Rizki Bayu Saputra adalah seorang anak yang di besarkan oleh kakeknya yang merupakan pensiunan angkatan bersenjata.
Sebelum Kakeknya wafat dia telah menitipkan amanat bahwa dia harus mencari sebuah kebenaran di salah satu kota besar di negara tersebut.
apakah Rizki mampu menyelesaikan amanat mendiang kakeknya?
serta mendapatkan kebenaran tentang semuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Frans Teguh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Teman Baru
“cepat kepung dia!!” teriak Joe yang marah karena telah di tampar.
Empat orang pun datang mengepung Rizki termasuk Shawn.
Sedangkan Tyson hanya berdiri diam saja mengamati.
"Tyson aku tidak menyangka bahwa kau seorang pengecut!!" ucap Shawn yang marah.
"selalu ada perbedaan pendapat dalam hal keyakinan!" ucap Tyson yang duduk diam.
Rizki yang melihat hal itu pun tersenyum.
“Tyson kau harus lihat ini!" ucap Rizki yang tiba tiba melesat kearah empat orang yang mengepungnya.
Helix yang menjadi sasaran pertama dari Rizki.
"Sialan apa kau meremehkan ku!!" teriak Helix dengan mengayunkan tendangan kearah Rizki.
Namun bukannya menghindari serangan itu.
Rizki malah mengayunkan tinjunya kearah kaki Helix.
Tiba tiba terdengar suara patahan yang sangat nyaring.
"ARRGGHHHH SIALAN!!" teriak Helix yang langsung terjatuh.
Orang orang yang mengepung Rizki pun terkejut dengan keadaan itu.
Rizki pun berjalan dengan santai kearah Joe.
Joe yang melihat itu mencoba memukul kearah kepala Rizki.
Namun bukannya menghindari Rizki justru membuat gerakan yang sama dan kedua tinju itu saling bertemu.
Kali ini suara patahannya sangat nyaring ditelinga semua orang.
“kau terlalu melebih lebihkan kemampuan mu!” ucap Rizki yang melihat Joe terjatuh.
“sialan bagaimana mungkin bisa seperti ini!” teriak Joe yang meringis kesakitan.
Belum sempat berbicara apa apa Rizki sudah bergerak kearah teman teman Joe dan Shawn.
Hanya beberapa gerakan sederhana sudah membuat beberapa orang telah jatuh dan mengalami patah di tangan ataupun kakinya.
Pemandangan itu seketika membuat Shawn, Joe dan Tyson menjadi sangat takut.
Bagaimana mungkin mereka telah menyinggung seorang yang seperti monster.
“jangan berani melakukan hal yang lucu kepada kami, atau kau akan menyesalinya!” ucap Shawn dengan gemetar.
“apa aku terlihat takut dengan ancaman mu?!” ucap Rizki dengan tersenyum.
Joe dan Shawn yang melihat senyuman itu menjadi semakin takut dan gentar dengan Rizki.
“aku dari keluarga Luke jika kau berani maka!” ucap Shawn yang terpotong karena tamparan yang diberikan oleh Rizki.
“aku sudah mengingatkan bahwa aku tidak takut sedikitpun mau kau dari keluarga yang paling kaya sekalipun!” ucap Rizki yang mulai emosi.
Rizki pun berjalan kearah Tyson yang masih terkejut dengan semua ini.
"apa kau sudah melihatnya teman?!" tanya Rizki dengan tersenyum kepada Tyson.
Tyson yang mendapat pertanyaan itu pun mengangguk tanda setuju.
“aku berharap banyak kepadamu teman!” ucap Rizki yang kembali memakai style culunnya kembali.
Serta mengacak-acak rambut dan sedikit merobek lengan kemejanya.
Tyson yang mengerti hal itu lalu datang kearah Joe dan Shawn.
Tyson pun mematahkan kaki Joe yang masih terbaring.
Lalu menyerang Shawn lalu mematahkan kaki dan tangan Shawn.
"Arrgghh!!" teriak semua orang di area bengkel.
"apa kalian bisa berhenti berteriak?!" teriak Tyson kepada semua orang.
Teriakan semua orang yang ada digedung bengkel ini pun tiba tiba terdiam dan sunyi.
“kenapa kau melakukan ini Tyson!” teriak Joe dengan marah.
