menceritakan seorang anak perempuan 10tahun bernama Hill, seorang manusia biasa yang tidak memiliki sihir, hill adalah anak bahagia yang selalu ceria, tetapi suatu hari sebuah tragedi terjadi, hidup nya berubah, seketika dunia menjadi kacau, kekacauan yang mengharuskan hill melakukan perjalanan jauh untuk menyelamatkan orang tua nya, mencari tau penyebab semua kekacauan dan mencari tau misteri yang ada di dunia nya dengan melewati banyak rintangan dan kekacauan dunia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YareYare, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 16. Perang Besar Bagian 1
Empat hari sebelum rakyat Magi yang berada di hutan Treeden sampai ke kota, di sebuah bukit dekat ribuan pasukan Yidh yang sedang membangun kota, terlihat Hill dan Levia sedang duduk bersama.
"Hill, apakah kamu sudah selesai makan?"
"Sudah. Aku harap Paman Helix baik-baik saja."
"Tidak perlu khawatirkan dia. Saat ini, dia sedang mengawasi sekeliling. Kita harus berjaga-jaga di sini, takutnya ada prajurit Yidh yang mendekat ke bukit ini."
---
Sementara itu, di tengah kota Magi yang hancur, banyak orang masih sibuk membangun.
"Aku suka sekali berada di sini. Kalau pembangunan ini selesai, aku ingin tinggal di sini."
"Aku juga. Tapi sayangnya, itu masih lama. Lihat saja sekelilingmu, mungkin baru sekitar 4% yang selesai dari total pembangunan kota."
"Tapi di sini cerah sekali. Meskipun sudah siang, udaranya cukup sejuk, tidak panas seperti di Yidh."
Banyak pasukan sedang beristirahat, saling ngobrol, dan bekerja. Terlihat juga banyak tenda yang didirikan di sekitar mereka.
--
Sementara itu, di bukit dekat para pasukan Yidh, terlihat Helix berjalan ke arah Hill dan Levia.
"Oi, Hill, Levia, aku sudah berkeliling di sekitar sini. Semua aman, dan aku masih belum menemukan seorang pria dengan tanda di lehernya."
"Kalau begitu, kita akan mulai mencarinya lagi di Udata. Ayo, naik unicorn."
Mereka bertiga mulai menaiki unicorn, dan seperti biasa, Hill menggenggam tubuh Levia. Mereka terbang ke atas, tanpa diketahui oleh pasukan Yidh, terus berkeliling mencari pengguna teleportasi. Tak lama kemudian, mereka melihat burung-burung terbang dari arah barat dan selatan.
"Sepertinya di depan sana sedang terjadi sesuatu."
Tak lama kemudian, unicorn yang mereka tunggangi tiba-tiba turun ke bukit. Levia pun berkata.
"Hei, kenapa ini? Kenapa dia tiba-tiba turun dan diam?"
Mereka bertiga turun dari unicorn dan memeriksa apa yang terjadi. Ternyata, unicorn itu mendarat dan berbaring, lalu tertidur.
"Paman Helix, Levia, mungkin sebaiknya hari ini kita diam dulu di sini. Sepertinya unicorn merasa lelah. Setelah dipikir-pikir, dia belum makan, kita belum melihat dia makan. Kita beri dia makanan pun tidak dimakan. Semoga dia baik-baik saja."
--
Sementara itu, di hutan Treeden, terlihat ratusan rakyat Magi, bahkan hampir seribu orang. Mereka berjalan mengenakan zirah dan membawa persenjataan. Beberapa dari mereka mendorong meriam. Dimulai dari anak-anak, orang dewasa, hingga para pemuda, termasuk ratusan peri yang terbang di atas mereka. Raja Van mulai berteriak.
"Sudah satu hari berlalu, kita akan sampai di kota dalam empat hari lagi. Sebaiknya kita beristirahat dulu sebentar di sini. Mungkin kalian lelah."
