Kisah seorang gadis bernama Selina yang terpaksa harus menikah dengan seorang pria tampan nan kaya yang bernama Lazuardi, menikah bukan karena cinta melainkan karena terjadinya sebuah accident yang tak terduga menimpa keduanya.
Akankah mereka bahagia...akankah mereka dapat membina rumah tangga seperti yang di harapkan setiap orang...????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 22
Harap baca ulang part 21...soalnya yang kemarin ada beberapa revisi di sana...biar nyambung sama part yang ini🙏😀...terimakasih.
❤️ Happy Reading ❤️
Selin yang baru selesai dengan acara mandinya langsung bergegas menuju ke ruang ganti untuk memakai pakaiannya meski dirinya harus melangkah dengan sangat bersusah payah sebab bagian intinya yang terasa masih nyeri.
Sedangkan Ardi sendiri saat ini gantian masih ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Selin memutuskan untuk keluar kamar dan melihat Langit terlebih dahulu dari pada di sana hanya duduk diam menunggu Ardi, yang penting dirinya sudah menyiapkan pakaian yang akan di kenakan Ardi untuk ke kantor layaknya seorang istri yang menyiapkan kebutuhan suaminya.
Bibir Ardi tersungging menampilkan sebuah senyuman saat melihat bahwa istri dadakannya itu menyiapkan kebutuhannya.
❤️❤️❤️❤️❤️
Selin yang baru sampai di depan kamar Langit begitu kaget saat mendengar suara bocah tampan yang kini menjadi putra sambungnya itu menangis.
Cklek
''Sayang...'' panggi Selin saat pertama kali pandangan matanya melihat Langit yang sedang menangis dengan posisi tengkurap di atas ranjang serta jangan lupakan pengasuhnya yang masih setia di sana sambil membujuk bocah itu.
''Mami...'' seru bocah itu sambil membalikkan badannya. ''Mami...'' serunya lagi sambil berusaha untuk mendudukkan dirinya.
''Kenapa nangis hem?'' tanya Selin dengan tangan yang sudah mulai mengusap air mata Langit yang ada di pipi.
''Mami dari mana? mami jangan pergi...'' katanya dengan masih sesegukan dan memeluk tubuhku tubuh Selin.
''Mami gak kemana-mana sayang...'' sahut Selin.
''Mami ada di kamar papi.'' kata Ardi yang mendengar pembicaraan antara istri dan anaknya sehingga membuat dua orang yang sedang berpelukan itu langsung refleks menoleh ke arah sumber suara. ''Mulai tadi malam sampai seterusnya...mami akan tidur di kamar papi.'' sambungnya.
''Tapi...'' kata Langit yang seperti hendak melayangkan protes.
''Gak ada tapi-tapian.'' potong Ardi. ''Biasanyakan Langit juga tidur di temani sama mbak.'' katanya lagi sehingga membuat muka bocah itu menekuk kembali namun sang papi langsung pergi melenggang dari sana.
''Langit sayang...mami bakal temani Langit setiap malam sampai Langit tidur jadi jangan sedih lagi...oke.'' kata Selin saat melihat perubahan yang ada di wajah Langit.
''Mami janji...'' ucap Langit sambil mengacungkan jari kelingking tangan kanannya.
''Janji.'' sahut Selin sambil mengaitkan jari kelingking tangan kanannya ke jari kelingking Langit.
Langit memang tak tidur sendiri di kamarnya...karena pengasuhnya akan menemani dirinya tidur namun dengan tempat tidur yang berbeda.
Bila Langit tidur di atas tempat tidur maka pengasuhnya tidur beralaskan kasur lantai dengan busa tebal yang dapat di lipat menjadi empat lipat.
''Sudah yuk sekarang kita turun.'' ajak Selin.
Wanita itu yakin pasti saat ini kedua mertuanya sudah menunggu di ruang makan karena memang waktu sudah menunjukkan saat sarapan tiba, lagi pula dirinya juga harus pergi bekerja.
❤️❤️❤️❤️❤️
''Selamat pagi...'' sapa Selin pada ketiga orang yang sudah duduk di ruang makan.
