Di dunia kultivasi yang dilanda konflik antara Ras Manusia dan Ras Iblis, Dewa Bin Jue dari Sekte Pedang Langit menjadi harapan terakhir umat manusia. Setelah bersembunyi di Gua Abadi, Dewa Bin Jue meninggal dan menciptakan warisan Pedang Langit sebelum Dewa Iblis Yu Zheng menyerang.
Di Benua Huang Zhou, pemuda jenius Luo Xinfen kehilangan kemampuan kultivasi akibat pengkhianatan tunangannya, Wei Ling. Dalam pencariannya untuk memulihkan kekuatannya, Luo Xinfen menemukan gua misterius yang menyimpan rahasia kuno. Di sana, ia bertemu dengan suara Dewa Bin Jue yang memberinya Pedang Langit.
Dengan warisan legendaris ini, Luo Xinfen bersiap untuk menghadapi tantangan, mengungkap kebenaran di balik pengkhianatan, dan menyelamatkan dunia manusia dari ancaman Ras Iblis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LevzaaOP, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 27 I Perjalanan Yang Penuh Rintangan
Setelah sosok itu tiba di depan mereka, “Berika Kristal Surga Biru kepada kami, dan kami akan biarkan kalian hidup.” Kata pemimpin mereka dengan nada dingin.
Luo Xinfen menghela napas dalam-dalam, melihat bahwa konflik ini tak bisa dihindari. “Jika kalian tahu betapa sulitnya mendapatkan kristal ini, kalian pasti paham bahwa kami tidak akan menyerahkannya dengan mudah.”
Pemimpin kelompok itu tersenyum dingin. “Kami sudah menantikan kalian selama beberapa hari. Kami tahu kemana kalian menuju. Jadi jangan membuat ini lebih sulit.”
Luo Xinfen menyiapkan posisinya, mengeluarkan Pedang Angin Malam dengan tenang, sementara Dewa Bin Jue membisikkannya dalam hati, “Xinfen, fokus pada pertahanan.”
Ming Yue dan Jiang Ren juga Bersiap, energi mereka menyatu dengan seimbang. Tanpa peringatan, pertarungan pun Meletus. Para pengejar itu terbukyi keahian bertarung yang terlatih dengan kultivasi yang berada di Tingkat Lanjut Tahap ke -1, namun mereka tak menyangka betapa kuatnya kekuatan kombinasi Luo Xinfen dan Jiang Ren.
Dalam beberapa Gerakan, Luo Xinfen berhasil menangkis serangan cepat yang datang dari kiri dan kanan. Dan membalas menggunakan Teknik Pedang Pemecah Dimensi dan di kombinasikan dengan Teknik Pedang Tingkat ketika Tebasan Halilintarnya memberika kekuatan yang sangat kuat. Ming Yue, di sisi lain, menggunakan kecepatan luar biasa untuk mengelabui lawan, sementara Jiang Ren melindungi punggung mereka dengan Teknik Cakar Naga Bayangannya, menangkis setiap serangan yang datang dari belakang.
Tak butuh waktu lama, lawan-lawan mereka mulai kehilangan kendali. Pemimpin kelompok itu menyadari bahwa mereka tak bisa mengalahkan mereka dengan mudah, sehingga ia memberi isyarat pada anggotanya untuk mundur.
“Ini belum berakhir,” Ucapnya dengan nada penuh ancaman sebelum menghilang dalam bayangan hutan bersama kelompoknya.
Setelah yakin bahwa para pengejar sudah tak terlihat, Luo Xinfen mengehela napas lega. “Kita harus segera keluar dari hutan ini dan mencari tempat yang lebih aman untuk beristirahat.”
Saat mereka melanjutkan perjalanan, Ming Yue berkomentar, “Mereka pasti akan kembali. Kekuatan Kristal Surga Biru itu terlalu besar untuk diabaikan. Kita harus tetap berhati-hati.”
Jiang Ren menambahkan, “Tenang Tuang Muda dan Nona Ming Yue, dengan kemampuan ku aku yakin bisa mengatasi mereka.”
Akhirnya, setelah satu bulan lebih diperjalanan, mereka mendekati gerbang Ibu Kota Huangzhou. Kota tampak megah, dengan bangunan-bangunan tinggi yang menjulang dan jalan-jalan yang lebar.
Sebelum berpisah Luo Xinfen dan Ming Yue berbicara tentang masa depan di sebuah tempat makan sembari beristirahat.
Ming Yue menatapnya dengan serius.” Setelah ini, aku akan kembali ke sekteku, tapi aku berjanji, jika kau butuh bantuan, aku akan datang.”
Luo Xinfen mengangguk dengan penuh rasa Syukur. “Terima kasih Ming Yue. Kristal ini akan kubawa dengan tanggung jawab besar. Aku takkan menyia-nyiakan kepercayaanmu. Setelah pertemuan ini tidak tahu lagi kapan kita akan bertemu, dan aku juga akan segera pulang ke kediaman Keluarga Luo karena sebentar lagi tetua dari Sekte Pedang Kilat akan datan menjemputku untuk masuk ke sekte.”
