NovelToon NovelToon
Me And The Rich Man

Me And The Rich Man

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Patahhati
Popularitas:75.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Kolom langit

Siapkan kanebo kering untuk menyeka air mata!

Bermaksud menolong seorang pria dari sebuah penjebakan, Hanna justru menjadi korban pelampiasan hingga membuahkan benih kehidupan baru dalam rahimnya.

Fitnah dan ancaman dari ibu dan kakak tirinya membuat Hanna memutuskan untuk pergi tanpa mengungkap keadaan dirinya yang tengah berbadan dua dan menyembunyikan fakta tentang anak kembarnya.

"Kenapa kau sembunyikan mereka dariku selama ini?" ~ Evan

"Kau tidak akan menginginkan seorang anak dari wanita murahan sepertiku, karena itulah aku menyembunyikan mereka." ~ Hanna

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 20

Setelah mendengar ucapan Hanna, rasanya Evan tidak sanggup menanggung rasa bersalah yang besar. Memikirkan nasib dua anak yang harus menjadi korban karena kesalahannya di masa lalu. Memikirkan Hanna yang begitu tangguh membesarkan Sky dan Star seorang diri dalam lingkungan yang keras. 

“Hanna ... Sky ... Star ... Maafkan aku!” 

Pagi ini ia sedang berada di roof top gedung rumah sakit demi mendinginkan jiwa yang sedang terbakar oleh kemarahan terhadap dirinya sendiri. Semalaman ia tak beranjak sedikit pun dari sisi Star dan menjaganya hingga menjelang pagi. Meskipun Hanna terus memintanya untuk pergi.

Sosok tangan halus melingkar di dadanya, memeluk dari belakang. Evan tertegun sesaat ketika merasakan sosok yang tengah menyandarkan kepala di punggungnya. 

“Sejak tadi aku mencarimu. Mereka bilang kau di sini. Apa kau tahu kalau aku sangat merindukanmu.” 

Seraya menarik napas dalam, Evan melepas tangan yang melingkar erat di tubuhnya setelah menyadari siapa sosok itu.

“Lepaskan, ini tempat umum!” 

Terdengar tawa kecil dari bibir wanita itu. Ia berdiri sejajar dengan Evan dan bersandar pada pembatas gedung. Menatap hamparan sungai hijau dan pegunungan berbatu yang terlihat dari lantai teratas gedung rumah sakit itu. 

“Ternyata ini kota kecil yang sangat indah. Pantas saja kau sangat betah tinggal di sini?” 

“Kau benar, Cleo. Ini tempat yang indah dan menenangkan,” balas Evan. “Ngomong-ngomong mau apa kau di Amasya?” 

“Bertemu denganmu. Ada yang mau aku bicarakan.” 

“Bukankah kita sudah bicara waktu itu?” Evan tampak enggan, namun Cleo seakan terus menariknya. 

“Evan ... aku tahu kau butuh waktu. Tapi aku sudah menunggumu selama bertahun-tahun. Apa tidak bisa sedikit saja kau melihatku?” lirih Cleo meraih pergelangan tangan Evan, namun segera ditepis oleh laki-laki itu. “Kau selalu beralasan ingin mencapai tujuan hidupmu dulu. Memang apa lagi tujuan hidupmu? Bukankah kau sudah mendapatkan semuanya?” 

“Aku belum mendapatkan apapun.” 

Cleo memutar bola matanya malas, tak mengerti dengan tujuan hidup Evan. “Kau sudah mendapatkan segalanya. Kau sudah menjadi seorang dokter sekarang. Semua bisnismu dengan Rafli juga berjalan dengan baik, lalu tujuan apa lagi? Apa kau sengaja mau membuatku menunggu lebih lama lagi?” 

“Cukup, Cleo!” pekik Evan membungkam wanita itu. Ia menatapnya tajam. “Pertama, aku tidak pernah memintamu menunggu. Ke dua, aku sudah pernah bilang aku belum mau menikah, dan ke tiga ... aku tidak pernah menjanjikan apapun padamu. Jadi jangan menuntut apapun dariku.” 

Ucapan Evan membuat Cleo tergugu dan menyesakkan dada. Bahkan udara di sekitar seakan tak cukup baginya untuk bernapas. 

“Baiklah, maafkan aku.” Ia mengusap cairan bening yang akan menetes di ujung mata. “Aku hanya terbawa suasana.” Wanita itu mengukir senyum pelik di wajahnya. “Tapi aku akan tetap menunggu sampai kapan pun.” 

“Berhentilah, Cleo. Kau tahu bagaimana aku.” 

Jemari Cleo saling meremas satu sama lain. Ia tahu sangat sulit meluluhkan Evan, tetapi Cleo tak pernah menyerah dan  akan sanggup melakukan apapun, bahkan menyingkirkan setiap wanita-wanita yang coba mendekati Evan. 

