Ketika hidupnya terguncang oleh krisis keuangan dan beban tanggung jawab yang semakin menekan, Arya Saputra, seorang mahasiswa semester akhir, memutuskan memasuki dunia virtual Etheria Realms dengan satu tujuan: menghasilkan uang.
Namun, dunia Etheria Realms bukan sekadar game biasa. Di dalamnya, Arya menghadapi medan pertempuran yang mematikan, sekutu misterius, dan konflik yang mengancam kehidupan virtualnya—serta reputasi dunia nyata yang ia pertaruhkan. Menjadi seorang Alchemist, Arya menemukan cara baru bertarung dengan kombinasi berbagai potion, senjata dan sekutu, yang memberinya keunggulan taktis di medan laga.
Di tengah pencarian harta dan perjuangan bertahan hidup, Arya menemukan bahwa Main Quest dari game ini telah membawanya ke sisi lain dari game ini, mengubah tujuan serta motivasi Arya tuk bermain game.
Saksikan perjuangan Arya, tempat persahabatan, pengkhianatan, dan rahasia kuno yang perlahan terungkap dalam dunia virtual penuh tantangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miruのだ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seed Of Greed
Saat mereka masih dalam proses Negosiasi, secara tiba-tiba, sebuah bola hitam melayang dengan kecepatan sangat tinggi kearah mereka. Ferran sempat menyadari hal tersebut, namun kecepatan dari bola hitam itu terlampau cepat.
Dan saat Ferran hendak bereaksi, bola hitam itu hanya berjarak beberapa langkah dari mereka. Sebuah kubah cahaya putih terbentuk disekitar mereka, yang segera menahan hantaman bola hitam tersebut.
Mengakibatkan tidak hanya ledakan besar, melainkan juga debu yang bertebaran keberbagai arah, hingga berbagai monster nokturnal berlari menjauhi area tersebut.
Sebuah panah melesat, memotong debu-debu yang berterbangan kearah sumber bola hitam itu sebelumnya.
"Siapa disana!" Kira dengan busur berisi panah ditangannya, berteriak keras kearah datangnya serangan tadi.
Ferran segera memegangi lengan adiknya itu, menurunkan paksa busur milik Kira, "Mereka telah pergi!... Dari pada itu."
Kira mengikuti pandangan mata Ferran, dan mendapati kepala Desa Ashe yang tengah bersujud kearah datangnya bola hitam sebelumnya.
Pria tua itu bersujud, membenturkan kepalanya berkali-kali ketanah hingga berdarah. Sembari dengan wajah ketakutan, dia meminta maaf berkali-kali, seolah telah berbuat kesalahan fatal.
Hal tersebut jelas membuat beberapa penjaga desa ketakutan, dan mundur dua langkah. Bahkan Kapten Yonlan sekalipun memberi perintah mundur untuk bawahannya, sembari mendekati kepala desa dan mencoba menenangkannya.
Saat Yonlan masih mencoba menenangkan kepala desa, tiba-tiba saja pria tua itu berhenti bergerak, dan diam masih dalam kondisi bersujud.
Angin dingin hutan bertiup pelan, menyentuh lembut tengkuk Ferran, membuatnya tanpa sadar segera memasang tingkat kewaspadaan tertinggi.
Tiba-tiba suara seperti tulang hancur terdengar dari arah tubuh kepala desa, Ferran dengan gerakan cepat menarik Kapten Yonlan memakai rantai senjatanya.
Pria tua itu mengerang lemah, tubuhnya mengeluarkan suara seperti tulang yang diremuk, namun kali ini jauh lebih keras dari sebelumnya.
Ferran segera mengeluarkan potion peledak yang ia miliki, dan segera mencampurnya dengan cepat. Disisi lain, Kira menarik busurnya, dan menembakkan anak panah kearah tubuh kepala desa yang mulai mengalami fenomena aneh.
"Semua personil, Mundur!" Kapten Yonlan berteriak sekeras mungkin, ketika melihat keanehan mulai terjadi pada tubuh kepala desa.
Kling!
Bunyi kaca yang saling bergesekan, terdengar ketika Ferran melemparkan potion-potion miliknya. Ledakan mulai terjadi dilokasi tubuh kepala desa, menciptakan tidak hanya dentuman keras, melainkan juga debu yang segera menutupi tubuh pria tua itu.
Keheningan tercipta setelah rentetan ledakan yang Ferran ciptakan selesai, angin dingin malam yang membelai lembut kulit mereka, segera menciptakan suasana tegang yang sangat berat.
"Grhrg....!"
Sebuah geraman datang dari dalam kepulan debu, Ferran tiba-tiba melemparkan ujung belati rantainya kearah salah satu penjaga desa. Sebuah tangan hitam raksasa, muncul dari dalam kepulan debu dan menghantam penjaga desa.
