Mawar seorang wanita yang bekerja di sebuah bar, tanpa sengaja menemukan seorang anak laki-laki yang membuatnya terikat dalam sebuah pernikahan dengan pria dingin namun hangat.
Di dalam pernikahan itu, harus banyak tugas yang mawar jalankan. Tapi akankah pernikahan itu berjalan sesuai dengan kesepakatan awal, atau berbelok ke arah lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 12
Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, seperti yang di katakan oleh Arga. Beberapa orang datang untuk menjemput Mawar, dan Mawar hanya membawa beberapa barang karena yang lainnya hanya barang yang tidak terlalu berguna.
Di saat Mawar dan Dewi berjalan keluar dari rumah susun, mereka menjadi pusat perhatian semua orang. Tapi Mawar lebih memilih mengabaikan tatapan orang-orang dan terus berjalan. Mawar juga melihat ibu-ibu yang sering bergosip tentang nya, tengah memandang sinis ke arahnya.
Tapi Mawar hanya tersenyum tipis ke arah mereka, hingga Mawar dan Dewi langsung masuk ke dalam sebuah mobil mewah yang sudah di siapkan oleh Arga.
Mata Mawar langsung tertuju pada sosok Bima, asisten yang menemani Arga untuk mengajukan kontrak pernikahan kepadanya.
"Apa sudah tidak ada barang yang perlu di bawa lagi?" Tanya Bima memastikan.
"Tidak ada." Jawab Mawar dengan mata yang menatap ke luar kaca mobil.
Setelah mendengar hal itu Bima langsung meminta supir untuk segera melajukan mobil, di sepanjang jalan Mawar hanya diam dan tidak banyak bicara. Ia kini akan menjadi sebuah istri di atas kertas, dan Mawar juga tidak tahu sampai kapan kontrak pernikahan ini akan terus berjalan.
"Nona Mawar." Terdengar suara Bima memanggil namanya.
Mawar langsung menoleh ke arah Bima, "Iya?"
"Anda pasti ingat jika ini hanyalah sebuah pernikahan kontrak yang pastinya tidak akan bertahan lama, saya harap jika Nona Mawar jangan terlalu nyaman dengan keadaan saat menjadi Nyonya Arga. Karena bisa saja hal itu akan hilang dalam waktu yang cepat, dan saya tidak ingin anda mengemis-ngemis ataupun menangis kepada Pak Arga hanya karena ingin mempertahankan kehidupan anda yang nyaman." Jelas Bima dengan tatapan mata yang menatap kaca mobil.
Tatapan mata Bima dan Mawar langsung bertemu satu sama lain, Mawar tahu arah tujuan pembicaraan yang di lontarkan oleh Bima. Pria itu tengah memperingatkan posisinya saat ini, "Iya aku tahu, ini hanyalah sebuah pernikahan kontrak. Dan kau tidak perlu mengingatkan ku tentang hal itu." Jawab Mawar dengan senyuman di wajahnya.
"Baguslah jika anda sadar akan hal itu." Timpal Bima.
Dewi yang mendengar hal itu hanya bisa diam dan tidak bisa menjawab apapun, sementara Mawar kembali melihat pemandangan di luar kaca mobil.
Hingga tak beberapa lama mobil yang di tumpangi oleh Mawar berhenti di sebuah rumah bergaya eropa, seorang pelayan tua langsung membukakan pintu untuk Mawar dan juga Dewi.
Mawar langsung di sambut hangat oleh Rangga, anak itu segera memeluk Mawar dengan sangat erat.
"Mama.. Akhirnya Mama datang. Ayo, Rangga akan mengajak Mama untuk berkeliling." Rangga dengan antusias menarik tangan Mawar untuk segera masuk ke dalam rumah, dengan tangan yang di tarik oleh Rangga. Mawar langsung masuk ke dalam rumah, ia terkejut saat melihat rumah yang sangat mewah dan juga megah. Bahkan sangat jauh berbeda dari tempat tinggalnya yang dulu.
Mata Mawar langsung tertuju pada sosok Arga yang tengah duduk dengan sebutan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya.
"Rangga, biarkan Mama untuk untuk beristirahat dulu." Ucap Arga dengan tatapan dingin.
