NovelToon NovelToon
Terjebak Pernikahan

Terjebak Pernikahan

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Pengganti / Cinta Paksa
Popularitas:111.8k
Nilai: 4.6
Nama Author: Momoy Dandelion

Ralina Elizabeth duduk tertegun di atas ranjang mengenakan gaun pengantinnya. Ia masih tidak percaya statusnya kini telah menjadi istri Tristan Alfred, lelaki yang seharunya menjadi kakak iparnya.

Semua gara-gara Karina, sang kakak yang kabur di hari pernikahan. Ralina terpaksa menggantikan posisi kakaknya.

"Kenapa kamu menghindar?"

Tristan mengulaskan senyuman seringai melihat Ralina yang beringsut mundur menjauhinya. Wanita muda yang seharusnya menjadi adik iparnya itu justru membuatnya bersemangat untuk menggoda. Ia merangkak maju mendekat sementara Ralina terus berusaha mundur.

"Berhenti, Kak! Aku takut ...."

Ralina merasa terpojok. Ia memasang wajah memelas agar lelaki di hadapannya berhenti mendekat.

Senyuman Tristan tampak semakin lebar. "Takut? Kenapa Takut? Aku kan sekarang suamimu," ucapnya lembut.

Ralina menggeleng. "Kak Tristan seharusnya menjadi suami Kak Karina, bukan aku!"

"Tapi mau bagaimana ... Kamu yang sudah aku nikahi, bukan kakakmu," kilah Tristan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momoy Dandelion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33: Kemalangan Bertubi-Tubi

Sebuah mobil berhenti di seberang kafe. Kaca belakang diturunkan, tampak Tristan duduk di sana mengarahkan pandangan ke luar jendela. Dilihatnya seorang pelayan wanita yang tengah bekerja menyajikan pesanan kepada para pelanggan dengan ramah.

Tampak ia menghela napas panjang. Sudah satu bulan berlalu sang istri masih tetap saja tidak mau kembali. Bahkan lebih parahnya ia harus melihatnya mencari uang. Padahal hidup dengannya sudah bisa membuat nyaman, apa saja pasti akan ia berikan.

Hatinya semakin kesal melihat pelayan pria yang juga ada di sana. Sepertinya Ralina benar-benar tidak mau menjadi istrinya. Wanita itu masih saja dekat dengan pria itu.

"Nona ... Ah! Nyonya Ralina baru dua minggu ini bekerja di sana, Pak," kata Hansan.

"Apa dia juga masih tinggal di tempat temannya?" tanya Tristan tak mengalihkan pandangannya dari sang istri.

"Masih, Pak. Temannya yang bernama Felicia."

"Baik sekali dia, mau mengijinkan istriku tinggal lama di apartemennya."

"Apa Anda ingin melakukan sesuatu agar Nyonya diusir dari sana?"

Tristan memikirkan sejenak ucapan Hansan. "Aku rasa tidak perlu."

"Lanjutkan saja yang kemarin. Mungkin dia harus diberi sedikit tekanan agar mau pulang."

Tristan merasa iri melihat istrinya bisa begitu ramah tersenyum pada orang lain. Sementara kepadanya, wanita itu hanya kelihatan takut. Ia ingin mata indah itu hanya fokus menatapnya saja.

"Jalankan mobilnya!"

Mobil yang Tristan naiki telah pergi. Sementara, Ralina masih sibuk melayani pesanan para pelanggan kafe. Sesekali Ares mengarahkan pandangan pada Ralina. Ada perasaan khawatir jika wanita itu tidak bisa bekerja dengan baik.

"Ralin, ikut ke belakang cuci piring!" perintah Ares.

Sebagai karyawan baru, Ralina menurut pada seniornya. Mereka berjalan ke arah belakang menuju ke tempat pencucian peralatan.

"Kamu buang sisa-sisa makanan dan minumannya dulu. Biar aku yang mencucinya," kata Ares memberikan instruksinya.

Tanpa berkata sepatah katapun, Ralina mengerjakan apa yang Ares perintahkan. Ia membuang sisa makanan dari atas piring-piring pelanggan.

"Kenapa kamu sampai harus bekerja di sini?" tanya Ares.

Sejak awal kehadiran Ralina di tempat kerjanya, ia sudah terkejut. Seorang anak orang kaya tiba-tiba menjadi karyawan kafe sepertinya. Namun, ia baru berani mengajaknya bicara hari inu. Sebenarnya ia sudah berniat untuk tidak berhubungan lagi dengannya.