--
Sementara itu, di bukit dekat kota yang hancur, yang dipenuhi ribuan pasukan Yidh, terlihat Hill, Levia, dan Helix sedang duduk di samping unicorn yang tertidur.
"Dari tadi kita cuma duduk saja, lihat, Helix malah tertidur. Dia terlihat santai banget."
"Mau bagaimana lagi, Levia? Kita tidak bisa bergerak jika unicorn tertidur. Aku tidak tahu kenapa, tapi sepertinya keadaan dia baik-baik saja."
"Hill, sebenarnya waktu itu Ratu Peri pernah berbicara kepadaku tentang unicorn ini. Dia berbeda dengan unicorn lainnya. Dia lebih cepat dan sedikit lebih besar, bahkan Ratu Peri saja baru pertama kali melihat unicorn seperti dia. Apakah unicorn ini tidak ada di bukumu?"
"Aku sudah melihatnya, tapi tidak ada unicorn seperti itu di buku ini."
Mereka terus berdiam diri di bukit itu. Waktu terus berlalu, malam pun tiba. Mereka bertiga melihat ke bawah.
"Mereka tetap bekerja tanpa henti."
Suara pembangunan yang disebabkan oleh pasukan Yidh semakin keras terdengar di malam hari. Hill, Levia, dan Helix merasa sulit tidur, sementara unicorn tetap tertidur. Pendengaran mereka hanya fokus pada suara berisik dari pasukan Yidh, mengabaikan suara-suara burung di sekitar mereka. Mereka bertiga terus memandang ke arah langit. Waktu terus berlalu, dan mereka mulai menutup mata, tetapi suara berisik Yidh itu membuat mereka kesulitan tidur. Hingga akhirnya, hari mulai terang, dan Levia pun mulai marah-marah.
"Aahhh... sialan, aku tidak bisa tidur nyenyak! Setiap kali aku mulai tertidur, aku langsung terbangun lagi!"
"Kamu tidak sendirian merasa seperti itu, Levia."
Tiga hari sebelum para rakyat Magi sampai di kota, hari sudah mulai siang. Hill, Levia, dan Helix duduk di samping unicorn yang masih tertidur.
"Oi, bukankah ini aneh? Unicorn-nya nggak bangun-bangun."
Sementara itu, di tempat pasukan Yidh, seseorang berteriak.
"Sudah saatnya makan siang! Harap mengantri dengan teratur dan ambil makanan kalian."
Mereka semua mengambil makanan secara bergantian, lalu melanjutkan bekerja sambil makan.
"Bekerja seperti ini membuatku nyaman, tidak ada paksaan. Suasana yang damai, udara yang terasa dingin."
"Hahaha, ayo kita semangat membangun tempat ini, agar kita bisa segera tinggal di sini."
Sementara itu, di bukit.
"Hey, Hill, lihat, Helix tertidur. Hebat sekali dia bisa tidur di tengah tempat berisik seperti ini. Kita bertiga kan kurang tidur tadi malam, tapi bisa-bisanya dia tertidur dengan mudah sekarang."
"Sudahlah, Levia, jangan marah-marah terus. Kita harus turun ke bawah, mengendap, mencari pengguna teleportasi."
"Hill, itu berbahaya. Kita nggak bisa tanpa unicorn. Lagipula, kalau dia muncul, kita nggak tahu bagaimana cara membawanya. Rencananya kan kita akan terbang cepat ke arahnya, lalu Helix segera menahan dia karena tenaga Helix kan besar."
"Jika diam begini terus, nggak ada gunanya. Aku akan pergi ke bawah. Nggak apa-apa, Levia, aku hanya perlu melihat dari jauh dan bersembunyi di balik semak-semak."
"Hmm, baiklah kalau begitu. Aku akan ikut. Kita biarkan saja Helix di sini tertidur bersama unicorn."
