Dihianati, di Fitnah dan diperlakukan curang oleh orang-orang yang disayangin dan dipercaya membuat kematian Azzura tidak terima dan bersumpah bahwa dendamnya akan terus menghantui mereka yang menyakitinya.
Azzura dihukum mati karena difitnah telah berzina dengan pamannya yang seorang jendral. yang mana sanga Paman juga dihukum mati.
Saat itu Azzura mengucapkan sumpahnya dihadapan para penghianat dengan tatapan mata tajam penuh dendam.
Setelah sadar ternyata dia kembali dikehidupan saat umurnya berusia 15 tahun. Disaat sang Ayahnya akan diangkat menjadi Raja.
Dan dari sinilah balas dendamnya dimulai.
Bagaimana kisah selanjutnya? ayo ikuti cerita Azzura...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon young bee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Azzura menatap Teyo dengan mencoba untuk membuat ekspresi bingung. “Maaf siapa Tuan inj?” dengan sopan.
“Ah, kau tidak mengenali ku rupanya. Kenalkan Aku Teyo anak Jendral Daza.” Teyo memberi hormat perkenalan pada Azzura.
“Ah, manis sekali dia.” Azzura merasa lucu. Teyo diingatan AzUra dulu sangat kaku, bahkan untuk tersenyum saja sulit. Tapi Teyo yang dihadapannya saat ini sangat manis dan muda, Azzura merasa gemas.
Azzura tertawa kecil dan membuat Lola serta Teyo bingung. “Apakah ada yang Aneh Nona?” Lola merasa Bingung.
Azzura sadar dan langsung kembali bersikap normal. “Tidak hanya saja aku sedang mengingat hal lucu,” Ucapnya sembarangan.
Teyo yang merasa diacuhkan sedikit kesal. “Apa kau mau memberikan Votting untuk ku Nona Azzura?” Tanya Teyo.
Votting untuk para peserta yang masuk final dapat menambah point, dan Point Votting dapat digunakan untuk mengajukan permintaan sederhana dari para peserta terlepas mereka menang atau kalah nanti.
Azzura tersenyum dan mengangguk. “Jika kau yang meminta tentu akan ku berikan.” Ucapnya dengan tersenyum manis.
Teyo melihat senyuman Azzura langsung tersipu, jantungnya sudah berdegup kencang sejak tadi.
“Jika begitu aku pamit untuk berlomba.” Teyo pergi dengan mengedipkan sebelah matanya.
Lola sadar dengan kedipan itu langsung menoleh ke Nonanya yang tersenyum geli. “Nona, bukan kah itu tidak sopan.” Tanya Lola yang merasa Teyo melakukan hal tidak baik.
Azzura tersenyum pada Lola. “Jika ada orang lain yang melihat baru tidak sopan, ayo kembali kepodium,” Ajak nya.
“Orang lain? Lalu aku ini siapa.” Kesal Lola.
Azzura sudah kembali kepodium dan duduk ditempat semula, dia melewati Vanesa dan Lily. Mereka menatap Azzura dengan tajam namun diacuhkan oleh Azzura.
“Kau dari mana Azzura,” Tanya sang Ibu.
“Toilet bu,” Jawab Azzura tersenyum.
Nyonya Elena kembali menegakkan badan dan menatap kedepan. Diikuti dengan Azzura.
Pertandingan pun dimulai semua peserta juga sudah digaris awal dan siap bebertanding. Empat peserta yang masuk kebabak final langsung memulai pertandingan dan melaju kan kuda mereka dengan sangat kencang. Kekuatan kuda dan joki sangat selaras, seperti satu kesatuan. Selain latarbelakang mereka juga bukan orang-orang sembarangan jadi pertandingan terlihat sangat seru.
Sampai kahir perlombaan yang dimenangkankan oleh Teyo disusul oleh pangeran Vargas dan Tuan Muda Torres lalu yang terakhir pangeran Chiko.
Mereka semua bersorak riang karena menyaksikan pertandingan yang sangat seru. Saat nya pembagian hadiah dan pembacaan pemenang Votting sudah tiba.
“Pengumuman pemenang Votting terbanyak adalah Pangeran Vargas.” Ucap pemandu Acara.
Semua bersorak riuh gembira, dan Pangeran Vargas pun tersenyum mendengar pengumuman tersebut. Jelas saja membuat yang lainnya kecewa. Teyo yang sangat berharap jika dia yang memenangkan Votting tersebut dan mengajukan permintaan sederhana tersebut.
Pangeran Teyo manatap Azzura yang masih duduk dipodium dengan tenang, Azzura sadar akan tatapannya dan membalas dengan senyum. Jantung Teyo kembali berdegup dan tersipu.
Saat nya pemandu acara bertanya pada Pangeran Vargas permintaan apa yang akan diajukannya.
“Silahkan Pangeran,” Ucap pemandu acara tersebut mempersilahkan Pangeran Vargas naik kepanggung.