“aku sudah muak dengan semua perlakuan kalian kepada ku!” ujar Tyson dengan pelan.
"aku tahu kalian hanya memanfaatkan aku saja!" teriak Tyson dengan marah.
“entah kenapa, si culun itu seperti menarik perhatian ku!” tambah Tyson dengan tenang.
Sementara itu Rizki saat ini berjalan menuju kamar dimana Dina disekap.
Saat masuk kedalam, Rizki melihat Dina dalam keadaan setengah terbuka pada pakaian yang dia kenakan.
“sial kenapa terlihat sempurna!” gumam Rizki dengan pipinya yang memerah.
“Dina cepat kita pergi, Joe dan yang lainnya sudah di pukuli temannya sendiri!” ucap Rizki dengan pelan sambil membelakangi Dina.
Dina yang mendengar itu langsung tersadar dalam lamunan dan menatap Rizki yang saat ini terlihat di depan pintu.
“Rizki apa kau tidak apa apa?!” tanya Dina yang langsung berdiri menuju kearah Rizki.
“apa dia tidak sadar, jika saat ini dia terlihat sangat menggoda!” gumam Rizki yang semakin merah wajahnya.
“aku tidak apa apa Dina, tapi maaf pakaian mu sedikit terbuka!” ucap Rizki dengan gugup.
Dina yang mendengar perkataan Rizki menjadi sedikit tersipu karena hampir setengah pakaiannya terbuka.
“apa kau sudah melihatnya?!” tanya Dina yang saat ini sudah rapih kembali.
“lihat apa? Aku baru saja masuk!” elak Rizki dengan malu, karena Dina tersenyum menggodanya.
Saat Dina dan Rizki sampai di depan ruangan utama, Dina terkejut dengan pemandangan di depannya.
Joe, Shawn dan teman temannya yang lain telah terbaring dengan masing masing menderita patah pada bagian tangan ataupun kakinya.
“apa yang terjadi disini?!” tanya Dina dengan heran dan merangkul tangan Rizki dengan takut.
“aku juga tidak tahu apa yang terjadi, karena saat aku sadar semuanya sudah seperti ini!” jawab Rizki dengan gugup.
“apa kalian tidak apa apa?!” tanya Tyson yang tiba tiba berjalan kearah mereka berdua.
Dina dan Rizki yang melihat kedatangan Tyson menjadi sedikit takut.
“kalian tidak perlu takut, aku minta maaf karena telah berbuat kasar tadi!” ucap Tyson dengan tenang.
Dina yang melihat perubahan dari Tyson menjadi sedikit curiga dengan semuanya.
Apalagi Tyson menatap Rizki dengan hormat.
“aku tidak apa apa, aku akan memaafkan mu!” jawab Dina dengan cepat.
Dina pun mencari keberadaan Joe dan Shawn.
Saat pandangan Joe dan Dina bertemu.
Dina menyadari bahwa Joe terlihat sangat takut kepada Rizki.
Hal itu membuatnya menjadi kembali bertanya tanya, apa yang sebenarnya terjadi.
Rizki yang menyadari jika Dina sepertinya sudah curiga akhirnya segera mengajak Dina keluar.
"sebaiknya kita cepat keluar, teman teman pasti sudah menunggu!” ajak Rizki kepada Dina.
“iyah kau benar juga, sekali lagi terimakasih Tyson!” ucap Dina yang berjalan keluar bersama Rizki.
Saat mereka berjalan menuju parkiran Universitas.
Dina kembali memikirkan semua kejadian yang baru saja dia lalui hari ini.
Dina hampir menanggung aib keluarganya karena ulah Joe dan Shawn.
Lalu tiba tiba Joe dan Shawn yang awalnya sangat dominan tiba tiba ketakutan saat melihat Rizki.
Sedangkan Tyson melihat Rizki dengan penuh rasa hormat.
Dina pun berbalik dan menatap Rizki.
“sepertinya kau telah menyembunyikan rahasia dariku!” selidik Dina kepada Rizki.
“apa kepala mu terbentur saat menolong ku?!” ucap Rizki dengan gugup.
tdi bagi tugasnya masing-masing 30 org, berarti total ny 120 tambah pemimpin jadi 124 orang lah
jadi lanjut baca saja, Kalo ceritanya sudah sudah tidak menarik baru.... Permisi Selamat tinggal...