Kegagalan dalam membina rumah tangga dengan Alven, membuat Tamara memilih untuk hidup menjadi seorang single mom, membesarkan buah hatinya.
Sebuah Pengkhianatan sang suami membuat Tamara harus menelan pil pahit hidup dalam kesusahan. Karna dirinya hanya seorang ibu rumah tangga. Tapi, saat perpisahannya dengan Alven membuat Tamara mau tidak mau, harus banting tulang, untuk menafkahi putrinya seorang diri.
Hingga pertemuan tak terduga dengan seorang pria bernama Regen Aditama. Yang kondisinya, sangat mengenaskan akibat kecelakaan tunggal yang ia alami.
Tamara berusaha mengeluarkan tubuh Regen dari mobilnya yang sudah mau terbakar.
Bagaimana kisah hidup Tamara setelah pertemuannya dengan Regen?
Dan bagaimana Perjuangan Tamara menafkahi sang putri pasca ditinggal nikah oleh sang suami? yuk simak ceritanya di "Jodoh kedu."
original by Morata
dilarang keras plagiarisme.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Morata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35. NGAK LAKU LAKU
Saat Evi mendengar suara omelan Soraya dari ujung telepon, ia tertawa bahagia. Setelah memutuskan sambungan telepon seluler dengan nomor ponsel milik Alven, kembali Evi mencari nomor ponsel Januar yang tertera di layar ponselnya.
Januar yang melihat ponselnya berdering ia langsung meraihnya. Senyum merekah di wajahnya, sepertinya Januar merasa bahagia setelah mendapatkan sambungan telepon seluler dari Evi.
"Halo cewek cantik, Ada apa menghubungi cowok tampan seperti Ku."seloroh Januar di ujung telepon.
"Idih, cowok tampan? nggak usah ngadi-ngadi muji diri sendiri deh."
"Emang aku tampan, kan? kalau tidak mana mungkin cewek secantik kamu tiba-tiba saja menghubungiku.
"Iya....iya...., harus aku akui memang Pak Januar sedikit tampan. Tapi sayangnya tidak laku-laku di usianya sudah hampir kepala empat." awalnya Evi memuji, ujung-ujungnya dia juga mengejek Januar yang tak laku-laku.
"Bukan nggak laku, tapi ada yang ditunggu.
"Menunggu apa lagi? menunggu rambut Sampai memutih? kekeh Evi yang mampu membuat Januar juga tertawa di ujung telepon.
"Sudah ah, berdebat sama kamu tidak akan ada menangnya. Katakan ada apa kamu menghubungiku di jam segini. Baru saja kita bertemu di kantor sudah kangen saja." seloroh Januar.
"Idih, sok dikangenin. Aku hanya ingin memberitahu kepada Pak Januar Kalau misiku hari ini berhasil.
"Misi buat Alven dan Soraya ribut lagi? tanya Januar
"Kok tahu?
"Iya tahulah, secara di otak kamu itu hanya ingin membalaskan dendam sakit hati Kak
Tamara kepada dua orang durjana itu. Tapi baguslah, kamu berhasil membuat Soraya kesal.
"Eh, tapi bagaimana dengan misi kita kedua,misi yang ingin mempersatukan Tuan Regen dengan Kak Tamara? tanya Evi
"Kamu jangan khawatir, sejauh ini sudah ada perkembangan. Sepertinya Regen sore ini ke rumah Tamara bertemu dengan Cia dan juga Tamara. Cia yang meminta Regen datang ke sana. Itu berarti jika Regen mendekati Tamara Sepertinya Cia tidak akan keberatan. Kalau Regen yang akan menjadi ayah sambungnya." Januar memberitahu
Senyum merekah di wajah Evi, ketika mendengar jawaban Januar yang sejauh ini hubungan Regen dan Tamara semakin dekat. Walaupun keduanya belum memiliki hubungan apa-apa. Tetapi sepertinya, keduanya saling merasa nyaman jika sedang bersama.
Berapa menit keduanya melakukan sambungan telepon seluler, akhirnya Evi pun memutuskan sambungan teleponnya dan memilih langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
Sementara di tempat lain, terlihat Regen sudah tiba di rumah Tamara. Padahal Tamara saat ini masih dalam keadaan sibuk melayani para pembeli di warung es Boba miliknya.
Regen turun dari mobil mewah miliknya, diikuti dengan Mario dari belakang berjalan dan langsung, duduk di kursi yang disediakan Tamara khusus untuk para penikmat es Boba yang ia jual di sana.
"Eh Pak Regen, mau minum apa Pak?"Sapa Tamara saat melihat Regen dan Mario sudah tiba di sana.
"Apa aja deh." sahutnya sambil mengembangkan senyumnya. Sementara Cia yang baru selesai melakukan ritual mandinya berlari langsung memeluk Regen yang baru duduk di sana.
"Sayang, jangan lari-lari, Nanti kamu jatuh loh."ujar Tamara
"Kalau aku jatuh, Kan ada Om ganteng yang akan menggendong Cia."ucap Cia sambil terkekeh membuat Regen pun semakin gemas mendengar ocehan bocah kecil itu. Ia langsung menggendong Cia ke pangkuannya.
