Sepasang suami istri yang saling mencintai dengan ekonomi kehidupan yang telah mapan harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa sang wanita tak mampu memberi keturunan! Hal itu membuat Beril Destia kecewa atas dirinya sendiri!
Sementara sang suami Bastian Devald juga pihak keluarganya telah begitu mengidamkan sosok malaikat kecil diantara mereka! apakah Beril akan dengan sengaja membagi belahan hatinya pada wanita lain demi seorang keturunan? atau dia justru mengundurkan diri sebagai seorang istri dan merelakan segala kenangan indah bersama sang lelaki pujaan??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Setiap Titik Kecemburuan Dalam Relung Kalbu!
Sebuah hypercar berwarna putih dengan logo Bentley continental tampak terhenti tepat di depan pintu gerbang kediaman Bastian Devald.
Siapa??
Netra pria berkulit coklat itu seketika melebar tatkala mendapati sosok sang istri yang keluar dari kendaraan.
"Andrew Sky??" rahang Bastian tampak menegang sempurna, pria itu melangkah lebar serta dengan kasar membuka pintu gerbang dengan alis menukik tajam.
"Oo-oh my pookie?? kau sudah kembali?"
"Tentu saja honey! aku sengaja pulang lebih awal karena ucapan mu tadi pagi!" Bastian meraih pinggang Beril dengan senyum tipis tatkala Andrew menatap ke arahnya.
"Selamat malam Tuan Devald!"
"Kau-, kenapa kau mengantar pulang istriku??"
"My pookie-,"
"Tolong diam lah terlebih dahulu honey! aku ingin mendengar sesuatu dari pria muda ini!"
Apa mungkin dia marah?? dekapannya ini sungguh terlalu erat!
Beril pun seketika bungkam dengan posisi yang kian menempel dengan tubuh kekar sang suami.
"Tuan Devald! sebenarnya-, saya ingin membalas budi atas kebaikan Nona Beril!! wanita Anda sungguh wanita yang luar biasa! rasa sakit pada telapak tangan saya seketika menghilang atas pertolongan pertama darinya! dan lagi-, istri Anda sungguh wanita yang lembut!" Andrew terkekeh sembari mengangkat telapak tangan yang berbalut kain kasar putih dihadapan Devald.
Sialan!!! apa maksudnya dia berbicara seperti ini??
Bastian mendengus kesal! api cemburu yang perlahan membakar hati membuat pria itu semakin menampilkan raut wajah tak ramah.
"Jangan terlalu sering memandang wanita ku dengan wajah seperti itu!! atau aku akan memukul mu??"
"My pookie-,"
"Tak apa Nona! sebagai seorang suami tentu saja Tuan Devald berhak menyampaikan rasa ketidaknyamanan nya! saya sungguh minta maaf! tapi-, istri Anda sungguh menggoda Tuan!! ku harap, aku juga bisa memiliki nya!"
"Apa maksud mu wahai bocah??"
"Ehhemm-, maksud ku-,"
"Tolong hentikan!! Tuan Andrew!! sepertinya akan lebih baik jika Anda segera pergi sekarang! terima kasih atas kebaikan Anda karena telah mengantar saya! permisi" Beril menundukkan kepala sebelum akhirnya menarik lengan Bastian untuk pergi bersamanya.
Harusnya diriku yang mendapat perlakuan seperti itu dari Nona! bukan dirimu Bastian Devald!!!
Andrew kembali meluapkan amarah dengan menendang kendaraan nya sendiri, Bastian juga Beril yang melangkah mesra menuju kediaman besar mereka membuat Andrew semakin terbakar emosi.
*****
"Honey!! aku sungguh cemburu!!" Bastian berucap lesu dengan kepala yang terus tersandar pada pundak Beril.
"Hey..., my pookie!!! kenapa berbicara seperti ini, hmmm??"
"Kau bahkan menyentuh telapak tangannya??"
"Sebuah kecelakaan kecil terjadi saat kami berada dalam satu ruangan! aku hanya mencoba untuk memanusiakan manusia Tuan Devald, jadi jangan berpikiran yang bukan-bukan, okey?? " Beril berucap lembut sembari membelai pipi Bastian.
"Meski logika ku memaksa untuk memahami keadaan, tapi tetap saja!! hatiku cemburu!!"
"Kau merasakan hal semacam itu?? begitu pun diriku!!"
"A-apa??"
Bastian yang tiba-tiba menegakkan postur serta menampilkan raut wajah cemas penuh tanya membuat Beril menorehkan senyum tipis sembari mencubit pelan dagu sang suami.