Yang beruntungnya berhasil Ferran selamatkan tepat waktu, penjaga desa dengan tubuh gemetar ketakutan itu berterimakasih berulang kali pada Ferran, sempat berpikir bahwa nyawanya telah tak tertolong sebelumnya.
Sebuah geraman kembali terdengar, kali ini diikuti oleh teriakan keras yang segera mengusir debu-debu yang bertebaran. Ferran mengernyit dan menutupi mulutnya, dia melihat kearah tubuh kepala desa yang saat ini telah berubah drastis.
[Decay Husk
(Mini-Boss) (Husk) (Special) Lv. 50
Sebuah Benih keserakahan yang gagal untuk mekar, orang yang menanam benih ini menyadari bahwa benih ini telah membusuk, jadi sekalian membunuhnya saja.]
Sesosok makhluk humanoid, dengan kulit berwarna hitam keunguan berdiri tidak jauh dari kelompok Ferran dan penjaga desa. Daging-daging ditubuhnya membengkak, seolah mengisyaratkan bahwa dia bisa meledak kapan saja dia mau.
Wajah dengan ekspresi penuh rasa sakit, membuat mereka yang melihatnya mengerutkan kening.
Ferran mengeratkan pegangannya pada rantai senjatanya, pandangannya masih santai seperti biasanya, namun aura serius terpancar makin jelas darinya.
"Baiklah... Apa yang akan kau lakukan? Melindungi kepala desa mu, atau melindungi desamu?..." Ucap Ferran santai, yang jelas-jelas merupakan pertanyaan yang diarahkan pada Yonlan.
Yonlan hanya bisa berdecak kesal sembari menatap kepala desanya saat ini, yang telah berubah menjadi monster berbahaya. Bahkan tanpa pemikiran logis sekalipun, orang normal pasti akan memilih tuk melindungi desa, dan bukan monster dihadapan mereka.
"Siapkan Formasi... Bersiap untuk bertarung!" Yonlan berseru memberi perintah pada seluruh bawahannya.
Sedang disisi lain monster kepala desa bersiap menyerang kembali, tangan kanannya terangkat. Dan seolah seperti memiliki kesadaran sendiri, daging-daging di tubuhnya bergerak menuju tangan kanannya.
Membuat tangan kanannya membengkak dan membesar, hingga akhirnya hampir seluruh daging ditubuhnya pergi ke tangan kanan tersebut.
Beberapa anak panah melesat pada tangan kanan monster kepala desa, namun, seperti sebelumnya, dampaknya hampir tidak terlihat. Membuat Kira hanya bisa menggertakkan giginya kesal.
Sebuah anak panah, betapapun tajam dan cepatnya, tetaplah tak lebih dari sepotong kayu dengan ujung logam. Momentum yang dihasilkan saat dilepaskan dari busur, meskipun cukup untuk menjatuhkan musuh biasa, tak akan berarti bagi sesuatu yang jauh lebih besar dan lebih kuat. Bagai mencoba menghentikan longsor dengan kerikil.
Ferran dan Kira bergerak kedua arah berbeda diwaktu bersamaan, dan disaat yang sama tangan besar penuh daging milik kepala desa, mulai terayun, berniat menangkap sebanyak mungkin target dihadapannya.
"Pasang formasi pertahanan, bentuk barisan dua lapis, tahan serangannya memakai tombak, dan jangan biarkan dia menyerang dengan bebas!" Yonlan kembali memberikan perintah pada bawahannya, sembari menarik tombaknya dan bersiap bertarung, seraya menggertakkan giginya kesal.
"Scorch!" Seluruh senjata Ferran segera diselimuti api hijau, pemuda itu berlari memutari kepala desa, bersiap menyerang dari samping.
Kira disisi lain juga tak mau kalah terus menembakkan panahnya, sembari berlari kesamping. Sebelum akhirnya berhenti dan mengganti busurnya, menjadi busur pendek, mengingat dia juga lebih ahli bertarung di jarak menengah hingga dekat.
Daging di tubuh kepala desa mulai bergerak kembali, dan diantara jeda serangannya itu, Ferran dan Kira mendekat dengan kecepatan tinggi.
Kira terus menembakkan anak panahnya seraya berlari mendekat, berbeda dari sebelumnya. Kali ini setiap anak panah Kira berhasil memberi dampak yang cukup signifikan, mengingat kondisi serangan tubuh kepala desa yang hampir tanpa daging sama sekali.
Disaat yang sama Ferran melemparkan ujung belati senjatanya, mengikat kearah kaki kepala desa sebelum bergerak kehadapan monster itu.
Bersamaan dengan aksinya, Kira juga menembakkan panahnya dari jarak yang sangat dekat, sekaligus bergerak memutar kebelakang monster kepala desa.
Decay Husk yang menyadari keberadaan Ferran dan Kira hendak menyerang, dengan tangan kanannya yang baru saja pulih ke kondisi semula. Namun hal tersebut terhenti karena gerakan cepat Ferran, yang menjerat lengan kanan monster itu dengan rantainya.
