Nama ku, Muhammad Nathan Mahendra. Aku suka berulah pada kakak angkat ku. Namanya Loly Indah Permatasari. Dia cantik seperti namanya Indah Permatasari. Aku tergila-gila dengannya. Rasa gengsi yang membuat ku suka jahil dengannya. Karena tak ingin Loly mengetahui jika aku menyukainya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fii Cholby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 04
POV Nathan
Aku tidak tau apakah Loly sedang berbohong atau tidak. Tapi saat ku tanya tadi kelihatannya dia nggak bohong. Masih tetap sama, ketus.
Ku rogoh saku mengambil rokok. Kosong, rokok sudah habis. Mulut ku rasanya asem jika nggak ngerokok. Ke kamar Loly aahh..
Dookk...
Dookk...
Dookk...
"Loly, buka pintunya! Buka wooyyy..!" Ku gedor pintunya lebih keras lagi. Loly lama banget sih buka pintunya.
"Loly, cepetan buka pintunya! Aku dobrak nih!" Ancam ku kesal.
"Iyaa, iyaa, sebentar." Sahut Loly dari dalam.
Tak berselang lama Loly membuka pintunya. Muncullah sosok cewek yang ku cintai. Akhirnya di buka juga nih pintu.
"Ada apa sih, Nat? Tiap hari kerjaannya gangguin aku mulu. Manggil juga teriak-teriak segala kayak lagi di hutan aja. Cepetan, apaan?" Ucapnya sewot.
Astaga, memangnya nggak bisa apa Loly ngomongnya kalem, lembut gitu. Setiap hari ngomongnya ketus mulu. Sama ayah bunda aja lembut, halus. Lahh, sama aku ketus mulu.
It's okey, nggak papa deh. Walaupun ketus tapi masih kelihatan cantik. Bukan jelek malah cantik banget. Uuhhhuuuyy..
"Berisik! Lagian kamu sih lama buka pintunya. Ngapain aja di dalam?"
"Sibuk! Banyak kerjaan! Jadi laki nggak sabaran banget. Pantes hari gini masih jomblo." Cibir Loly mengalihkan pandanganya.
"Nggak ada hubungannya sabar sama jomblo. Nggak ada, Loly. Dah lah, ngomel mulu. Beliin aku rokok. Cepetan, nggak pake' lama!"
"Enak aja! Aku tuh lebih tua dari kamu. Beli sendiri sana!" Ketusnya.
"Aku lagi males keluar, Ly. Cepetan napa, asem nih mulut sehari nggak ngerokok."
"Ngerokok mulu sih, Nat. Mending uangnya di tabung atau nggak, kasih ke orang yang membutuhkan."
"Udah tiap hari aku kasih orang yang membutuhkan. Udah, cepetan beliin aku rokok. Kalau di suruh tuh langsung berangkat gitu loh. Cerewet amat!"
Mata Loly melotot. Garang betul nih kakak ku. "Mending cerewet dari pada kamu, rese' mulu kerjaannya."
Cewek ternyata nggak mau kalah yaa. Ada aja jawabannya. "Cepetan beliin napa, Ly. Bocil cepetan beliin aku rokok."
Loly mencubit lengan ku keras. Ku elus lengan ku bekas cubitan Loly. Sakit ternyata.
"Bocil, bocil. Aku lebih tua dari kamu, Nathan."
"Cuma umur doang yang lebih tua. Tapi kelakuan kamu masih kayak bocil." Biarin aja, aku nggak mau kalah darinya. Siapa suruh dia nggak mau kalah juga.
"Nathan, berani yaa kamu ngomong kayak gitu sama aku!"
"Kenapa? Nggak suka? Bocil, bocil, bocil."
"Ini kenapa sih ribut-ribut terus?" Tiba-tiba Bunda muncul entah dari mana. Aku tau nih, pasti si Loly bakalan ngadu ke Bunda.
"Nathan nih, Bund. Ngerokok mulu."
Nah kan, nah kan, apa ku bilang. Langsung laporan ke Bunda. Dasar tukang ngadu.
"Hmm.. langsung lapor. Dasar tukang ngadu!" Gumam ku.
"Nathan," panggil Bunda lembut. Cewek tuh gini kayak Bunda, lembut manggilnya. Nggak kayak si Loly, ketus mulu.
"Iyaa, Bunda ku sayang." Sahut ku manja. Ku lirik Loly sekilas, malah dia menahan tawa. Asem! Aku di ketawain.
"Kurangi merokoknya, Nathan."
"Insyaa allah, Bunda. Tukang ngadu!" Bisik ku pada Loly. Aku nyelonong pergi gitu saja. Kalau gini sudah di pastikan aku kalah telak.
"Dasar brewok!" Ucapnya yang masih dapat ku dengar.
Aku tidak beneran pergi. Aku sembunyi untuk menguping pembicaraan Bunda sama Loly. Bunda menghampiri Loly, tepatnya berdiri di sampingnya.
"Loly, nanti malam ikut Bunda yukk?"
"Kemana, Bund?" Tanya Loly sumringah. Kelihatan banget senengnya di ajak Bunda.
"Ke rumah temen Bunda. Ada acara arisan di sana sekaligus acara syukuran atas kepulangan anaknya dari luar negeri."
"Bunda, anaknya cewek apa cowok?" Tanya Loly antusias.
Astaga, nggak bisa di biarin nih. Aku nggak bakal biarin Loly dekat-dekat sama cowok lain. Ini nggak bisa di biarin. Aku harus gerak cepat.
"Loly mau temenin aku ke toko buku, Bund. Yaa 'kan, Ly?"
Loly dan Bunda menoleh ke arah ku secara bersamaan. Loly mengernyitkan dahinya. "Kapan aku ngomong kayak gitu? Nggak mau ahh! Aku mau temenin Bunda aja." Ucapnya riang banget. Seneng banget nerima ajakan Bunda.
"Kalo gitu, aku juga ikut yaa, Bund?"
double up date nya thor di tunggu
semangat untuk up date nya
semangat untuk up date nya
double up date nya thor di tunggu
semangat untuk up date nya
Loly sdh mulai cemburu
jangan di gantung cerita nya thor
menyala Nathan
semangat untuk up date nya
semoga cepat up date nya
semangat untuk up date nya
semangat untuk up date nya
seru cerita nya
semangat untuk up date nya