"Lupakan saja! apa kau sudah makan?"
"Honey-, aku! aku tak bisa menelan makanan jika kau belum terduduk bersamaku di rumah ini!"
"Begitu kah??" Beril berucap antusias, ia mendekatkan wajah dengan senyuman yang tak luntur saat beradu pandang dengan Bastian.
"Tentu saja!" Bastian tertunduk, suaranya lirih, wajahnya berubah sendu,"aku, selalu mencemaskan mu! entah kenapa??"
"Kau harus membiasakan diri untuk makan lebih tepat waktu, Tuan Devald! terlebih lagi, ada Jessica bersama kita, rasanya sungguh tidak adil jika dirimu selalu membiarkan salah satu istrimu makan sendirian bukan?"
"Aku tak terbiasa dengan gadis itu, honey! jadi tolong jangan memaksa ku!"
Suamiku?? aku minta maaf, andai diriku bisa memberikan seorang bayi untuk mu! maka kau tak perlu menjalani kehidupan seperti ini! ku mohon bertahanlah!! Jessica pasti bisa mewujudkan impian kita!
Telapak tangan Beril akhirnya tergerak serta mengusap lembut pundak Bastian Devald.
****
Kak Beril sudah kembali??
Langkah kaki Jessica pun terhenti! gadis itu akhirnya memilih untuk memutar tubuh dan kembali melangkah senyap menaiki anak tangga untuk menuju ruang kamar.
"Aku juga lapar! kenapa tadi aku tak makan lebih dulu?? kau ini bodoh sekali Jessica??"
Tok tok tok!!!
Siapa? apa mungkin Tuan Devald??
Jessica beranjak dan seketika membuka pintu kamar,
"Hai, apa aku menganggu mu?"
"T-tidak, kak! masuk lah! maaf! aku-, baru saja merapikan pakaian!"
Beril tersenyum dengan anggukan kecil, wanita itu akhirnya turut mendudukkan diri di atas ranjang ruangan Jessica.
Wangi lavender?? bukankah Jessica penggila buah peach??
"Mmmmm-, kenapa tak ikut malam??"
"Aku, sebenarnya! aku sudah makan tadi kak!"
"Jessica, jangan berbohong padaku! semuanya masih tertata rapi! bahkan nasi pun belum tersentuh sama sekali! kau juga tak mungkin pergi keluar! jadi aku tahu, kau belum makan malam!"
"Kakak!!" Jessica seketika menubruk tubuh Beril dengan derai air mata.
"Hey, what's going on?? iam here! tell me!"
"Aku minta maaf kak!! aku sungguh minta maaf!!" isak tangis Jessica kian pilu, ia tak mampu memandang netra Beril yang kini tampak khawatir saat telunjuk wanita itu tergerak lembut dan mengusap buliran air mata di pipinya.
"Ssssttt!! tenang lah! ceritakan padaku, apa sebenarnya yang terjadi?? apa Tuan Devald menyakiti mu??"
Jessica menggeleng lemah!
Perkataan lembut yang terlontar dari lisan Beril lagi-lagi membuat Jessica merasakan sesak yang luar biasa.
"Lalu, kenapa kau menangis seperti ini?? tak apa, kau bisa menceritakan semuanya padaku, Jessica."
"Kak-, aku! diriku ini mulai tak tahu diri kak! aku minta maaf! aku-, aku mulai jatuh hati pada Tuan Devald! meski aku mencoba untuk menolaknya! tapi tetap saja-, aku mencintai suami mu yang kaku itu kak Beril!!"
Jessica?? dia mencintai suamiku?? apa maksud mu Beril?? dia juga istri dari Bastian Devald!! apa kau lupa? gadis ini terjebak dalam pernikahan yang tak ia inginkan karena ulahmu!!!
Tubuh Beril membeku untuk sesaat! namun ia seketika mendekap Jessica dengan hangat!
"Tak apa! dirimu juga istri dari Tuan Devald! kau juga berhak mendapatkan kasih sayang juga cinta dari dirinya!"
"Kak!!!"
"Aku yakin, kau adalah istri yang baik! kita pasti bisa membahagiakan pria itu sama-sama! benar kan??"
Kak Beril!!! apa hatinya memang seluas ini? kenapa aku menyatakan isi hatiku?? apa aku melukai nya??
Beril yang terus mengusap lembut cairan bening pada pipinya membuat Jessica mematung dengan perasaan yang campur aduk.