"Apa kabarmu anak manis hari ini? tanya Regen sambil memberikan kecupan hangat di kening bocah kecil itu.
"Kabar Cia baik Om, Bagaimana dengan kabar Om ganteng, apa baik-baik saja? dan bagaimana pekerjaan di kantor apa semuanya berjalan dengan lancar? tanya Cia yang mampu membuat Regen geleng-geleng kepala. Bocah kecil itu bertanya sedetail mungkin.
"Alhamdulillah, anak manis Om juga baik-baik saja. Dan pekerjaan Om di kantor berjalan lancar hari ini."sahutnya sambil memegang dagu Cia kemudian pun kembali memberikan kecupan hangat di pucuk kepala Cia.
Hati Tamara menghangat melihat Regen tampaknya menyayangi putrinya. Tamara yang baru siap membuat es buah untuk Regen dan juga Mario, mempersilahkan Regen untuk mencicipi minuman buatannya.
Sementara para ojek online yang mengantri di sana masih bersabar menunggu Tamara membuat pesanan mereka.
"Maaf Pak Regen, saya harus meninggalkan Pak Regen dulu, karena masih ada pesanan pelanggan yang harus aku buat." ucap Tamara meminta maaf kepada Regen karena merasa tidak enak hati putrinya sudah merepotkan Regen
"Sudah tidak apa-apa, Lagian duduk di sini lebih nyaman dan anginnya sepoi-sepoi apalagi di bawah pohon yang rindang seperti ini. Suasana tampak sejuk." sahut Regen sambil mengembangkan senyumnya.
Dengan lincah Tamara membuatkan beberapa cup pesanan ojek online yang sudah mengantri di sana.
Satu persatu pesanan ojek online yang mengantri di sana sudah selesai ia buat. hanya tinggal satu orang saja driver ojek online yang masih setia menunggu antrian.
lalu Tamara pun membuatkan pesanan Abang ojek online itu, setelah selesai ia langsung menutup warung es buah pemiliknya mengingat tubuh Tamara hari ini sangat lelah.
"sepertinya warung es Boba kamu ini memiliki kemajuan ya." Puji Regen saat Tamara menghampiri mereka duduk di sana setelah menutup warung es Boba miliknya.
"Alhamdulillah Pak Regen, setelah Saya mendaftarkan warung es Bob ini ke beberapa aplikasi jasa pengantar makanan, warung ini mulai rame dan Tamara bisa membiayai kehidupan kami sehari-hari dan juga sekolah Cia tanpa harus meminta uang dari Alven.
Sejujurnya saya kecewa dengan kebohongan Alven yang mengatasnamakan Tamara untuk mengajukan pinjaman kepada Pak Regen. Untuk itu saya meminta maaf ya pak.
"Kamu tidak perlu meminta maaf, karena kamu tidak salah apa-apa." sahut Regen.
"Oh ya Pak, maaf saya tinggal lagi tubuh saya sudah sangat gerah. Sepertinya aku harus segera mandi dulu. Nggak percaya diri duduk di sini sebelum mandi." ucap Tamara sambil terkekeh.
"Kalau begitu kita masuk dulu singgah ke rumah pak." ujar Tamara mempersilahkan Regen dan Mario masuk ke dalam rumah dan duduk di ruang tamu.
Sementara Cia masih bergelut manja di pangkuan Regen pun digendong Regen masuk ke dalam rumah. Terlihat bocah kecil itu sangat bahagia berceloteh dan bermain Lego dengan Regen selama Tamara melakukan ritual mandinya.
Setelah selesai melakukan ritual mandinya, dan memastikan penampilannya sudah tampak rapi. Tamara langsung berlalu ke dapur berkutat berniat untuk memasak makan malam untuk mereka.
Tamara ingin menjamu Regen dan Mario dengan masakannya sendiri. Kebetulan masih ada stok bahan makanan yang akan ia olah masih ada di kulkas.
setelah menu makan malam telah dihidangkan di meja makan sederhana itu, Tamara menghampiri Regen dan Mario yang sedang asyik bermain Lego di ruang tamu. terlihat Regen begitu tulus menemani Cia bermain di sana.
"Pak Regen, Ini sudah waktunya makan malam, kebetulan Tamara sudah siap masak. tapi kita makan apa adanya saja ya pak." ucap Tamara mempersilahkan Regen, Mario dan Cia mengikuti dirinya ke ruang makan.
Mario menatap Regen seolah dirinya meminta persetujuan dari sang Bos. Regen bangkit dari tempat duduknya kemudian menggendong Cia berjalan ke ruang makan.
Tamara mempersilahkan Regen dan Mario duduk sementara Cia duduk tepat di samping Regen. Dengan cekatan Tamara melayani Regen layaknya dirinya seperti melayani sang suami. Membuat Regen menatap Tamara dengan Tatapan yang sulit diartikan.
Ada rasa bahagia di hati Regen saat mendapat pelayanan dari Tamara menghidangkan menu makanan masakan Tamara sendiri untuk mereka santap.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA BARU EMAK "Aku Ibu Mu, Nak"
amatiran bener, belum 12 jam sdh ketahuan 😂