NovelToon NovelToon
Dikira Ojol Ternyata Intel

Dikira Ojol Ternyata Intel

Status: tamat
Genre:Tamat / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Suami ideal
Popularitas:17.3k
Nilai: 5
Nama Author: Pilips

Terpaksa menikah karena persoalan resleting yang tersangkut pada rambut seorang gadis bernama Laras ketika Polisi Intel itu sedang melaksanakan tugas mengejar pengedar narkoba. Polisi Intel itu menyembunyikan identitasnya dari sang Istri, ia mengaku sebagai seorang Ojol. Karena gagal menyelesaikan tugasnya. Aliando Putra Perdana hendak dipindah tugaskan ke Papua.
Tanpa Ali sadari, ia sengaja dikirim ke sana oleh sang Ayah demi menghindari fitnah kejam dari oknum polisi yang menyalahgunakan kekuasan. Ada mafia dalam institusi kepolisian. Ternyata, kasus narkoba berhubungan erat dengan perdagangan manusia yang dilakukan oleh oknum polisi di tempat Aliando bertugas.
Ingat! Bukan cerita komedi, bukan pula dark romance. Selamat menikmati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pilips, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sebuah Fakta

Bella dapat bernapas lega ketika Baskara sudah ditangani oleh para dokter. Ketika Ali pergi membeli air putih dan juga kopi. Tanpa sengaja, ia berpapasan dengan dokter tempo hari yang sempat ia curigai.

Bahkan, anehnya, dokter pria berkacamata tersebut terlihat berbincang akrab sekali dengan dokter wanita yang pernah ia temui di rumah Kapolda ketika Aliando dipindah tugaskan ke Papua.

Aliando segera sembunyi di balik mesin minuman kaleng rumah sakit. Dokter pria berkacamata itu terdengar semangat sekali bercerita.

Namun, mata Aliando sontak melebar sempurna ketika ia mendengar percakapan ke dua orang dokter tersebut.

“Baskara masuk rumah sakit, gue yakin sih …, itu ulah anak polisi yang waktu itu mau nyogok gue,” kata dokter pria berkacamata.

“Hah? Jadi, lo ikutin maunya dia?” beo dokter wanita.

“Ya enggak, lah. Waktu itu, kakaknya Baskara nyaris aja disuntik racun, tahu!”

“Buset, terus ….”

“Gak jadi, soalnya dia kabur.”

“Kalau lo nolak permintaan anak polisi itu, lantas, siapa yang disewanya?” tanya penasaran dokter wanita itu.

“Perawat deh, kayaknya,” jawab dokter berkacamata, “tapi, eh. Bukannya lo sempat diminta buat mata-matain kakaknya Baskara sewaktu di Papua, ya?”

Langkah dokter wanita itu terhenti tepat di samping mesin minuman kaleng. “Bener. Tapi …, gue ngerasa kalau hal itu gak baik. So …, pada akhirnya, gue pura-pura sibuk aja pas di sana. Lagian, wabah juga makin bringas waktu itu, jadi …, alasan buat gak ngikutin perintah anak bos polisi itu yaaa, gagal. Hehe. Aku bersih dari kejahatan.”

Setelah mengatakan hal itu. Ke dua dokter tersebut terlihat menuju ruang peristirahatan para dokter.

Aliando mendengus dan tanpa sadar meremas botol minum hingga pecah dan isinya tumpah semua. Ia semakin yakin jika ada polisi yang bermain-main dengan keluarganya sejak awal. Saat ini. Aliando sudah bertekad untuk menangkap para penjahat itu.

Laras yang sejak tadi mencari suaminya karena lama sekali perginya, seketika itu berlari menuju Ali yang terlihat begitu marah.

“Mas?”

“Eh, sayang? Kenapa ke mari?”

“Laras khawatir kalau Mas kenapa-napa.” Mata cantiknya Laras kelihatan sedih.

“Ya udah, kita balik dan jaga Baskara.”

“Tunggu.”

“Ya?” bengong Aliando.

Laras menatap botol yang sudah pecah. Sepertinya …, suaminya tidak sadar saking banyaknya ia berpikir.

“Bella haus, Mas. Yakin …, mau bawain dia botol kosong?”

“Owh, ya ampun.” Ali cepat-cepat membeli air yang baru. Setelah itu, ia menuju supermarket dalam rumah sakit untuk membeli makan.

