Perjalanan kisah dari anak Patriak Klan Ning yang bernama Ning Wie dalam menempuh kultivasi menjadi kultivator terhebat di Kerajaan Jing di benua Biru.
Di bantu dengan dua Spirit yang telah menjadi patnernya yaitu Spirit Pheonix Api dan Spirit Pheonix Es yang tinggal di lautan Spiritualnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wiwiek, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chap 27
"Baiklah!" Ucap Ning Bing. Dengan tatapan matanya dia mengucapkan terima kasih pada saudaranya itu.
DEEEG
Baru juga melangkahkan kaki satu langkah, Mata tajam Ning Bing menangkap siluet bayangan isrti dan anak tunggalnya di kejauhan.
WHUUUUS HAP------
Ning Bing langsung melesat cepat. Tidak sampai dua kali tarikan nafas. Ia mendarat tepat di hadapan Ning Ling dan anaknya. Akhirnya orang yang di nanti kini ada di hadapannya. Matanya berbinar karena senang ketakutan dan kecemasannya langsung hilang.
KREEEEP
"Wie'er Putri ku!" Tanpa banyak kata di tariknya Ning Wie ke dalam pelukannya. Ia meluapkan segala rasa yang ada di dada. Ia pun memeluk Ning Wie dengan sangat erat.
"Ayaaah! Aku telah kembali." Ning Wie pun membalas pelukan hangat ayahnya sambil tersenyum.
Sementara Ning Ling yang melihat hal itu matanya kembali berkaca- kaca. Ia sangat terharu. Ia tahu kalau suaminya itu sama dengan dirinya.
"Kau membuat Ayahmu ini kwatir dan ketakutan. Tapi Syukurlah semua sudah berlalu. Kau kini sudah bersama kami lagi."
Saat Ning Wie melepas pelukannya. Saat itulah mata Ning Bing terbelalak melihat putri kesayangan nya itu. Dia baru menyadari kalau kultivasi Putrinya itu berada pada tahap Body Tingkat Mistik tingkat satu.
"Wie'er kultivasimu! Kultivasimu sudah ada dalam tahap rana tingkat ke tiga.!"
Ning Ling langsung memperhatikan Ning Wie begitu mendengar perkataan suaminya. Dan Ia pun baru menyadarinya. Mulutnya sampai terbuka lebar karena terkejut.
"Ahh... Aku baru menyadarinya! Aku tidak memperhatikannya tadi! Sebab yang ada di dalam pikiranku yang penting putriku kembali, dan kembali dengan selamat ke pelukanku!" retuk hati Ning Ling.
"Wie'er itu, itu bagaimana bisa terjadi? Kultivasi kamu bagaimana bisa sudah di Body Tingkat Mistik tingkat satu? Ini luar biasa! Ini di luar dugaan!"
Patriak Ning Bing mengedarkaan pandangannya ke sekeliling tempat mereka berada. Walau Ia sangat bangga tetapi Ia pun harus memastikan tidak akan ada yang memperhatikan dan menyadari kondisi Putri tunggalnya itu.
Karena Ning Wie telah menjelma menjadi jenius dari jenius. Hal itu akan mengundang bahaya bagi drinya. Nyawanya jelas terancam. Kondisi Ning Wie akan membuat orang iri dan merasa terancam. Dan itu tidak bagus dengan perkembangan dan kemajuan Ning Wie di masa di depan.
Setelah yakin tidak ada yang memperhatikan. Patriak Ning Bing menarik nafas lega. Ia pun langsung mengedarkan kekuatan jiwanya memeriksa cincin ruangnya. Setelah dir asa barang yamg di cari ditemukan, Ia menyuntikkan energi pada cincin ruangnya. Dalam sekejap mata di tangan Ketua Agung ada sebuah gelang indah nan cantik.
"Wie'er pakailah gelang ini." Diserakkannya gelang yang ada pada tangannya kepada Ning Wie.
Ning Wie pun langsung mengambil gelang tersebut kemudian memakai gelang pemberian ayahnya itu di tangan kirinya. Ia sangat suka pada gelang itu karena modelnya cukup menarik, lucu dan unik. Bocah itu berpikir kalau gelang yang di beri itu adalah hadiah yang di dapat langsung tanpa harus meminta.
" Terima kasih, Yah! Gelangnya sesuai sama seleranya Wie'er. Ayah memang yang terbaik. " Ucap bocah kecil itu dengan mata berbinar. Gelang itu di belai penuh minat.
