kehidupan malang seorang gadis bernama Aria,awalnya ia mengira telah diselamatkan oleh lelaki yg Ramah dan perhatian tanpa tau di balik itu ,pria tersebut memiliki sifat obsesif yg mengerikan.
saat Aria melakukan satu kesalahan fatal sifat asli pria tersebut akhirnya keluar.
apakah Aria dapat bertahan atau memilih pergi meninggalkan pria yg menurut nya ramah dan perhatian.
ataukah dirinya telah menemukan tempat ternyaman nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zippo:(, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bathub
Adrian yg sedang duduk di sofa menghadap ranjang sedang menatap sosok perempuan cantik yg tertidur lelap setelah aktivitas mereka.
Adrian menghembuskan asap rokok sambil menatap dalam wanita cantik itu.
Berpikir dalam menatap dalam ,tidak ada yg tau isi pikiran lelaki tersebut.
Drip...drip..
suara handphone milik Adrian bergetar tertera nama asisten Adrian yg sedang menelepon.
"hmm ada apa Lou?".
"tuan saya menemukan seseorang yg sedang mengintai rumah anda ".
"lalu?".
"saham yg anda inginkan di rebut tuan ,saya sudah berusaha semaksimal mungkin dan maap tuan saya tidak berhasil ".
"sekarang lelaki itu akan melakukan lelang saham dimana ?"
"di Australia tuan, mungkin tepatnya sebulan lagi dia akan melelang kembali dengan harga fantastis ".
"baiklah, selidiki pria penguntit itu lalu bunuh setelah mendapatkan informasi dan dalam sebulan kita akan berangkat ".
"baik tuan".
Adrian kemudian meletakkan telepon genggamnya dan kembali menghisap rokoknya dan menatap Aria yg telah menggeliat dalam tidurnya
Aria yg mulai terbangun pun membuka mata perlahan,setelah terbangun dia menyadari dirinya sudah tidak berbusana.
Aria terduduk dan segera bangkit tetapi dia baru menyadari Adrian yg menatapnya sedari tadi
"a-drian kau dari tadi disitu?".
"kenapa?kau mau mengeluh lagi padahal aku pemilik rumah dan kamar ini?".
"ah bukan ,aku mau membersihkan diri , maksud ku aku malu bisa kah kau memalingkan wajah mu?".
"kalo aku tidak mau ".
"astaga baiklah kau pemilik rumah dan kamar maapkan aku yg banyak mengeluh ".
kemudian Aria bangkit Dengan rasa peri di antara dua kakinya.
"aw..!"
Aria kesusahan untuk bangkit dan berusaha berpegang pada sandaran tempat tidur.
adrian yg berjalan perlahan mendekati Aria dan segera mengangkat tubuhnya menuju kamar mandi
mendudukkan Aria di atas wastafel,mengisi air di bathub,menyiapkan sabun dan lainya.
"Lepaskan selimut yg kau pegang "
"aku malu"
"aku sudah melihat semuanya apa yg kau malukan".
Aria hanya menahan malu setelah melepaskan selimut yg membalut dirinya dari tadi,tanda bekas kemerahan sangat tampak jelas yg membuat Adrian merasa bangga atas karya nya.
Kembali mengangkat Aria dan memasukan nya perlahan untuk membersihkan diri stelah adegan panas mereka
"ahhh... segarnya".
Aria akhirnya merasa nyaman setelah berendam air hangat.
"mau ku bantu".
"tidak!! Ah maksud ku,aku bisa sendiri dan ingin bersantai sebentar".
"aku akan menunggu mu di depan,kita keluar malam ini ".
"ke mana?"
"kau bilang kau bosan aku akan mengajak mu keluar "
"benarkah".
"hmm".
Aria tersenyum senang mendengar penuturan Adrian,dia sudah lama tidak keluar selalu melihat pepohonan tentu dia merindukan jalanan yg tampak gedung gedung yg menjulang tinggi.
setelah beberapa menit kemudian,Aria selesai membersihkan dirinya dan bersiap.
Ia lupa ini adalah kamar Adrian dan hanya mengenakan balutan handuk
Tiba tiba pintu terbuka dan tampak lah Adrian memasuki kamar.
"baju mu sudah di atur di lemari ku juga pakai yg di lemari ku pilih yg bagus".
"apa di lemari mu".
"hmm cepatlah "
"baiklah".
Aria berjalan memasuki ruangan khusus baju Adrian ia sangat terkejut ruangan ini lebih besar dari pada diruangan nya.
"astaga sungguh pemilik rumah dan kaya raya".
"baiklah aku akan memakai yg mana ,baju untuk ku kenapa sangat banyak disini, sudahlah aku harus cepat ".
Aria segera bersiap siap dan memakai pakaian yg nyaman untuk pergi keluar bersama Adrian tentu ia juga tidak mau membuat Adrian malu dengan dirinya yg terlalu sederhana,ia harus tampil cantik dan elegan walaupun masih terkesan sederhana.