Ya, dia dan Laras lapar. Begitu pun dengan Bella. Pasutri itu yakin sekali jika Bella membutuhkan asupan malam ini.

***

Mata polisi muda itu mulai bergerak. Sepertinya, kesadarannya mulai pulih. Bella yang sejak tadi duduk menangis di sisi ranjang. Kini, ia histeris segera memanggil dokter.

“Dok …, pacar saya sadar!”

Dokter wanita berwajah manis segera datang dengan segala printilan alat pemeriksaannya. Ketika dirinya sudah selesai mengecek kondisi pasien. Dokter wanita itu tersenyum ke arah Bella. “Pasien sudah stabil, dia hanya butuh istirahat. Jangan di tanya-tanya dulu, ya?” pinta dokter itu memastikan pada Bella.

Bella pun mengangguk paham. Ia juga tidak ingin membuat Baskara yang baru sadar seketika mengingat kejadian mengerikan itu.

“Bell …,” ujar Baskara pelan. Bibirnya sangat pucat. Pria itu berusaha mencari-cari lengan Bella.

Bella mengerti keinginan Baskara. Ia langsung menyediakan dirinya untuk dipegang oleh polisi tampan tersebut. “Kak Bass ….” Bella mengusap kepala Baskara dengan penuh kasih.

“Kamu gak apa-apa, ‘kan, Bell?” Baskara bertanya sangat khawatir. Baginya, Bella jauh lebih penting dibanding keselamatannya sendiri.

“Hiks …, kak Bass. Bella baik-baik aja. Kak Bass gak usah banyak bicara dulu, yaaa. Istirahat, biar lekas pulih.” Bahu Bella bergetar karena tangisan. Ia segera mengulaikan kepalanya bersandar di atas dada Baskara.

“Maafin kakak, ya, Bell,”ujar Baskara mengusap lembut penuh sayang pada kepala Bella.

“Hiks …, kak Baskara, Bella takut banget kak Bass kenapa-napa. Bella …., hiks. Bella gak mau kehilangan kak Baskara.”

Ali dan Laras yang datang menenteng makanan serta minuman, sontak memundurkan badan mereka keluar dari ruangan.

Mereka tidak ingin mengganggu moment haru biru yang akan menjadikan ke dua pasangan tersebut menjadi semakin dekat dan dalam.

Ali menghela napas dan duduk di kursi depan ruangan. Semetara Laras, meminum kopinya dan ikut duduk menyebelahi sang suami.

“Mas gak mau ngopi dulu?”

“Mau, sayang.”

Laras menyodorkan satu cup kopi. Mereka berdua suka sekali dengan kopi ternyata. Ketika Laras memperhatikan wajah suaminya. Ia mendapati kalau Ali pasti berpikir dengan keras.

Tatapan Ali lurus dan mencoba menerawang ke belakang. Menyambungkan benang merah agar ia segera mendapatkan pencerahan mengenai kejadian ini. Sambil ia sesap kopinya, sambil ia terus berpikir.

Laras yang kasihan dengan Aliando segera menyandarkan kepalanya ke bahu sang Suami. “Mas kalau mau cerita, jangan lupa libatin Laras, yaaa. Laras gak mau beban ditanggung penuh sama Mas Al. Laras …, sedih lihat Mas Al kepusingan kayak begini.”

Satu hal yang Ali sangat syukuri. Yaitu, memiliki istri yang pengertian seperti Laras. Ali lalu mengecup puncak kepala istrinya penuh cinta.

“Kamu gak ngantuk?” tanya Ali dengan suara super lembutnya.

“Enggak.”

“Kalau kamu capek, bilang, yaaa. Mas gak mau kalau istri Mas kelelahan.”

“Selama Mas Al terjaga, Laras juga akan melek terus,” ujarnya begitu yakin.

“Manisnya mulut istriku!” Ali mencubit pipi Laras dengan gemas. Perasaannya untuk sementara berganti dengan rasa indah, bagaikan duduk di taman bunga.

Karena Bella tidak keluar jua, Ali hendak masuk ke dalam. Namun, Ali sontak tersenyum ketika ia melihat wajah istrinya dari pantulan kaca rumah sakit.

Laras tertidur seperti bayi. Ali tidak akan tega membangunkan Laras. Senyum tak berhenti terulas di wajah Aliando.

Pelan-pelan, ia ambil cup kopi istrinya kemudian diletakkan di sampingnya. Ia memeluk tubuh Laras sehingga wanita itu semakin terasa nyaman tertidur di atas kursi tunggu pasien.