Dengan semangat yang menyala, Luo Xinfen pun memantapkan hatinya untuk menghadapi masa depan di Sekte Pedang Kilat, mengetahui bahwa setiap langkahnya akan membawa perubahan besar, tak hanya bagi dirinya tetapi juga bagi dunia di sekitarnya.
Setelah berbincang-bincang sebentar mereka pun akhirnya berpisah, dan melanjutkan perjalanan mereka masing-masing.
“Tuan muda, tuan muda, dia telah pergi. Selanjutnya kita akan kemana tuan muda” Panggil Jiang Ren untuk menanyakan kemana mereka akan pergi.
“Kita akan kembali ke Kediamanku Jiang Ren, Kediaman Keluarga Luo.” Ucap Xinfen.
“Ohhh iya, Tuan Muda aku memperhatikan engkau saat di perjalanan pulang sangat memperhatikan Ming Yue, apakah kamu menyukainya?” Tanya Jiang Ren.
“Jiang Ren, apa yang kamu bicarakan, aku hanya fokus pada tujuanku tidak ada yang lain.” Ucap Luo Xinfen.
Sontak tiba-tiba Dewa Bin Jue muncul, “Xinfen, Xinfen kamu sedang jatuh cinta hahahah, kamu jangan membodohi pengawalmu.”
“Guru Bin Jue, aku tidak mengatakan itu, aku hanya fokus pada tujuan kita Guru Bin Jue..” Ucap Luo Xinfen.
“Sudah….. segeralah pulang untuk bertemu keluargamu, dan gunakan waktu untuk memahami artefak legendaris itu sebelum kamu dijemput oleh tetua Sekte Pedang Kilat.” Ucap Dewa Bin Jue.
Setelah perpisahan dengan Ming Yue, Luo Xinfen bersama Jiang Ren melanjutkan perjalanan menuju Kediaman Keluarga Luo. Dalam perjalanan, pikirkan Luo Xinfen terus terbayang pada perbincangan terakhirnya dengan Ming Yue, namun ia mencuba menepisnya, menyakinkan dirinya untuk bergabung di Sekte Pedang Kilat yang menjadi fokus utamanya.
Dengan perasaan campur aduk antara Rindu dan harapan, Luo Xinfen dan Jiang Ren melanjutkan perjalanan mereka menuju Kediaman Keluarga Luo. Setelah satu tahun berpetualang dan menghadapi banyak bahaya, akhirnya Luo Xinfen akan bertemu kembali dengan keluarganya. Pikirannya terbayang pada wajah ayahnya, Luo Baixun, seorang pria tegas dan bijaksana yang selalu menanamkan disipilin dan prinsip kehormatan dalam dirinya, dan Ibunya Luo Xinran yang lembut dan penuh kasih, selalu memberikan dukungan di setiap langkah hidupnya.
Saat mereka mendekati wilayah kediaman keluarga, suasana berubah menjadi semakin familiar. Pepohonan yang menghiasi jalan setapak, batu-batu jalan yang tertata rapi, dan aroma bunga-bunga yang mekar di sekitar kediaman semuanya membawa kenangan masa kecilnya kembali ke permukaan.
“Inikah kediamanmu Tuan Muda Xinfen,” Terkagum melihat kediaman Luo Xinfen.
“Benar Jiang Ren, dan ini akan menjadi tempat tinggalmu juga.” Ucap XInfen sambil tersenyum.
Ketika mereka tiba di depan gerbang utama, para penjaga mengenalinya dan segera memberi hormat. Salah satu penjaga bergegas masuk untuk memberitahukan kedatangan Luo Xinfen kepada keluarganya. Tak lama kemudian, ayahnya, Luo Baixun, muncul di beranda, wajahnya menunjukkan ekspresi bangga bercampur lega.
"Xinfen, akhirnya kau kembali," ucap Luo Baixun dengan suara keras namun penuh perasaan.
Luo Xinfen berlutut hormat di hadapan ayahnya. "Ayah, aku telah kembali. Aku telah menepati janjiku.”
Luo Baixun tersenyum tipis dan membantunya bangkit. “Xinfen tidak perlu berlutut, kau telah membuat kami bangga dengan keberanianmu.”
Ibunya segera menyusul, yang baru saja tiba di Keluarga Luo yang melakukan perjalanan dari tempat lain. Melihat Xinfen dengan wajah yang Bahagia dan mata berkaca-kaca. Dia langsung memeluk Luo Xinfen dengan penuh kasih "Xinfen, kami sangat merindukanmu. Ketika ibu tahu kamu keluar sendiri untuk meningkatkan kultivatimu ibu sangat khawatir. Selama ini, ibumu selalu berdoa agar kau tetap aman."
Luo Xinfen tersenyum lembut, hatinya dipenuhi kehangatan keluarga yang telah lama ia rindukan. "Aku juga sangat merindukan Ayah dan Ibu."
Setelah pertemuan hangat itu, mereka menuju ruang keluarga. Luo Baixun dan istrinya mendengarkan kisah perjalanan Luo Xinfen dengan penuh perhatian. Mereka terkagum-kagum saat mendengar bagaimana Luo Xinfen memperoleh Kristal Surga Biru dan mengatasi berbagai tantangan bersama sahabat-sahabatnya.