Mereka berdua mulai berjalan turun, menunduk melewati semak-semak yang ada di bukit, hingga akhirnya mereka mendekati lokasi pasukan Yidh yang sedang membangun kota. Mereka berdua bersembunyi di balik semak-semak yang cukup tinggi.
"Hill, kita lihat-lihat saja di sini. Hati-hati, jangan terlalu ke depan, nanti kamu jatuh."
Saat ini, di bawahku, terlihat banyak sekali prajurit Yidh yang sedang duduk. Sepertinya di antara mereka tidak ada pengguna teleportasi, aku tidak bisa melihat jelas di depan sana...
"Hill, hati-hati, jangan terlalu ke depan. Hey, Hill! Hill!"
Hill perlahan bergerak ke depan, namun tiba-tiba dia terjatuh. Dengan cepat, dia meraih sebuah batu di dekatnya.
"Hill, tahan! Aku akan menarikmu. Meskipun ini tidak terlalu tinggi, di bawah sana banyak sekali prajurit Yidh."
Levia mulai terbang dan mencoba meraih baju Hill, tetapi Hill tidak kuat dengan genggaman Levia. Seketika, dia terjatuh sebelum Levia berhasil meraih bajunya.
"Hill!!!"
Hill terjatuh tepat di depan para prajurit yang sedang duduk. Para prajurit itu terkejut dan langsung melihat ke arah Hill.
"Hey ratu elen kemarin bilang jika ada seseorang di sini selain prajurit, langsung bunuh dia".
Setelah mendengar prajurit yang berkata seperti itu seketika hill langsung berlari ke samping.
"Kejar anak itu".
..oh tidak tidak, mereka cepat sekali, aku akan tertangkap..
Seketika levia muncul dengan cepat menendang kepala prajurit yang hampir menangkap hill,tak lama kemudian para prajurit mulai menembaki mereka dengan sihir, hill terus berlari sekencang mungkin melewati reruntuhan bangunan, hill berusaha menghindari serangan sihir dari belakang nya, sementara itu levia terus menendang kepala para prajurit yang muncul di samping hill, tak lama kemudian di depan hill muncul prajurit yidh, hill dan levia terkepung.
"Oh tidak bagaimana ini hill, ooiiiii heellliiixxxx tttooollooonnggg kaammmiiiii".
"Berisik peri sialan, percuma saja kau berteriak, kalian akan mati, rasakan ini".
Dari depan mereka terlihat salah satu prajurit mulai merapalkan sihir ke arah hill dan levia.
"Mati lah, fire ballll".
Sebelum prajurit itu melepaskan sihir nya tiba tiba sebuah bola api muncul dari atas lalu meledak di berbagai tempat itu.
"Seraaanggaann, ada seraannggaann dari udara".
Di arah selatan, terlihat banyak pasukan yang menunggangi wyvern, mereka menembakkan panah api, dan beberapa dari mereka melancarkan sihir api dari udara ke berbagai tempat.
"Bersiap untuk bertarung!"
Para pasukan Yidh segera berbaris, mengatur posisi, lalu membalas dengan menembakkan sihir api dan angin ke arah pasukan penunggang wyvern itu.
"Keluarkan sihir angin dan api, tembakkan ke pasukan wyvern itu!"
"Tornado Blaze!"
Para wyvern yang terbang di udara menghindari sebagian besar serangan Yidh, tetapi beberapa di antaranya terjatuh akibat serangan tersebut.
"Sial! Mereka pasukan dari mana? Jumlah mereka banyak sekali!"
"Dilihat dari zirah mereka yang berwarna putih dan memiliki tanda bulan sabit di dada, itu adalah pasukan Acton dari selatan Ground. Diperkirakan mereka memiliki lebih dari seribu prajurit yang menunggangi wyvern."
"Mereka tidak sebanyak pasukan kita, tapi teruslah gunakan sihir pelindung! Jangan biarkan mereka mendekati kita! Mereka memiliki petarung jarak dekat yang sangat kuat, kita akan kesulitan jika bertarung dalam jarak dekat."
