GAVIN adalah pria dewasa yang usianya sudah menginjak kepala tiga. Orang tuanya sudah mendesak untuk segera menikah,terutama
mama nya.
Tapi Gavin menolaknya mentah-mentah. Bahkan mama nya sempat menjadwalkan kencan buta untuk putra tunggal nya itu dengan beberapa anak perempuan dari teman nya,dan yang Gavin lakukan hanya diam saja ,tak menghiraukan Mama nya yang terus berteriak meminta menantu dan cucu.
Hingga suatu hari, Gavin pergi kesalah satu kafe yang sering dikunjungi oleh para anak muda. Disana ia bertemu dengan seorang gadis yang tertawa bersama teman-teman nya. Gavin terpukau oleh gadis itu.
Tanpa tau siapa gadis yang ia temui dikafe itu, Gavin meminta kepada kedua orang tuanya untuk melamar gadis tersebut, tidak peduli jika usia mereka yang terpaut jauh, karena ia sudah mengklaim gadis itu sebagai istri nya nanti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marta Safnita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27.
Redyna yang sudah selesai dengan makanan nya, kini menatap Raga yang sedang menatap nya dengan sendu. Redyna mengulas senyum dan berkata,"nggak bakalan Bang. Gue nggak bakalan ngelupain kalian semua, nanti habis gue udah nikah bakal usahain untuk selalu berkunjung ke rumah."
Raga segera memeluk erat Redyna, begitu mendengar jawaban yang membuat hati nya terenyuh, menumpahkan rasa kasih sayang nya pada adik tercinta. Tangan Redyna membalas pelukan Raga dan sesekali menepuk-nepuk pelan punggung Raga.
"udah Bang nggak usah sedih ah,"ucap Redyna berusaha menghibur sang Abang.
" Idih, siapa yang sedih Na, gue kayak gini tuh, biar kelihatan kayak seorang kakak yang sayang banget sama adik nya."
Mendengar Raga yang berkata seperti itu, Redyna langsung saja melepas pelukan mereka,"sialan lo Bang!" sungut nya, lalu pergi meninggalkan Raga yang kini tertawa terbahak-bahak, berhasil telah menipu siadik tersayang.
"JANGAN LUPA BERESIN BEKAS PIRING GUE!"
"Ajim!"
***
"Saya terima nikah dan kawin nya Redyna Inara Adhitama binti Alvino Shaka Adithama dengan mas kawin tersebut tunai."
"Bagaimana para saksi?SAH?"
"SAH"
"SAH"
"ALHAMDULILLAH.... "
Redyna yang tengah berada dikamar nya menangis, entah karena senang atau sedih, dirinya tak tau. Kini status nya telah berganti menjadi seorang istri dari Gavin, pria dewasa yang baru ia kenal.sungguh Redyna tidak menyangka diusianya yang baru menginjak 19 tahun kemarin, telah resmi menjadi istri seseorang.
Bukan hanya Redyna saja yang menangis, Mira pun sama,ia menangis bahagia melihat anak nya telah menjadi istri orang diusia muda, secepat inikah Mira mempunyai menantu?
" Udah ah, jangan nangis, nanti make up nya luntur", ujar Mira seraya mengusap pelan air mata anak bungsunya dengan tisu.
"Mah," panggil Redyna mendongak melihat Mama nya." Dyna pengen kabur aja deh!"
Mira melotot menatap putri nya, suasana yang tadinya hari, kini runtuh disaat mendengar Redyna berkata seperti itu."Apa kamu bilang? kabur?" nggak bisa! Kamu ini gimana sih, nanti kalau semisal kamu beneran kabur? Kasihan dong si Gavin menantu satu-satunya Mama saat ini."
" Bodo amat, Mah, Dyna nggak peduli , pokoknya Dyna nggak sanggup jadi istri?"
"Ngaak sanggup, nggak sanggup!" Mira menunjuk wajah sang anak dengan wajah yang wanita paruh baya itu buat semenyeramkan mungkin, agar Redyna takut pada nya.
"Kamu aja belum ngelakuin tugas kamu sebagai istri, terus kamu bilang tiba-tiba nggak sanggup? Aduh Na, malah Mama yang nggak sanggup sama kamu, kebanyakan bergaul sama si Raga, otak kamu jadi tercemar kayak gini."
"Mah, ini nggak ada sangkut pautnya sama Abang, jadi nggak usah bawa-bawa orang stres itu,"ujar Redyna, bibirnya mengerucut lantaran kesal dengan sang Mama. Lagi pula kenapa Raga harus dilibatkan dalam pembahasan ini?"
"Pokoknya ----" ucap Mira seketika terpotong saat pintu kamar diketuk oleh seseorang dari luar. Setelah nya muncul lah Resti dengan memakai kebaya serupa yang dikenakan Mira.
Wanita itu memberi senyum pada Mira, lalu beralih menatap gadis muda yang kini sudah menjadi menantu nya itu. Resti melangkah mendekati Redyna yang duduk dipinggir ranjang.
" subhanallah, cantik sekali menantu Mama. Ternyata selera anak tunggal Mama itu tinggi ya,dan sedikit nggak tahu diri si Gavin,usia tua, tapi pengen punya istri muda kayak kamu. Tapi Alhamdulillah yang dia mau akhirnya terwujud juga. Mama seneng lihat nya."
" Hahaha, mungkin namanya juga jodoh mbak, jadi ya bisa aja," sahut Mira pada Resti yang mengangguk membenarkan.
.
.
.
Terimakasih kasih sudah membaca novel pertama aku danTerimakasih atas dukungan nya tolong selalu di like selalu ya...