Ferran yang saat ini berada di sisi kiri Decay Husk, segera menarik rantai senjatanya yang melilit tubuh Monster tersebut. Menyebabkan monster itu gagal menyerang, dan kehilangan keseimbangan.
Disaat yang sama, Kira dengan panah yang telah ditaring sangat kuat melepaskan serangan, yang sukses menembus dada Decay Husk, dan juga memberikan dorongan yang tidak kecil akibat momentum yang besar.
Ferran dengan pedang ditangan kanannya segera melanjutkan serangan Kira, dengan tebasan vertikal yang menyerang kaki serta lengan kanan Decay Husk. Serangan Ferran berhasil memotong kaki Decay Husk, namun gagal memotong lengan kanannya yang terlalu tebal akan daging.
Karena dengan posisinya saat ini, Ferran akan kesulitan melepaskan rantainya, maka pemuda itu segera menendang tubuh Decay Husk, untuk melepas paksa lilitan rantainya.
Namun yang tidak Ferran sangka adalah reflek monster itu, yang segera menciptakan duri-duri tajam dari dagingnya, tuk menyerang kaki Ferran disaat keduanya melakukan kontak fisik.
Ferran hanya mengerutkan dahinya, dia berhasil melepaskan rantainya dan segera melompat mundur. Diikuti dengan Kira yang juga telah melompat mundur sedari tadi, gadis itu segera menembakkan panah lain tuk mengintrupsi gerakan Decay Husk.
Kapten Yonlan datang disaat itu, bersama dengan dua prajurit lainnya yang segera menahan gerakan Decay Husk. Membuat Ferran dapat menjaga jarak lebih jauh, dan memulihkan HP-nya.
"Mundur!" Kapten Yonlan mengarahkan para prajuritnya, ketika melihat tubuh monster kepala desa mulai mengalami gejolak lagi.
Decay Husk jatuh terduduk karena kehilangan kaki kanannya, namun dia tidak kehilangan opsi menyerang. Monster itu memeluk tubuhnya dengan kedua tangannya, duri-duri tajam mencuat bagaikan landak dalam kondisi waspada.
Sebelum akhirnya duri-duri itu dilontarkan ke segala arah, Kira yang berada di belakang monster itu sekalipun tidak ketinggalan, membuat gadis itu melotot dan hampir mengumpat kesal.
Beruntungnya Kira cukup cepat tuk menghindari serangan tersebut, dengan melakukan roll kesamping. Namun hal yang sama sepertinya tidak berlaku bagi pasukan milik Yonlan.
"Kapten Awas!" Seorang prajurit tiba-tiba berdiri dihadapan Yonlan, menahan dua buah duri hitam yang mengarah pada pria besar itu.
Beberapa prajurit yang telat bereaksi juga bernasib serupa, sedang Yonlan yang menyaksikan itu segera tertegun sejenak, sebelum menangkap tubuh rekannya itu yang hampir jatuh ke tanah.
Yonlan segera mencabut dua buah jatuh hitam, yang menancap pada tubuh rekannya tersebut, "Oi... Bertahanlah!"
Prajurit itu memuntahkan darah segar, dia terlihat ingin mengatakan sesuatu namun tenggorokannya yang dipenuhi darah, menyebabkan suaranya hampir mustahil dikeluarkan.
"Tangkap!" Sesuatu tiba-tiba dilemparkan kearah Yonlan, yang segera ditangkap secara reflek oleh pria besar itu.
Dia melihat sebuah botol berisi begitu banyak Pill bulat berwarna kuning didalamnya, dia lalu melihat sumber atau orang yang melemparkan botol Pill itu.
"Segera obati mereka yang terluka, dan perintahkan semua prajurit mu tuk menjaga jarak aman!" Ferran berdiri dengan kuda-kuda bertarung menghadap Decay Husk.
Yonlan sempat melihat Ferran melirik kearah mereka sejenak, Yonlan hanya memejamkan matanya dan tersenyum pahit. Dia menutup mata rekan yang terbaring di tangannya, sebelum membaringkan tubuh tak bernyawa itu ditanah.
"Semua yang terluka segera mundur! Mereka yang masih bisa bertarung segera jaga jarak!" Yonlan memberikan perintah lain pada bawahannya yang masih berdiri, dan segera menghampiri mereka yang masih dapat diselamatkan.
Disisi lain Kira segera melepaskan anak panah lainnya, kali ini tiga anak panah itu berhasil mendarat tepat dikepala Decay Husk. Namun kepala desa saat ini, tidak lebih dari mayat yang dikendalikan oleh kekuatan dari luar.
Serangan Kira yang mengenai titik vitalnya jelas tidak memberikan dampak berarti, selain kerusakan yang sedikit ditingkatkan. Membuat Kira yang berada tidak jauh dari monster itu berdecak kesal.