Mendengar perkataan ayahnya, Rangga langsung melepaskan tangan Mawar dan memasang wajah kesal. Mawar yang melihat hal itu langsung menghibur Rangga, dan memintanya untuk menunjukkan kamar tidurnya.
"Mama.. Kamar tidur Mama itu sama Daddy." Jawab Rangga.
Arga yang mendengar hal itu sedikit menggelengkan kepalanya, "Kepala pelayan Toni akan mengantarkan mu ke kamar." Jelas Arga.
"Tapi Daddy, Rangga ingin mengantarkan Mama ke kamar." Jelas Rangga dengan kesal.
"Rangga, bagaimana jika kau mengantarkan Nenek Dewi ke kamarnya?" Tanya Arga dengan senyuman di wajahnya, untuk pertama kalinya Mawar melihat senyuman tulus pria itu.
Rangga yang mendengar hal itu langsung bersemangat, ia segera menarik tangan Dewi dan menunjukkan kamar yang sudah di siapkan oleh Arga untuk ibu mertuanya.
"Duduklah." Pinta Arga yang kembali menunjukkan sikap dinginnya pada Mawar.
Mawar langsung duduk di atas sofa yang sangat empuk, bahkan berbeda jauh dengan sofa tua yang ada di rumah nya.
"Di usia yang sangat muda, Rangga terlalu pintar. Ia tidak mudah untuk di bohongi, jadi aku dan kamu akan tidur di kamar yang sama. Tapi kau tenang saja, aku tidak akan melakukan hal seperti itu." Jelas Arga dengan mata yang menatap ke arah Mawar.
Mawar jelas ingin menolak hal itu, tapi mengingat apa yang di katakan oleh Arga adalah sebuah kebenaran. Maka dengan berat hati ia setuju, "Tapi kau harus memegang ucapan mu, dan jangan pernah berani melakukan hal kotor kepada ku." Ucap Mawar dengan tegas.
"Kau jangan khawatir, lagi pula aku tidak berselera pada wanita seperti mu. Apalagi mengingat tentang pekerjaan mu." Sambung Arga dengan senyuman mengejek.
Mawar hanya tersenyum kesal, ia tidak peduli meski di hina seperti itu oleh Arga karena lelaki itu tidak tahu tentang dirinya. Dan ia juga tidak ingin repot-repot menjelaskan.
"Nona Mawar, mari saya antar ke kamar anda." Ucap kepala pelayan dengan sangat sopan.
"Baik, terimakasih." Mawar mengikuti kemana kepala pelayan pergi.
"Saya sangat senang anda bisa datang ke sini, selama ini Pak Arga tidak pernah berniat untuk mencari seorang wanita." Ucap Kepala pelayan dengan senyuman di wajahnya.
Mawar merasa aneh dengan ucapan kepala pelayan, bukankah Arga memiliki seorang anak yaitu Rangga.
"Wajar jika Arga tidak mencari wanita lagi, mungkin karena dia sangat mencintai ibu kandung Rangga." Jawab Mawar yang selalu berpikir positif.
kepala pelayan hanya tersenyum dan tidak menjawab, hingga mereka berhenti di sebuah pintu kamar yang besar. Lalu pintu kamar pun di buka secara perlahan, menampilkan sebuah kamar dengan di dominasi oleh warna abu-abu.
"Saya sudah menyiapkan satu lemari khusus untuk anda, dengan kasur yang berukuran sangat besar. Dan di dalam lemari juga sudah tersedia beberapa pakaian untuk anda." Jelas kepala pelayan yang menjelaskan dengan sangat sopan.
Mawar melihat-lihat kamar tempatnya akan tidur, ia lalu tersenyum ke arah kepala pelayan. "Terimakasih, lalu dimana Arga tidur?" Tanya Mawar karena ia hanya melihat satu buah ranjang.
"Tentu saja kalian tidur di dalam satu ranjang." Jawab kepala pelayan dengan senyuman di wajahnya.
Mawar hanya tersenyum tipis saat mendengar hal itu, lalu kepala pelayan pun pamit pergi agar Mawar bisa beristirahat di dalam kamar.