"Itu gelang Maranpenya, Wie'er! Segeralah kau salurkan energi Qi kamu pada gelang itu." Patriak Ning Bing sekali lagi memerintah anaknya .
Tanpa pikir panjang Ning Wie pun langsung mengikuti apa perintah ayah nya. Begitu gelang Maranpenya mendapat suntikan energi Qi, gelang itu langsung bersinar. Dan sinar itu langsung menyelimuti bocah kecil itu. Seketika itu juga kultivasi Ning Wie yang semula berada dalam tahap Body Tingkat Mistik tingkat satu tiba- tiba saja turun menjadi Body Tingkat Biasa tingkat satu.
Dengan begini penampilan Ning Wie menjadi biasa saja tidak akan menarik perhatian orang. Ning Ling dan suaminya Ning Bing menjadi lega dan puas.
"Ehh... Kultivasiku koq bisa menurun!" Ning Wie terkejut begitu menyadarinya. " Ehh... Tapi kenapa aku merasa kekuataku tidak berkurang sama sekali, masih tetap sama. Ayah bagaimana bisa itu terjadi ?"
"Itu semua karena gelang Maranpenya yang saat ini kau pakai, Wie'er! Itu bukan gelang biasa."
"Wie 'er gelang Maranpenya ini adalah gelang yang terisi formasi. Dan gelang ini memang di buat khusus bagi para Assassin. Sebab gelang Maranpenya ini berfungsi untuk menyamarkan penampilan juga menyembunyikan kekuatan dan kultivasi bagi sih pengguna." Patriak Ning Bing menerangkan tentang gelang Maranpenya dengan sabar dan jelas kepada putri tunggalnya itu
"Ohh... Begitu. Bolehlah! Cocok juga aku kenakan. Hehe.. Lagian aku percaya sama ayah dan ibu. Emm... ini pasti demi kebaikanku khan!"
"Tentu saja Shio Yi'er. Demi kebaikan dan masa depanmu. Kau harus selalu mengaktifkannya setiap hari. Dan sehari itu dua kali yaitu saat pagi dan malam hari agar manfaatnya tetep stabil dan tidak berkurang apa lagi sampai bocor."
Ning Wie tidak menyangkah bila mengenakan gelang Maranpenya untuk menyamarkan kultivasinya ini ternyata agak ribet juga. Dia sempat berpikir kalau cukup sekali saja untuk seterusnya, ternyata tidak. Ia harus berulang kali mengaktifkannya dan tidak boleh sampai lalai.
Ning Wie menghela nafas panjang. Pemakaian gelang Maranpenya antara dirinya dengan para Assassin sangat jauh berbeda. Dan para Assassin menggunakan gelang Maranpenya khusus waktu melaksanakan tugas dan misi mendekati target atau buruhannya.
Karena Assassin adalah ahli yang bergerak dalam bayangan dan membunuh secara diam- diam. Dan mereka tidak harus mengaktifkannya tiap hari. Sedangkan Ning Wie harus memakai gelang Maranpenya untuk keselamatan dan keamanan dirinya.
"Baiklah! Akan aku ingat! Ini demi diriku sendiri khan. Ayah dan ibu jangan kwatir." Ning Wie meyakinkan kedua orang tuanya.
Patriak Ning Bing sangat penasaran akan kultivasi anaknya yang meningkat tajam tidak sabar untuk bertanya. "Ceritakan pada kami bagaimana kultivasimu bisa mencapai tahap ini, Wie' er?"
"Emm..Itu! Hehe..Sebenarnya, Wie'er menemukan keberuntungan, Yah! Jujur saja tidak menyangkah nya sama sekali. Aih... kelihatannya dewi keberuntungan sangat sayang sama putri mu ini, makanya semua ini bisa terjadi."
Ning Wie pun mulai menceritakan dengan santai dan detail kepada ayah dan ibunya. Ia mengawali ceritanya saat dirinya tiba di kawasan seribu pegunungan berapi hingga akhirnya mendapatkan benih Spirit Pheonix Api Merah.
Ning Wie menjeda waktu ceritanya dengan mengambil seguci air minum dari dalam tas penyimpanan nya. Dan langsung meminumnya hingga habis. Kemudian Ia melanjutkan lagi ceritanya saat dia terhempas akibat gunung meletus dan terdampar di kawasan yang sedang terjadi peristiwa alam yaitu badai salju.
Ning Wie juga menceritakan dirinya yang terjatuh dalam gua es kemudian mendapatkan benih Spirit Pheonix Es dan juga mendapat hadiah Kristal Es Abadi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...