Siapa sangka takdir membawa Kevin harus terperangkap di pondok pesantren. Dirinya tidak bisa sebebas dulu, membuat Kevin frustasinya luar biasa. Namun siapa sangka, di sana ada sosok bidadari tak bersayap yang selalu membuat mata Kevin berseri-seri. Hari-harinya yang di pikir terasa suram di pondok pesantren, namun menjadi cerah. "Ustadzah, mau enggak jadi istri saya, nikah sama saya, kalau ustadzah nikah sama saya enggak bakalan nyesel deh. Saya ganteng, kaya lagi, saya anak tunggal loh... Keluarga Pradipta lagi." ucap Kevin dengan songong, matanya mengedip pada ustadzah galak yang mengajar di kelasnya. Nadzira -- sosok ustadzah itu mendelik pada santrinya itu. "Jangan ngimpi kamu. Type saya enggak modelan kayak kamu. Cepat kerjakan hukuman kamu, jangan banyak tingkah." Cetus Nadzira galak. Kevin tidak tersinggung, cowok itu malah tersenyum lebar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 27
Kevin sudah mengemasi barang-barang milik nya , besok kedua orang tua nya akan menjemput Kevin .
"Hul gue mau ke pos satpam deh, gue mau kasih baju kaus gue yang beberapa ini buat pak satpam . " Ucap Kevin sambil menenteng satu kresek hitam berisi beberapa baju milik nya untuk pak satpam .
Rahul menghela nafas nya kasar . "Vin, kamu jadi pergi ?"
Kevin mengangguk kan kepala nya.
Rahul mendesah . "Jangan pergi kenapa ? " Ucap Rahul terdengar mellow , dan hal itu membuat Kevin ngakak .
"CK lebay banget elo jadi orang. Udahlah keputusan gue udah mantap . Gue mau ke depan dulu . " Ucap Kevin dan berlalu pergi , Rahul hany bisa menatap sendu kepergian Kevin ...
Namun siapa sangka sampai nya di pos satpam , Kevin tidak bertemu dengan pak satpam . Biasa nya juga pak satpam ada di pos , ini tumben sekali tidak ada . Namun saat dirinya memutuskan pergi, Kevin tidak sengaja mendengar suara yang sangat familiar di telinga nya .
Karena penasaran , Kevin langsung mencari sumber suara itu , dan benar saja dirinya langsung melihat ustadz Malik dan seorang wanita yang tak di kenal nya sedang berdebat .
"Aku hamil Malik !! Ini anak kamu , kamu harus tanggung jawab . " Seru wanita itu menggebu-gebu.
"Jangan teriak-teriak kamu, kalau ada sampai orang yang dengar bisa gawat . " Ucap ustadz Malik sambil membekap mulut wanita itu.
Wanita itu meronta-ronta . "Aku enggak peduli aku mau --"
"Temui aku di cafe bintang . Kita akan membicarakan nya lagi. " Ucap ustadz Malik , bagaimana mungkin dirinya membicarakan hal ini di sekitar pasantren , bisa gawat kalau ada orang yang tau .
Wanita itu mengangguk dan pergi .
Sedangkan Kevin terkejut bukan main, Kevin langsung saja melangkah kan kaki nya pergi keluar pondok pasantren tujuan nya ke rumah Ustadzah Nadzira . Kevin akan memberitahu kan nya .
•
Benar saja , sampai nya di rumah Ustadzah Nadzira , Kevin langsung mengatakan semua nya ,
"Kamu jangan bercanda Kevin ! Saya tau kamu enggak suka sama hubungan saya dan calon suami saya. Tapi enggak gini juga . " Seru Nadzira kesal ,
Kevin menghela nafas nya kasar , "aku enggak bohong . Aku berani sumpah Ustadzah . Aku enggak ada niatan apapun yang buat rusak hubungan Ustadzah . Tapi tolong percaya sama aku kali ini . Ini juga demi kebaikan Ustadzah . " Ucap Kevin serius , bahkan raut wajah tengil nya tidak tampak sama sekali.
Nadzira mulai resah , dirinya takut kalau apa yang di katakan oleh Kevin benar ada nya . Apa lagi pemuda itu mengatakan nya dengan nada serius dan sungguh-sungguh .
"Ayo ikut aku ke cafe yang aku sebut tadi . Kalau di sana enggak ada apa-apa . Ustadzah boleh marah-marah aku , boleh pukul-pukul aku . "
Nadzira jadi bertambah resah , tapi dirinya juga penasaran . "Baiklah . Sebentar . " Nadzira masuk ke dalam rumah nya , beruntung Abah dan ibu nya tidak ada di rumah, jadi mereka tidak akan tau Kevin datang .