"Kapten, ini mustahil! Di daratan masih ada lagi pasukan yang muncul!"
Tiba-tiba, pasukan lain muncul dari hutan di arah selatan, mengenakan zirah yang sama.
"Ini gawat! Cepat hubungi Riza yang berada di Yidh! Gunakan sihir panggilan, suruh dia memanfaatkan lingkaran teleportasi dan kirimkan pasukan ke sini sebanyak mungkin!"
Sementara itu, terlihat bahwa orang-orang yang mengepung Levia telah pergi.
"Hill, ini kesempatan kita! Tempat ini sangat berbahaya, ayo lari!"
Hill dan Levia segera berlari menuju tempat unicorn dan Helix. Mereka terus berlari sekuat tenaga, sementara ledakan terus terdengar di sekitar mereka. Tiba-tiba,
"Hill, hati-hati!"
Tiba-tiba sebuah bola api muncul dari atas dan jatuh tepat di depan Hill. Hill menghentikan langkahnya dan berlari ke arah yang berlawanan. Seketika, ledakan besar terjadi.
"Hill!"
Hill terjatuh karena hembusan angin yang dihasilkan ledakan itu.
"Tidak apa-apa, untung saja aku berhasil menjauhkan diri dari itu. Kita harus terus berlari!"
Hill kembali berlari menuju unicorn dan Helix, sementara Levia terbang di sampingnya, mengikuti dengan kecepatan yang sama. Di belakang mereka, pasukan Yidh dan Acton sedang terlibat dalam pertempuran sengit.
"Pasukan wyvern mereka hampir sampai! Ini gawat!"
Seketika, pasukan Acton turun dari wyvern yang terbang rendah menuju daratan. Mereka melompat dan langsung menyerang pasukan Yidh dengan pedang-pedang mereka. Pasukan Yidh menahan serangan-serangan pedang itu dengan sihir pelindung, tetapi di setiap arah, pasukan Yidh mulai menembakkan sihir-sihir mereka.
Namun, pasukan Acton tidak tinggal diam. Para pengguna sihir mereka segera membalas dengan sihir yang sama, menembakkan bola api dan ledakan angin ke arah yang sama. Ketika kedua sihir itu bertabrakan di udara, sebuah ledakan besar mengguncang sekeliling mereka.
Sementara itu, di tempat Hill dan Levia yang sedang berlari menuju unicorn, tiba-tiba sebuah anak panah muncul dari arah depan mereka. Levia dengan sigap mendorong Hill ke samping, dan anak panah itu pun menembus tembok di dekat Hill.
"Hampir saja… Hill, maafkan aku karena mendorongmu."
"Tidak apa-apa, terima kasih, Levia. Kamu sudah menyelamatkan aku."
"Kenapa bisa ada anak panah muncul dari depan?"
Tak lama setelah itu, banyak pasukan berkuda muncul dengan cepat dari arah barat, bergerak menuju pasukan Yidh.
"Oh tidak!"
Hill dan Levia langsung panik, lalu bergerak mundur ke arah semula.
"Ini gawat, Hill! Jika kita tetap di sini, kita akan mati!"
Mereka terus berlari mundur, namun tidak lama kemudian, mereka terjebak di sebuah sudut. Sementara itu, di tengah pertempuran antara pasukan Yidh dan Acton,
"Kapten, di arah timur muncul pasukan lain! Sekitar seribu prajurit sedang bergerak ke sini!"
"Sial, apakah Riza masih lama?"
"Dia sudah hampir selesai!"
"Dasar penyihir pengecut, beraninya berlindung! Rasakan ini! Seni Pedang Tingkat 3, Slashsplit!"
Seorang prajurit Acton segera bergerak dengan kecepatan luar biasa, melewati lima prajurit Yidh dalam sekejap. Tak lama kemudian, lima prajurit itu terjatuh, tubuh mereka terpenggal oleh tebasan pedangnya.