 “Aku tidak bisa. Aku terlalu mencintaimu.” 

Tak tahu harus menolak dengan cara apa lagi, Evan hanya dapat menghembuskan napas panjang hingga kepulan asap putih terlihat keluar dari mulutnya. Udara kota Amasya cukup dingin pagi itu. 

“Oh ya ... Aku dan ibu akan tinggal di rumahmu selama berada di Amasya. Kau tidak keberatan, kan?” 

“Terserah kau saja.” Kali ini Evan tak menolak. Toh, ia sangat jarang pulang ke rumah dan lebih banyak menghabiskan waktu di kafe dan rumah sakit. Terlebih kini harus merawat Star. Ia tak ingin melewatkan sedikit pun perkembangan kesehatan Star. 

“Baiklah, sepertinya kau harus bekerja. Aku akan pergi dulu. Emm ... bagaimana kalau malam ini kita makan malam bersama.” 

“Maaf, aku tidak bisa. Aku sangat sibuk.” 

Terlihat raut kekecewaan di wajah Cleo, namun ia segera menutupinya dengan senyum. “Baiklah, kalau kau ada waktu luang beritahu aku,” ucap Cleo diikuti anggukan kepala oleh Evan. 

“Oh ya, Cleo ... Ada yang ingin aku tanyakan.” 

“Apa itu?” 

“Apa kau sudah tahu di mana Hanna berada?” 

Mendadak wajah Cleo terlihat sangat kesal mendengar nama yang ingin ia singkirkan dari hidupnya itu. “Untuk apa kau tanyakan dia? Karena Hanna lah perusahaan ayah bangkrut. Dia juga menjadi  penyebab ayahku sakit dan akhirnya meninggal. Aku tidak mau tahu di mana dia dan berharap tidak pernah bertemu dengannya lagi.” 

“Ooh ... Maafkan aku. Aku tidak bermaksud menggali luka lamamu,” ujar Evan datar. 

“Tidak apa. Baiklah, aku akan pergi dulu. Sampai jumpa.” 

Cleo beranjak pergi meninggalkan Evan dengan menggerutu dalam hati, selama beberapa tahun belakangan, Evan kerap menanyakan keberadaan saudara tirinya dan hal itu membuat dirinya cukup kesal.  

Cleo mempercepat langkahnya menuju sebuah lift. Ia harus segera menjemput Ibu Flora di hotel untuk pindah ke rumah Evan. 

Melewati koridor rumah sakit, langkah Cleo seketika terhenti. Bola matanya melebar hampir berair. Kedua kaki terasa kaku bagai terpaku dengan lantai. 

“Ha-Hanna ...” 

Ia reflek menyembunyikan tubuhnya di balik sebuah pilar besar ketika Hanna berjalan ke arahnya. Tetapi bukanlah Hanna yang menjadi perhatiannya, melainkan sosok anak laki-laki yang sedang berjalan bersamanya -- yang secara alami disadari Cleo sangat mirip dengan Evan. 

"Siapa anak itu? Kenapa dia memiliki wajah yang sangat mirip dengan Evan?"

****

1
Imroatul Mufidah
/Sob//Sob//Sob/ jahatnya pikiran manusia
Nuraisyah Isa
suka banget dengan alur ceritanya lanjut....semangat selalu/Heart/
Abd Kadir Taha
buah"han nggak bisa di makan😁
Abd Kadir Taha
seperti menonton sinetron di indosiar😭
Abd Kadir Taha
bagaimana dengan perasaanmu van,kalau kamu mengetahui anak ini adalah anakmu!
Ila Lee
yg ini sudah baca
Ila Lee
wahdu Thor jgn pisah mereka lama 2 ya kasian anak2 dan juga Hanna dulu 7 tahun kali ini berapa tahun ya hamil lagi sedihnya
Ila Lee
maksud evan kalau sendiri dia lebih berdikari berusaha untuk berjalan dan apa2 sendiri gitu aku yakin evan pasti boleh semagat/Good//Good//Good/
Ila Lee
wahdu anak2 menganggu momen romantis ajer/Facepalm//Facepalm/
Ila Lee
kenapa ya suka sangat mendengar ckp orang
Mrs.Labil
owh owh, wkwkwkw
Mrs.Labil
wkwkwkwk
Mrs.Labil
sayanggg pemirsahh 😝😂
Mrs.Labil
yahh, slmt berjuang Evan 💪😎
Mrs.Labil
jgn over thinking dl man 😁, itu loh lg ngerebutin foto kenang"an kta bos mu
Mrs.Labil
ciyeee, BangKe bisa ajahhh 🤭
Mrs.Labil
ya mpunnn thor😭😭😭😭 🤧
Mrs.Labil
Osman lucu deh 🤣🤣🤣🤣🤣
Mrs.Labil
wahhh, berani ny kau Osman 🙈😆😆
Mrs.Labil
good job Osman 👍👍👏👏👏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!