''Pagi.'' sahut mama Mega sedangkan papa Awan hanya menyunggingkan senyumnya saja, kalau Ardi...ah jangan di tanya si tuan Presdir itu hanya terlihat cuek saja bahkan tak sedikitpun melihat ke arah Selin dan Langit.
Respon yang di berikan Ardi semakin membuat Selin kesal...apalagi setelah apa yang mereka lewati tadi malam..., mbok ya manis dikit...pikir Selin.
Mama Mega senyum-senyum sendiri setelah memperhatikan cara jalan Selin sedari tadi yang terlihat sedikit aneh dan berbeda.
Di tambah lagi setelah Selin sedikit menyibakkan rambutnya, mama Mega sampai menyenggol lengan papa Awan dan memberikan isyarat dengan matanya agar papa Awan melihat arah pandangan mama Mega.
Selin mengambilkan sandwich untuk Ardi barulah dirinya mengambilkan untuk Langit dan dirinya sendiri.
''Ini sayang...sudah mami potongin...jadi tinggal Langit makan aja.'' kata Selin meletakkan piring di depan Langit.
''Mami...leher mami kenapa? kok merah-merah.'' tanyanya yang tak sengaja melihat leher Selin.
Uhuk...uhuk...
Ardi yang sedang sudah memulai memakan sarapannya pun menjadi tersedak jadinya.
Selin pun di buat kaget oleh pertanyaan Langit, karena pasalnya tadi dia tak melihat tanda itu karena memang berada agak kebelakang jadi tak terlihat tadi saat dirinya bercermin.
''Pelan-pelan dong Di....gak akan ada yang minta makanan kamu kok.'' peringat mama Mega yang pura-pura tak tau, padahal sebenarnya ibu suri keluarga Cakrabuana itu tau apa penyebab sang putra tersedak.
''Kenapa mi?'' tanya Langit yang masih menuntut jawaban dari sang mami, karena memang anak seusia Langit adalah masa di mana keingin tahuannya tinggi, maka dirinya akan terus mencecar sampai mendapatkan jawabannya. ''Oma...kita ajak mami ke dokter ya buat berobat.'' kata Langit berikutnya yang tertuju pada sang Oma.
''Eh gak usah sayang...ini cuma tadi malam...em...di gigit serangga...iya di gigit serangga sayang.'' sela Selin berusaha memberikan alasan yang tepat untuk sang putra, sambil matanya sedikit melirik ke arah sang suami.
Bahkan mama Mega hampir saja meledakkan tawanya saat mendengar jawaban Selin yang mengatakan kalau di gigit serangga, dan serangganya tidak lain adalah putranya.
''Kalau gitu mami tidur di kamar Langit aja, dari pada tidur di kamar papi...banyak serangganya.'' kata Langit.
''Langit...cepat makan sarapan kamu, nanti kamu terlambat.'' kata Lazuardi yang tak ingin putranya itu terus membahas tentang tanda merah yang di tinggalkannya di leher Selin semalam saat mereka bercumbu.
❤️❤️❤️❤️❤️
''Langit mau sama mami.'' rengek Langit saat akan berangkat ke play group.
''Mami harus kerja nak, bareng sama papi aja ya...'' kata Lazuardi membujuk, karena memang biasanya putranya itu jika berangkat ke play group bersama dengannya.
''Ya sudah bareng sama mami tapi pakai taksi online gak apa-apa ya sayang...'' sahut Selin.
''Tapi...'' lirih Langit.
''Apa sayang?'' tanya Selin sambil mensejajarkan tubuhnya dengan Langit.
''Langit ingin di anter sama mami dan papi.'' lirihnya. ''Langit ingin seperti temen-temen yang lain.'' katanya lagi dengan sendu mengingat hanya dirinya yang selama ini tak di antar oleh kedua orangtuanya dengan lengkap, bahkan tak sering kali dirinya merasa iri jika melihat mereka.
Selin tak langsung menjawab...melainkan dirinya malah menatap ke arah sang suami seolah meminta jawaban atas apa yang di lontarkan oleh putranya itu.
''Hem baiklah.'' sahut Ardi yang merasa tak tega juga pada putranya, dirinya juga ingat perkataan Langit saat bocah tampan itu ngambek tempo hari. ''Ayo kita berangkat, papi ada pertemuan penting pagi ini.'' kata Ardi sambil berjalan mendahului istri serta putranya.