Sementara itu, di tempat Hill dan Levia:
"Hill, pasukan dari barat sudah dekat! Awas, mereka mulai mengarahkan panah mereka ke arahmu!"
Hill berlari ke samping, melewati reruntuhan.
"Hill, lihat! Di depan sana ada pijakan, kita bisa naik ke atas!"
Di arah timur, mereka melihat pijakan yang menuju bukit tempat unicorn dan Helix berada. Mereka segera berlari ke arah sana. Namun, tak lama kemudian, sebuah cahaya besar muncul di tengah pertempuran antara pasukan Yidh dan Acton.
"...Itu sihir teleportasi! Aku harus ke sana..."
Tanpa ragu, Hill berbalik arah dan berlari menuju cahaya itu. Levia yang masih berlari di depan, terus berbicara tanpa menyadari bahwa Hill telah mengubah arah.
"Riza, kau lama sekali! Cepat keluarkan pasukannya!"
Pasukan yang muncul dari arah barat telah terlibat dalam pertempuran. Mereka saling bertarung, anak panah berterbangan, dan serangan sihir datang dari segala penjuru. Para petarung jarak dekat menggunakan perisai untuk menahan serangan, sementara beberapa pasukan Acton mulai menyadari kehadiran musuh baru—pasukan Midra yang muncul dari barat.
Dengan sigap, pengguna sihir dari Acton memanggil wayvern, yang kemudian terbang di udara. Begitu wayvern mendekat, para penyihir loncat ke punggungnya, dan mulai menembakkan sihir api ledakan ke arah pasukan Midra.
Sementara itu, sebuah lingkaran teleportasi di tengah pertempuran sudah hampir siap sepenuhnya. Seketika, banyak prajurit Yidh keluar dari lingkaran itu. Para prajurit jarak dekat dari Yidh langsung menyerang pasukan Acton. Sekarang, ada tiga negara besar dengan ribuan pasukan yang bertarung di tempat ini. Pertempuran semakin intens, dan keadaan semakin kacau.
Di tengah kekacauan itu, Hill terus berlari menuju cahaya sihir teleportasi.
"...Aku harus segera sampai ke sana! Jika keadaan seperti ini terus, aku tidak akan bisa menculiknya, tetapi aku harus masuk ke sana..."
Dengan tubuh kecilnya, Hill berhasil bergerak dengan gesit, tanpa diketahui oleh para prajurit yang sibuk bertarung di sekitarnya. Namun, tiba-tiba, seorang prajurit Yidh mendorongnya, membuat Hill terjatuh. Sebuah sihir api jatuh dari atas dan meledak di dekatnya. Ledakan itu menghantam Hill dan prajurit yang ada di dekatnya, membuat mereka terhempas ke sisi lain.
---
Sementara itu, di tempat Levia:
"Akhirnya kita sampai, Hill! Cepat naik!"
Levia berbalik untuk memastikan Hill mengikuti, namun ia terkejut karena Hill tidak ada di belakangnya. Dengan cepat, Levia kembali berlari ke tempat di mana Hill terakhir terlihat.
"Oh tidak... Hill, di mana kamu? Hill! Hill!"
Levia terbang dengan cepat, panik, melayang sedikit lebih tinggi untuk mencari Hill di tengah kekacauan pertempuran yang berlangsung di bawahnya. Terus berteriak, berharap bisa menemukan Hill di antara para prajurit yang bertarung.
Tiba-tiba, dari belakangnya, seekor wayvern muncul tanpa penunggang, berusaha menggigitnya. Levia bereaksi cepat, menghindari serangan dengan manuver lincah. Namun, dalam sekejap, lima ekor wayvern lainnya muncul dan mulai mengejarnya di udara. Levia semakin panik, terbang lebih cepat untuk menghindari kejaran, tetapi ia tahu bahwa waktu terus berjalan, dan ia harus segera menemukan Hill.