Dengan gagah dia naik, wajahnya yang tampan dan badan tegap membuatnya semakin digilai para Wanita.
“Aku ucapkan terima kasih kepada Tuan Cariann calon Raja Kerajaan Barat atas penyambutan dan rangkaian acara hari ini, sedangkan permintaan saya kali ini tidak sulit hanya...,” Ucapnya dengan menatap kearah podium atas yang mana Tiga Putri Tuan Carian duduk disana.
Azzura melihat tatapannya langsung bingung.
“Apa dia mengincar Vanesa?” Batinnya karena umur mereka sama. “Tapi aku tidak mendengar jika Pangeran Vargas juga melamar Vanesa.” Herannya lagi.
Vanesa dan Lily yang ditatap menjadi tersipu dan duduk dengan anggun. “Kakak apa dia akan melamar salah satu dari kita?” Ucap Lily dengan malu.
Vanesa hanya melirik sekilas dan tersenyum sinis.
“Jika memang diantara kita yang akan dilamar, jelas itu adalah aku, bukan kalian berdua.” Batinnya meremehkan.
Pangeran vargas kembali melanjutkan kata-katanya. “Boleh kah aku mengajak makan malam salah satu Putri anda Tuan?” Tanya nya dengan sopan.
Tuan Cariann tersenyum, ini jelas yang dia inginkan. Salah satu putrinya mendapatkan seoranh Pangeran dan membuat beberapa kerajaan bersekutu.
“Silahkan Pangeran, siapa yang kau akan ajak?” Jawab Sang Ayah.
“Apakan kau bersedia Putri Azzura?” tanya Vargas dengan lembut.
Semua orang terkejut bahkan para selir yang mendengarnya menjadi kesal, Vanesa dan Lily sangat tidak terima dengan ajakan Pangeran Vargas.
Tidak luput Azzura pun terkejut, dimasa lalunya dia tidak pernah bertemu dengan Vargas sama sekali, Namun kali ini mengapa begini.
“Bagaimana Putri ku?” Tanya sang Ayah yang melihat Azzura hanya terdiam tanpa menjawab.
Azzura menengok ke Tuan Cariann. “Jika Ayah mengizinkan aku tidak dapat menolaknya.” Ucapnya dengan sopan.
Tuan Cariann tertawa dan mempersilahkan mereka bertemu diaula Mansion untuk mengobrol nanti.
Teyo yang sudah mengincar Azzura sejak awal menjadi kesal dengan permintaan Varganls itu, ternyata dia juga mengincar Azzura.
Tidak lama saat orang-orang masih berbisik dengan pembicaraannya, tiba-tiba Pangeran choki naik kepanggung dan meminta Izin untuk menyampaikan sesuatu.
“Yang terhormat Tuan Cariann, apa boleh aku mengucapkan sebuah permintaan?” Ucapnya dengan keras.
Seua orang terdiam dan memandang sinis kepada pangeran tersebut. “Sudah kalah. Dan tidak mendapatkan Votting mengapa tetap ingin mengajukan permintaan,” Kira-kira itu lah yang menjadi sindiran orang-orang.
“Oh, Pangeran Chiko, hal apa yang ingin kau sampaikan?” Sopan Tuan Cariann.
“Tuan aku mengerti jika menurut peraturan yang boleh mengajukan permintaan hanya yang memiliki Votting tertinggi. Namun sejak awal aku sudah ingin menyampaikan isi hati ku pada Putri Anda Tuan,” Menatap kearah Vanesa.
Vanesa yang ditatap langsung gelagapan tidak suka, sejak awal dia menginginkan Teyo atau Pangeran Vargas yang memilihnya. Tapi mengapa yang malah Pangeran Chiko yang tidak dia sukai.
“Ish mengapa melirik kepada ku,” Batinnya.
Pangeran Chiko kembali menatap Tuan Cariann yang merasa ragu. “Bukan aku tidak mau menerima permintaan anda Pangeran. Hanya saja aku takut ini menjadi iri para peserta lain.” Jawaban bijak Tuan Cariann dengan anggukan yang lain.
“Aku meminta maaf jika hal itu menjadi kendala anda Tuan, namun bolehkan aku menanyakan dahulu pada Putri anda. Jika dia menolak itu bukan masalah.” Ucapnya dengan sopan.
Tuan Cariann berfikir, sebenarnya dia dengan senang hati menerima itu. Namun dia takut jika nanti dikira tidak adil. Nyonya Elena melihat keraguan Suaminya langsung berbalik.
“Suami Ku, ini kesempatan bagus untuk anak-anak kita. Biarkan pangeran mengucapkan niatnya dulu.” Ucap Nyonya Elena.
Azzura yang mendengar itu langsung mengerti. “Ternyata ibu yang membujuk Ayah,” dengan tersenyum.
“Baiklah, silahkan Pangeran.” Ucap Tuan Cariann lagi.
“Terima Kasih Tuan Carian yang terhormat.” Pangeran Chiko kembali menatap Tiga Putri Tuan Cariann.