"Apa aku harus menjawabnya?" Ralina menunjukkan ekspresi datar. Ia hanya fokus pada piring-piring di depannya seolah tidak terganggu dengan keberadaan Ares di sana.

Ralina mengulaskan senyum. "Aku kira kamu sudah tidak peduli."

"Kamu tidak melakukan ini demi aku, kan?"

Ralina menghentikan pekerjaannya. Ia menatap lekat wajah Ares. Tidak disangka lelaki itu begitu percaya diri kalau dia bekerja di sana demi dirinya.

"Aku melakukan ini demi kebaikanku sendiri. Jangan khawatir. Kita kan sudah putus," tegasnya.

"Lalu untuk apa? Suamimu sangat kaya. Tidak masuk akal dia membiarkanmu bekerja."

Ralina kembali melakukan pekerjaannya. "Aku tidak bisa menjawabnya karena kita bukan siapa-siapa. Dan kamu juga tidak perlu tahu tentang kehidupanku."

"Tolong jangan ajak aku bicara lagi. Aku harus segera menyelesaikan pekerjaan ini agar bisa cepat pulang."

Ares merasa Ralina sangat berubah. Wanita itu menjadi lebih keras kepala dari biasanya.

Selesai mencuci, jatah pekerjaan mereka berakhir. Ares masih memperhatikan Ralina yang mengemasi barang-barang dan telah mengganti seragam kerja dengan pakaiannya sendiri.

"Ya, Rafa, ada apa?"

Tampak Ralina berbicara di telepon.

"Aku masih di tempat kerja."

"Pulang sekarang? Memangnya kenapa?"

"Ya, ya ... Aku akan pulang sekarang juga."

Wajah Ralina terlihat serius saat berbicara di telepon membuat Ares penasaran.

Ia tahu bukan haknya untuk tahu urusan Ralina. Apalagi dia sendiri yang meminta putus. Tapi, tidak bisa dipungkiri jika ia masih peduli kepadanya.

"Semuanya ... Aku pulang duluan, ya!" pamit Ralina.

Ia langsung pergi keluar dari kafe dan berjalan menuju ke arah halte bus. Mobilnya sudah dijual oleh ibunya untuk membiayai kebutuhan sehari-hari. Terpaksa ia harus naik transportasi umum untuk bepergian.

Sejak ayahnya ditangkap, penghasilan keluarga langsung menjadi nol. Sementara ibunya tipe orang yang tidak bisa berhemat. Bahkan setelah menjual mobil, ia tidak diberikan uang sepeserpun.

Ralina menggunakan tabungannya untuk bertahan hidup dan sekarang juga harus bekerja karena uangnya semakin menipis. Untung saja Felicia masih berbaik hati mengijinkannya tinggal.

Ibu tidak mengijinkan Ralina pulang ke rumah. Hari ini cukup aneh, Rafael, adiknya tiba-tiba menelepon dan menyuruhnya pulang.

Ralina memutuskan untuk naik taksi agar cepat sampai. Kalau naik bus, ia hanya akan diantar sampai depan gerbang perumahan. Sisanya jalan kaki.

"Pak, ke perumahan XXX," ucapnya setelah naik ke dalam taksi.

Sepanjang perjalanan ia sibuk memikirkan apa yang terjadi di rumah. Tidak mungkin ia disuruh buru-buru pulang kalau tidak ada masalah apa-apa.

Ralina sempat mengunjungi ayahnya di penjara. Kondisinya baik. Tim pengacaranya juga masih berupaya untuk membebaskan. Sama seperti ibunya, ayahnya juga berharap ia meminta bantuan Tristan untuk menyelesaikan semuanya. Tapi, ia tidak mau melakukannya. Ia yakin masalah yang menimpa keluarganya juga merupakan ulah lelaki itu.

"Terima kasih, Pak."

Ralina membayarkan ongkos taksi. Ia telah sampai di depan rumahnya. Dari luar sudah terdengar suara teriakan ibunya. Ia semakin yakin ada sesuatu yang terjadi.

Betapa terkejutnya ia saat melihat sebuah eskavator tengah merobohkan bangunan pos satpam. Ibunya berguling-guling di halaman berteriak tidak terima. Rumah itu sudah ditandai dengan pita kuning dan ada tulisan tentang penyitaan.