Sementara itu, di daratan yang penuh kekacauan...
"Aduh... tubuhku sakit sekali... aahhgg..."
Hill terbaring di tanah, tubuhnya terluka dan penuh rasa sakit. Di sekelilingnya, banyak mayat prajurit yang jatuh berserakan—akibat pertempuran sengit yang terjadi di sekitarnya. Hill berusaha untuk mengabaikan tubuh yang lemah, berfokus pada tujuannya. Dengan susah payah, ia bangkit, merasakan setiap gerakan tubuh yang nyeri.
Namun, pandangannya tertuju pada sesuatu yang lebih penting: lingkaran teleportasi yang berkilau beberapa meter di depannya. Hill tahu inilah kesempatan terakhir untuk mencapai tempat yang aman.
Dengan sekuat tenaga, Hill mulai berlari, meskipun tubuhnya terasa sangat lelah. Ia terdorong beberapa kali oleh kekuatan pertempuran yang terjadi di sekitarnya, tetapi ia terus memaksakan diri untuk maju. Meski hampir jatuh, ia tetap bangkit dan melangkah lebih jauh.
"...Akhirnya... sihir teleportasi ada di depan aku... Aku harus melompat ke sana..."
Hill mendekati lingkaran itu, jaraknya semakin dekat. Ia merasa harapan mulai muncul dalam dirinya. Namun, saat ia melompat menuju lingkaran teleportasi, tiba-tiba seekor kuda coklat muncul dengan cepat dari samping. Tanpa peringatan, kuda itu menabrak Hill dengan keras.
Hill terlempar, tubuhnya terjatuh lemas ke punggung kuda itu. Dalam keadaan setengah sadar dan sangat lelah, Hill hanya bisa berbaring di punggung kuda, tubuhnya merasa sangat berat dan tak mampu bergerak.
"...Tunggu, kenapa aku semakin jauh dari lingkaran teleportasi...? Hah... dimana aku...? Kenapa aku bergerak menjauh dari sana...?"
Panorama di sekitarnya mulai kabur. Hill berusaha membuka matanya, namun semuanya semakin gelap. Lingkaran teleportasi yang semula begitu dekat kini semakin menjauh darinya, dan ia tidak bisa melakukan apa pun untuk mencegahnya.
"Tidak... tidak... Lingkaran itu tidak menjauh, aku lah yang semakin jauh darinya..."
Dengan perlahan, mata Hill mulai tertutup, tubuhnya terasa begitu lelah, dan dunia di sekitarnya semakin gelap. Sesaat sebelum ia sepenuhnya terjatuh ke dalam kegelapan, ia merasakan tubuhnya ditarik oleh kuda yang masih bergerak cepat.
Sementara itu di tengah pertempuran yang sedang terjadi terlihat levia yang terus di kejar wayvern di udara.
..ahhhggg sialan, berbeda dengan menghindari manusia, menghindari wayvern sangat sulit..
5 wayvern terus mengejar levia, mereka hampir berhasil menggigit levia, sudah tidak tau berapa lama mereka seperti itu tetapi mstahari sudah mulai terbenam, levia mulai merasa lelah, gerakan nya mulai melambat, wayvern mulai membuka lebar mulut nya.
..apakah aku akan mati disini..
Tiba tiba kepala wayvern itu terputus lalu seseorang menggenggam badan levia, terbang dengan cepat wayvern itu tidak bisa mengejar kecepatan nya.
"Helix, syukurlah, aku kira aku akan mati, kemana saja kamu berengsek, aku kehilangan hill, kita harus segera mencari nya, dia berlari ke tengah pertempuran itu".
"Apa kau bilang, pantas saja aku tidak menemukan hill, sialan kita harus kembali".
Levia dan helix kembali menggunakan unicorn itu untuk mencari hill dari udara, tak lama kemudian banyak wayvern yang mulai mengejar mereka, beberapa dari wayvern itu memiliki penunggang, dia menembakan sibir ke arah levia dan helix.
