu.” Kadara menunjukkan pesan chatnya pada Dewi.

1
Yanty Yusuf
Luar biasa
Yuliana Tunru
astaga peran x cuma liat kan jidat x doang..🤣🤣🤣🤣
Retno Harningsih
lanjut
NT.RM
Cerita yang sangat menarik, cerita ini bikin penasaran, baca awal jd ketagihan Goodluck
NT.RM
aku baru tau loh...
NT.RM
iya nih gimana sih si Kelan. td katanya Terima sekarang gk gitu. /Facepalm//Facepalm/
NT.RM
wah ini toh yang jadi masalah nya ?
NT.RM
wih MasyaAllah ni calon suami idaman.
NT.RM
hahaha bener ni otak mu 🤭
NT.RM
wih jarang bgt ya jaman sekarang ni😭
Mưa buồn
Sampai begadang buat baca ini, terbayang-bayang sampe pagi.😍
Nami/Namiko
Gak nyesel baca cerita ini, recommended banget!
Tani
Thor, jangan bikin kami tidak bisa tidur karena ingin tahu kelanjutannya 😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!