Tidak lama Nadzira kembali dengan tas kecil nya ,
"Yaudah ayo " ajak Kevin . Kedua nya pergi menuju cafe yang di maksud oleh Kevin tadi .
Benar saja sesampainya di cafe yang di maksud oleh Kevin tadi , kedua nya sudah melihat sosok yang di bicarakan Kevin tadi . Mata Nadzira terbelalak saat melihat calon suami nya sedang berjalan masuk ke dalam cafe itu lalu menghampiri meja seseorang .
Jantung Nadzira berdentam hebat , bagai di tusuk ribuan pisau . Sungguh hati nya tersayat hebat . Apa yang di katakan oleh Kevin ? Apa benar ada nya .
"Ustadzah , ayo kita duduk ke sana . ", Tunjuk Kevin pada salah satu meja yang dekat dengan tempat duduk ustadz Malik dan seorang perempuan .
"Tapi sebelum itu,. Kita pakai masker dulu . Jangan sampai ustadz Malik tau . Kita akan dengarkan dulu semua nya . Kalau perlu kita merekam semua pembicaraan mereka . Aku boleh pinjem ponsel Ustadzah ?"
Nadzira mengangguk saja , lalu merogoh tas kecil nya meraih ponsel milik nya dan memberikan nya pada Kevin. Bahkan Nadzira pasrah saat dirinya di ajak duduk di dekat meja ustadz Malik bersama perempuan yang sama sekali tak di kenal oleh nya itu .
Hati nya sudah hancur hebat, dirinya sampai tidak sanggup berkata-kata apapun lagi .
Seet
"Mau pesan apa mas , mbak " ucap seorang pelayan cafe itu yang menghampiri meja yang di duduki Kevin dan Nadzira .
Nadzira diam , mata nya terus saja menatap calon suami nya tanpa mengalihkan pandangan nya sama sekali .
Kevin yang angkat bicara , menunjuk dua minuman secara asal yang ada di menu yang di sodorkan oleh pelayan itu , tanpa bertanya terlebih dahulu pada Nadzira .
Setelah nya pelayan pergi , dan kini Kevin sibuk menatap kedua orang yang ada tidak jauh dari sana .
"Aku mau kamu tanggung jawab !" Seru wanita itu pada ustadz Malik .
Deg
Jantung Nadzira berdentam hebat, sungguh dirinya tidak mengerti maksud dari ucapan nya itu . Dan tanggung jawab apa ? Tapi mengingat perkataan Kevin tadi, apakah yang di ucapkan oleh Kevin tadi benar adanya . Namun Nadzira masih berusaha berpikir positif untuk calon suami nya itu, bisa saja Kevin hanya membual saja . Dan dirinya akan mendengar kan sampai tuntas nanti. Semoga , semoga apa yang di ucapkan oleh Kevin tadi tidak benar ,
Ustadz Malik menggeleng kan kepala nya kuat , "enggak ! Saya bakalan menikah . Jangan mengganggu saya lagi . Ini uang. Pergi sejauh mungkin dari hidup saya ." Ucap ustadz Malik tegas , menyodorkan segepok amplop berwarna coklat kehadapan wanita di depan nya.
Namun wanita itu menggeleng kan kepala nya , menolak amplop coklat itu dan mendorong nya kehadapan ustadz Malik lagi .
Ustadz Malik terkejut, bukan kah dirinya tau kalau wanita itu selalu suka uang nya , tapi kali ini kenapa wanita itu menolak uang pemberian nya .
"Uang di dalam amplop itu senilai sepuluh juta. Saya tidak punya uang kes lagi . Jadi nanti saya akan transfer ke rekening kamu . Saya akan kasih kamu lima puluh juta . "
Namun lagi wanita itu menggeleng kan kepala nya . "Aku tidak akan membiarkan kamu menikah. Aku mau kamu tanggung jawab ! Ini anak kamu Malik. Kamu yang sudah membuat aku hamil . Tapi kamu masih menyangkal nya "
Deg
Runtuh sudah harapan Nadzira . Benar yang di katakan oleh Kevin tadi .
Kevin sudah mengklik ponsel Nadzira , dan menyelesaikan merekam video itu diam-diam . Itu sebagai bukti jika ustadz Malik menyangkal tuduhan mereka .
Seeet
"Kamu mau kemana ?" Tanya Kevin saat Nadzira bangkit dari duduk nya.
Nadzira diam , tidak menjawab, namun Nadzira langsung melangkah kan kaki nya ke meja ustadz Malik yang saat ini sedang berdebat dengan wanita itu .
Tak
Nadzira meletakkan cincin pertunangannya dengan ustadz Malik di depan pemuda itu .
Mata ustadz Malik terbelalak saat melihat kehadiran Nadzira .
"Nadzira --"
"Kita batal menikah ." Ucap Nadzira dan langsung berlari pergi ...