Zara, akhirnya kembali ke tanah air setelah menyelesaikan studinya, sekaligus menyembuhkan trauma masa lalu. Ia ingin melupakan orang yang menyakitinya. Namun tanpa diduga Kenan muncul kembali dalam hidupnya, menyatakan keinginan nya menikah dengan dengan nya. Zara menolak ia ingin melupakan laki-laki tersebut. Namun Kenan tidak mau. menyerah ia berusaha mendapatkan Zara dengan cara apapun. Apakah Zara akan jatuh pada laki-laki yang pernah menyakiti nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sonata 85, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ditolak Sebagai Menantu
Zafar dan Kenan terlibat dalam pertengkaran sengit di ruang tamu. Kata-kata tajam saling terlontar, dan emosi yang tertekan akhirnya pecah. Zara mencoba untuk berinteraksi, namun perdebatan antara Ayahnya dan Kenan membuatnya semakin bingung dan terpuruk.
"Bukankah kau bisa melihat, Kenan? Zara tidak bahagia denganmu! Kau mencuri kebahagiaannya!" teriak Zafar dengan penuh amarah.
Kenan hanya tersenyum sinis, "Apa yang kau tahu, Om? Kau pikir kau bisa menghentikanku? Zara adalah milikku sekarang, dan kalian tidak bisa berbuat apa-apa."
Zara menutup telinganya, berusaha menyembunyikan rasa sakit dan kebingungan di dalam hatinya. Baginya, kehidupan yang selalu diharapkannya berubah menjadi mimpi buruk.
“Aku akan bicara dengan Malik atas semua perbuatanmu,” ucap Zafar menatap Kenan dengan sangat marah.
Mendengar hal itu Kenan tertawa meledek, “katakan saja ke kuburannya sana.”
Zafar terdiam mendengar kata kuburan, ia tidak tahu kalau sahabat terbaiknya sudah meninggal . Ia tidak tahu kalau Malik sudah meninggal tiga tahun lalu tepat saat ia menolak lamaran Kenan dan membongkar semua kejahatan Kenan di depan keluarganya.
“Apa maksudnya?” tanya pria itu menatap Kenan dan Zara bergantian.
“Apa Om tidak sadar efek dari ucapan Om tiga tahun yang lalu?”
“Zara, apa maksud pria ini?”
Zara mendekat, “Om Malik sudah meninggal Yah.”
“Kapan,Zara?”
Zara tidak ingin ayahnya bertambah bingung jadi ia menjelaskan, “Om Malik sudah meninggal tiga tahun yang lalu.”
Zafar terdiam membeku, “Aku tidak tahu kalau dia sudah tiada,” lirih lelaki itu dengan suara kecil.
“Kamu yang membunuhnya,” tuduh Kenan.
Zafar terduduk di sofa dengan tubuh lunglai, padahal baru-baru ini ia dan istrinya berencana berkunjung ke rumah Kenan. Tidak bisa dipungkiri dulu hubungan kedua keluarga itu sangat harmonis, bahkan sudah seperti saudara. Semua perselisihan dan permusuhan keluarga, karena ulahnya Kenan.
“Semua masalah dalam keluarga kita akibat ulahmu Kenan, kalau saja kamu tidak menyakiti hati Zara. Seorang ayah akan melakukan apapun demi putrinya. Kamu akan melakukan itu jika sudah punya anak nanti,” seru Zafar emosi.
*
Suasana di ruang tamu berubah hening, hanya terdengar suara nafas yang terengah-engah. Zara mencoba menenangkan dirinya, tetapi rasa putus asa dan penderitaan terus menghantui pikirannya.
"Sudahlah, ada gunanya kita bertengkar. Om hanya perlu menerimaku sebagai menantu.”
Zafar menahan luapan emosi, “itu tidak akan terjadi!”
“Ayah, kecilkan suaramu. Aku takut Bunda mendengar.” Zara mengusap punggung tangan Zafar ayahnya.
Kenan masih tersenyum sinis, menikmati penderitaan yang diakibatkan oleh konflik yang ia ciptakan. Ia tahu bahwa posisinya kuat dan bahwa segala yang terjadi sekarang adalah hasil dari rencananya yang berhasil.
Tiba-tiba, Zafar bangkit dari tempat duduknya dengan tatapan tajam. "Aku tidak akan membiarkan ini terus berlanjut. Aku akan menyelesaikan ini dengan caraku sendiri."
Tanpa memberi kesempatan pada siapapun untuk menahan atau menghentikannya, Zafar meninggalkan rumah dengan langkah cepat. Ia berencana untuk menemui keluarga Kenan, Ia juga akan meminta maaf walaupun ia tidak tahu dimana makam sahabatnya itu berada.
Zara dan Kenan dibiarkan di rumah yang sepi. Wajah Zara pucat dan terlihat sangat lelah. Ia berusaha meredakan diri, namun keputusasaan terus menyusup ke dalam jiwanya.
"Apa yang akan kau lakukan selanjutnya, Kenan?" tanya Zara dengan suara gemetar.