Syukur saja, Bella keluar sendiri tanpa Ali perlu beranjak dari dudukannya. Ketika Bella hendak bicara, Ali mengisyaratkan untuk berbicara pelan.

“Istriku lagi bobo,” ujarnya sambil meletakkan jari telunjuknya di depan bibir.

Bella berkata agak berbisik kemudian, “kak Baskara mau bicara sama kak Al.”

“Apa?” beo Ali dengan suara super kecil.

“Kak Baskara mau membahas tentang video, kak.”

Aliando paham apa yang dimaksud Baskara. Namun, ia menatap wajah istrinya, tidak tega membangunkan Laras yang sedang tidur pulas.

Bella paham akan hal itu dan ia menyodorkan diri untuk menjadi pengganti Aliando sebagai bantal.

“Biar aku aja, kak.”

“Serius?”

“Hu’um.” Angguk Bella tersenyum.

“Kalau dia remes-remes badan kamu, jangan marah, yaaa, hehe,” ucap Aliando memperingati Bella duluan biar wanita itu tidak kaget dengan kebiasaannya Laras.

“Kalau gitu, aku titip Laras sebentar, ya. Aku masuk dulu ketemu Baskara.”

“Oke, kak.”

Ketika Aliando masuk ke dalam. Baskara memaksakan dirinya bangkit.

“Hey, baring aja, gak apa-apa,” kata Ali duduk di samping pembaringan.

Baskara mengikuti ucapan Ali. Akhrinya, Baskara sudah tidak tahan lagi menutupi sesuatu hal yang ia sembunyikan beberapa hari ini.

“Gua yang tuker memori di hp lo.”

“Hah?”

“Waktu itu, gue iseng ambil hp lo dan tuker memorinya. Tau-taunya …, ada isi video yang sangat mencengangkan di dalam sana. Awalnya, gue pikir, itu video punya lo. Tapi …, gue segera yakin kalau orang yang ada di dalam video itu adalah Andra.”

Baskara mengungkapkan apa yang ia rasa dan pikirkan dengan logikanya dengan tegas dan sangat yakin.

“Andra? Kamu yakin?”

“Bukan cuma yakin, gue bisa mastiin.”

“Buktinya? Lagian, ponsel kamu udah diambil kata Bella.”

“Gue gak sebodoh itu, loh, Al!” sentak Baskara kesal. Ia seketika meringis karena bekas jahitan pada pundak, kepala, dan juga perutnya terasa mengigit.

“Jangan marah-marah dulu, kamu itu lagi sakit,” ujar Aliando, berdiri memperbaiki sandaran pada ranjang Baskara.

“Gue udah salin semua videonya.”

Ketika Baskara mengatakan itu, Ali sontak mengacungkan dua jempolnya. “Hebat!”

Kening Bass sontak mengernyit. Baru kali ini, dirinya dipuji dengan serius oleh saudara angkat yang selalu ia cemburui.

Hebat katanya? Itu …, dia serius muji gue?

1
Arindarast
KERENN POOOLLL
Eka Fitriani
bagus ceritanya
widya widya
Bagus dan menghibur kok thor.. Fighting
pilips: terimakasih kak
total 1 replies
sulvie
gak mungkin lah rambut Laras bau besi berkata 😭
sulvie
masyaallah cita cita yang mulia 😅
pilips: tabarakallah
total 1 replies
Ahmad Dwifebrian
luar biasa
pilips
kasi bingangnya dong kak 🫶🏻
Anonymous
Resiko pekerjaan Jo . Semoga kamu lebih kuat Jo
widya widya
lanjutt Thor.. seru
pilips: up tiap hari kak, pantengin yaaa..
total 1 replies
widya widya
Ceritanya seru dan kocak.
widya widya
Seru dan kocak.
pilips
Karya pertamaku di Noveltoon
Rian Moontero
bukan cerita komedi,,tpi bikin aq ketawa🤣🤣🤸🤸
pilips: jangan lupa mingkem kak
total 1 replies
yanah~
mampir kak 🤗
pilips: makasih kak
total 1 replies
Alucard
Jalan ceritanya memukau!
pilips: novel ini up tiap hari kak, makasih atas komentarnya
total 1 replies
Risa Koizumi
Masuk ke dalam cerita banget.
pilips: sip kak, lanjutkan. novelnya up tiap hari
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!