NovelToon NovelToon
Cinta Manis Tuan Kendra

Cinta Manis Tuan Kendra

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Alin26

Desi seorang gadis cantik yang berasal dari kampung. umurnya masih 18 tahun tetapi ia sudah memutuskan untuk merantau ke kota jakarta sendirian demi mencari pekerjaan. 18 tahun cukup muda kan? yeah... dari kecil Desi sudah dididik menjadi anak yang mandiri. di karenakan Desi lahir dikeluarga yang serba kekurangan, gadis itu hanya mampu menyelesaikan pendidikannya sampai kelas 6 SD saja. ia tidak punya cukup biaya untuk melanjutkan pendidikannya ketingkat selanjutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alin26, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mama Silvia terpuruk

"TIDAK!!" teriak Mama Silvia dengan histeris. Hatinya seakan hancur berkeping-keping ketika mendengar ucapan dokter Ethan yang mengatakan kalau putranya, yaitu Kenzie sudah meninggal dunia.

Seketika saja Mama Silvia berlari memasuki ruangan Kenzo. Wanita paruh baya itu tidak percaya jika putranya benar-benar meninggal dunia sebelum ia melihatnya dengan sendiri.

Di ruangan VIP No 2.

"Itu suara teriakan Mama," pekik Kendra yang langsung berdiri dari duduknya.

"Mama?" Desi menatap Kendra kebingungan.

"Iya, gadis nakal. Mama dan Papaku ada di sini untuk melihat keadaan Kenzie. Mungkin sudah terjadi sesuatu pada Kenzie makanya Mama sampai berteriak sekencang itu. Aku harus keluar!" Kendra hendak berjalan keluar dari ruangan tersebut tetapi langkahnya terhenti ketika Desi tiba-tiba menahan tangannya.

"Ada apa, gadis nakal?" tanya Kendra berbalik untuk menatap wajah gadis nakalnya itu.

"A--Aku ikut. Aku ingin melihat keadaan Tuan Kenzie," ucap Desi.

"Kau masih terluka. Memangnya kau sanggup berdiri?" tanya Kendra memastikan.

"Aku sanggup sendiri, Tuan. Lagi pula lukaku tidak separah dengan luka yang dialami Tuan Kenzie," sungut Desi yang membuat

Kendra menghembuskan nafasnya secara panjang. "Baiklah, ayo. Tapi kau harus berjanji jika kau merasa ada yang sakit katakan padaku!" ujar Kendra yang langsung dibalas anggukan patuh oleh Desi.

Kedua pasangan itu pun segera keluar dari ruangan tersebut dan menuju ruangan ICU.

"Papa, Sam!" panggil Kendra menghampiri mereka sembari menggandeng Desi.

"Papa kenapa?!" pekik Kendra ketika menyadari Papa Emmanuel sedang menangis.

"Kakakmu, Nak," lirih Papa Emmanuel menangis terseduh-seduh.

"Ada apa dengan Kenzie, Papa?!" tanya Kendra mulai panik.

"Kenzie meninggalkan dunia."

"APA?!" Seakan disambar petir di siang bolong, Kendra hampir terjatuh karena langsung lemas ketika mendengar kabar buruk itu. Beruntung ada Desi yang sigap menahan tubuhnya.

"Ti--Tidak mungkin ...."

"Tuan Kenzie kekurangan banyak darah, Tuan. Hal itu menyebabkan sebuah organ pentingnya berhenti berfungsi," jelas Sam yang membuat Desi langsung terdiam ketika mendengarnya.

Entah mengapa ketika mendengar penjelasan dari Sam membuat Desi merasa sangat bersalah. Andai saja waktu itu ia tidak pingsan di dalam mobil mungkin ia bisa segera menghentikan perdarahan Kenzie. Namun itu sudah terlambat. Ia terbangun dari pingsannya di saat Kenzie sudah kehilangan banyak darah.

'A--Aku seorang pembunuh?'

"Lalu, di mana Mama?" tanya Kendra yang langsung memikirkan Mama Silvia. Karena pasti Mama Silvia sangat syok ketika mendengar kabar buruk itu.

"Ada di dalam ruangan, Tuan."

"Kamu tunggu di sini, gadis nakal. Aku mau menemui Mama dulu," ujar Kendra namun Desi hanya diam saja dan seakan melamun di tempatnya.

Kendra pun segera masuk ke dalam ruangan ICU tersebut. Saat tiba di dalam sana, pandangannya langsung tertuju pada Mama Silvia yang sedang menangis sembari memeluk tubuh Kenzie yang sudah tidak bernyawa.

"Mama ...." Kendra melangkah perlahan untuk mendekati mamanya itu.

"Hikss ... Hikss ... Tidak, Kenzie. Jangan tinggalkan Mama, Nak," isak Mama Silvia begitu histeris.

"Yang sabar, Mama." Melihat mamanya menangis membuat Kendra ikut menangis. Apa lagi ketika melihat wajah Kenzie yang sudah tak bernyawa itu membuat hatinya seakan ditusuk ribuan belatih tajam.

"Hikss ... Hikss ... Ayo bangun, Kenzie. Buka matamu. Kembali lah ke pangkuan Mama," lirih Mama Silvia semakin menangis.

"Ma ... Sudah, Ma. Kita harus ikhlas menerima kepergian Kenzie. Kenzie sudah tenang di alam sana, Ma," ujar Kendra sembari mengusap punggung Mama Silvia, berusaha untuk menguatkan mamanya itu agar berhenti menangis.

Mama Silvia seakan tidak menyadari kehadiran Kendra di sana. Wanita paruh baya itu benar-benar terpuruk saat ini.

Dua jam berlalu.

"Mama ... Sudah dua jam Mama menangis di sini. Ayo kita keluar. Mama pasti sedang lapar kan? Sejak tadi pagi belum ada makanan yang masuk ke dalam perut Mama," ujar Kendra merasa tidak tega melihat Mama Silvia masih terus menangis kepergian Kenzie.

"Tidak, Nak. Mama masih mau di sini menemani kakakmu," ucap Mama Silvia dengan air mata yang masih terus membasahi pipinya.

Kendra menghembuskan nafasnya secara pasrah. "Baik, Ma. Kalau begitu Kendra keluar dulu. Kendra harus menghubungi keluarga lainnya untuk memberitahukan kematian Kenzie," ujar Kendra.

Kendra pun keluar dari dalam ruangan itu, meninggal Mama Silvia yang tengah bersedih di samping jenazah putranya.

Di saat Kendra keluar. Ia langsung kebingungan karena tidak melihat keberadaan Desi di sana.

"Di mana Desi, Sam?" tanya Kendra berahlih menatap Sam.

"Nona Desi tadi pergi, Tuan," jawab Sam.

"Apa?! Pergi?! Dia bilang apa ketika pergi?"

"Nona Desi tidak bilang apa-apa, Tuan. Nona Desi langsung pergi begitu saja."

"Ke arah mana dia pergi?" tanya Kendra.

"Ke sana, Tuan." Sam menunjuk jalan pintu keluar dari rumah sakit yang seketika membuat Kendra mengerutkan keningnya.

1
aca
lah kok meninggal
aca
ciee ken/Curse/
Atik R@hma
cinta pda pndangan pertama, bos Kendra😁😁😁
Atik R@hma
si bos Kendra, mencari ksemptan🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!