Kenan melirik Zara dengan senyum penuh kemenangan. "Aku akan melanjutkan rencanaku. Kau harus menerima kenyataan bahwa hidupmu telah berubah, dan aku adalah bagian darinya."
Zara menelan ludah, mencoba menahan tangisnya. Tapi dalam hati, ia bersumpah bahwa ia tidak akan menyerah begitu saja. Ia akan melawan untuk kebebasannya, meskipun ia tahu bahwa tugas itu tidak akan mudah.
“Kamu pilih, apa kamu akan membiarkan aku bertengkar terus menerus dengan ayahmu atau kamu pilih kita pulang ke Jakarta.”
Zara merasa buntu, ia tidak punya jalan untuk melarikan diri dari dekapan Kenan. Tadinya ia berpikir dengan alasan ingin melihat putranya akan berhasil, Tetapi Kenan tidak perduli walaupun Zara memohon untuk menunggu putrinya pulang dan melihat sebelum ia pulang ke Jakarta. Namun Kenan tidak punya hati maupun empati dalam hatinya saat ini hanya ingin Zara, ia hanya ingin wanita incarannya ada di bawah kendalinya ia tidak peduli dengan hal lain.
“Aku akan pulang menemuinya, kamu pulang pulanglah duluan aja.Aku tidak ingin putraku melihatmu, dia akan bigung Kenan dia hanya butuh papinya.”
“Aku akan menggantikan posisi Sean sebagai ayahnya,” ucap Kenan dengan santai.
Mendengar hal itu kepala Zara terasa panas ingin meledak. “Jangan pernah sesekali kamu mengatakan menggantikan posisi Sean, sampai kapanpun dia tetap ayahnya, kamu boleh memperlakukanku seperti ini tapi tidak untuk putraku,” tegas Zara marah.
Tidak ingin Kenan melakukan hal buruk pada putra dan orang tuanya Zara memilih ikut pulang bersama Kenan.
*
Sementara itu, Zafar berdiri di depan makam Malik. Ia merenung, mencari kekuatan dan petunjuk dalam keputusasaannya. Rasa amarah terhadap Kenan terus membara di dalam hatinya, tetapi ia juga tahu bahwa ia harus menemukan solusi yang bijaksana.
Zafar berbicara pada makam Malik, "Aku tidak tahu harus bagaimana, sahabatku. Semua ini rumit, dan aku merasa kehilangan kendali. Tapi aku berjanji padamu, aku akan melindungi Zara, anak perempuanku."
Setelah beberapa saat berada di makam sahabatnya, Zafar mengambil nafas dalam-dalam dan berbalik untuk meninggalkan tempat itu. Ia harus kembali dan menemukan cara mengatasi konflik yang melibatkan keluarganya. Sebelum pulang ke Surabaya ia mampir ke rumah lamanya, ia berdiri beberapa di depan bekas rumahnya. Rumah itu menyimpan banyak kenangan yang indah bersama keluarganya dan sahabatnya Malik ayah Kenan. Ia tidak pernah menduga pada akhirnya akan seperti ini. Saat berdiri menatap bekas rumahnya, Gita ibu Kenan melihat dari rumahnya ia meminta Dinarnya mendorong kursinya keluar untuk menghampiri bekas tetangganya tersebut.
“Pak Zafar …?”
Keduanya saling beradu mata untuk sekilas, “Gita …? Apa yang terjadi?” tanya pria itu kaget melihat istri sahabatnya duduk di kursi roda. Melihat Zafar ada di sana wanita itu seakan-akan menahan rindu matanya penuh air ingin menangis.
“Om kapan datang?” Dinar dengan sopan menyalami tangan Zafar.
“Tadi pagi, aku hanya mampir ke makamnya untuk melihat papimu.” Ia mengusap wajahnya dengan kedua tangan.
Wajah Dinar dan Ibunya ikut sedih,” mari kita masuk dulu, ada banyak hal yang kita bicarakan,” usul Gita.
Saat mereka duduk, Gita membahas tentang pernikahan paksa yang dilakukan Kenan pada Zara ia tahu kalau Zafar datang karena hal itu juga. Namun setelah melihat makam sahabatnya dan melihat Mami Kenan duduk di kurs roda akhirnya pria itu paham tentang semua yang terjadi.
“Akhirnya aku paham kenapa pernikahan itu bisa terjadi.”l
“Saya minta maaf, dia melakukannya di depan kami Om, tapi kami semua tidak bisa melakukan apa-apa. Kita semua tahu orang seperti apa dia. Dari dulu dia akan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
“Aku akan berjuang membebaskan Zara. Dia melakukan itu karena marah padaku atas penolakan yang aku lakukan di masa lalu,” tutur Zafar.
Gita ibunda Kenan hanya bisa diam saat Zafar marah atas kelakukan Kenan. “Bagaimana dia melakukannya. Suami Zara sedang terbaring di rumah sakit, tapi Kenan memaksa bercerai dan menikahinya. Dia memang gangster,” ujar lelaki itu geram
Bersambung