"Kita bisa abaikan mereka, kita harus focus ke bawah mencari hill".
Sementara itu, penyihir Acton dan wayvern terus berusaha menyerang levia da helix tetapi gerakan unicorn sangat cepat dan lincah membuat musuh kesulitan mengenai nya, waktu terus berlalu hari sudah mulai gelap, peperang yang terjadi di bawah itu belum berhenti, tak lama kemudian muncul teriakan yang keras ari arah selatan.
"Jika ada acton sudah kuduga, pasukan ner juga akan datang, joxa jangan gentar, terus lah bertarung".
"Aaaaaaaaaa seraaaannngggg".
Malam sudah tiba, terlihat levia dan helix terus mencari hill, tetapi mereka masih belum menemukan nya, tak lama kemudian unicorn tiba tiba pergi dengan cepat.
"Helix apa yang kau lakukan kita belum menemukan hill".
"Bukan aku, dia hang bergerak sendiri".
"Oi unicorn berengsek kenapa kamu pergi, hill belum di temukan sialan".
Levia terus marah marah kepada unicorn, tetapi unicorn itu mengabaikan nya, dia terus terbang dengan cepat menuju hutan treeden, tak lama kemudian dia mendarat di kerumunan pasukan warga magi yang sedang melakukan persiapan untuk bermalam disana, helix yang sedang menggenggam bada levia seketika di jatuh kan oleh unicorn, lalu unicorn itu tiba tiba pergi, levia berteriak.
"Sialan kau, dasar makhluk tidak berguna, aku tidak akan melupakan mu, akan ku bunuh kau jika kiya bertemu lagi".
"Levia sudah sudah, lihat sekeliling mu, kita sekarang berada di depan para warga, raja van dan ratu peri".
"Berisik kau helix, kemana saja kau tadi, kau hanya bisa tidur, kami kesulitan tadi".
"Maafkan aku, Levia," kata aku dengan suara berat, "Tadi, saat aku tidur, tiba-tiba unicorn itu terbangun dan mengangkat tubuhku. Dia membawaku ke tengah hutan yang jauh di utara, sebuah tempat yang tidak kuketahui. Ketika kami mendarat, dia menunjuk ke tanah dan aku melihat sebuah cincin tergeletak di sana. Tanpa pikir panjang, aku mengambilnya. Namun, begitu aku menyentuh cincin itu, unicorn langsung menarikku pergi. Saat kami kembali, tempat itu sudah kacau—dan aku melihat kami sedang dikejar oleh wayvern."
"Aaaagh! Sialan! Sekarang apa yang harus kulakukan?" aku berkata frustasi. "Aku kehilangan Hill!"
Levia menangis terisak-isak, memukulkan tangannya ke tanah berkali-kali dengan penuh amarah. Tak lama kemudian, Ratu Peri mendekati Levia dengan langkah tenang.
"Levia, tenanglah," ujar Ratu Peri dengan suara lembut. "Hill baik-baik saja. Dia hanya terkena masalah kecil. Aku bisa melihatnya. Dia pingsan dan terbawa oleh kuda yang ketakutan, menjauh dari pertempuran itu. Namun, aku tidak tahu di mana dia sekarang. Dia sudah keluar dari jangkauanku. Tanpa kalungmu, aku tak bisa melihat lebih jauh."
Ratu Peri menatap dengan serius ke arah kerusuhan yang sedang terjadi. Dia mengamati semua yang sedang berlangsung dan segera memberi tahu para warga Magi tentang keadaan Hill. Meskipun ancaman dari negara lain yang berusaha merebut tanah mereka semakin dekat, semangat para warga Magi tetap tak tergoyahkan. Mereka, yang saat ini sedang beristirahat, siap melanjutkan perjuangan mereka besok dengan penuh keyakinan.