"Kak, rumah kita mau dibongkar. Kita mau tinggal dimana?" tanya Rafael cemas.

Ralina merasa syok. Rumah yang penuh kenangan itu akan diratakan.

"Pergi kalian dari sini ... Ini rumahku ... Jangan dihancurkan ...."

Orang-orang tetap melaksanakan tugasnya tanpa mempedulikan protes yang Laurent lakukan. Sementara, para pekerja di rumah itu hanya bisa memandangi tempat bekerja mereka dihancurkan.

"Permisi, Pak. Kenapa kalian mau menghancurkan rumah ini?" Ralina memberanikan diri bertanya pada salah seorang petugas.

"Maaf, Nona. Rumah ini telah kami sita untuk menutupi kerugian yang diakibatkan oleh tindakan korupsi Tuan John Arthur."

"Tapi ... Kenapa harus diratakan?" bibir Ralina tampak gemetar.

"Ini atas perintah pemilik yang baru yang menghendaki rumah ini diratakan."

"Siapa? Siapa pemilik barunya?" tanya Ralina penasaran.

"Maaf, kami tidak ada wewenang untuk memberitahukan."

Ralina tertegun. Tidak pernah terpikirkan dalam benaknya ia akan kehilangan satu-satunya peninggalan orang tua.

"Lihat ini! Gara-gara kamu rumah kita disita dan akan dihancurkan! Kalau kamu bisa meminta tolong kepada Tristan, hal ini tidak akan terjadi," maki Laurent. Lagi-lagi ia menyalahkan Ralina.

"Tidak bisakah kamu bersujud padanya, hah? Lakukan apapun asalkan rumah ini tidak diambil orang!"

Ucapan ibunya tiba-tiba menyadarkan jika sepertinya ia tengah berhadapan dengan orang yang sulit dihadapi. Semakin ia melawan, semakin menyakitkan kehidupan yang harus ia jalani. Ia tidak mau mengikuti permainannya, tapi ia selalu diarahkan untuk mengikuti permainan itu.

1
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Darmawangsya Darmawangsya
tentu saja kurang sehat.krna tdk bahagia dengan pernikahannya.
Milla
Lanjut thorrr double up dong thorrr 🥰🤗
Eka Bundanedinar
g usah ngurusi mntan kamu tristanndia hanya sampah klo kamu tau dia nyiram ralin kamu psti murka
jls ralin sprti boneka katamu ug boleh banntah jd ya dia pasrah aj
Mommy'ySnowy 💕
d smping ralina blom membuka hati k tristan,tristan dsni jga blom mengungkapkn dgn jujur prasaannya pda ralin,jd smuanya brjln dgn pemikiran msing2,ralin yg blom ikhlas melepaskn ares,ares yg brfikir tristan mmprlakukan ralin dgn buruk,, yahh sblom ada slh stu yg memberikan pnjelasan akn trus brputar dsitu2 aja siihh hbungan kalian.. dsni lh konflik brmunculan,,, aq sbgai pmbac jd geram,pngen ares brnasib baik,pngen ralin sma tristan jga brbahagia dgn rumahtngganya,, heheh
Reni Anjarwani
lanjut thor
Darmawangsya Darmawangsya
kasihan .....
sabar yah ,,
Eka Bundanedinar
mau bagaimanapun kalian udah beda hanya ares tepmpat cerita ralin tp g bisa sekarang
selama tristan gbungkapin isi hatinya mka ralin akn tersiksa dan merasa tersiksa dg prnikahanya eda klo tristan ungkspin isihati klo dia mncintai rali
Ana💞
kenapa Tristan tdk menanyakan kabar istrinya?
Ana💞
sampai" demam di gempur semalaman 😍😍😁
Ana💞
namanya juga MP 😍😍😍
Ana💞
ini mah belah duren 😁😁
Ana💞
untuk apa Ralina pasang tarif?
Ana💞
kenapa kamu tdk paksa istrimu untuk pulang?
Kurnia Damiasih
lanjut toor menunggu upnya jangan lama2
Ana💞
Ralina datang karena ingin membantu ayahnya
Ana💞
Ralina dibutuhkan saat mereka terpojok
Ana💞
Tristan harus cari simpati dari Ralina 😁😁
Ana💞
Ares harus ikhlas ini demi kebaikan Ralina
Ana💞
pasti dia mau menemui Ares
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!