ALANA SALVATORE 27 tahun, gadis yang memiliki kecantikan paripurna. Alana di kenal sebagai wanita yang sulit karena sering kali bersikap arogan, egois dan maunya sendiri.
Namun ia memiliki karir cemerlang di bidang seni. Alana seorang sutradara yang bertangan dingin. Sudah puluhan film dan iklan yang sukses terlahir dari tangannya. Meskipun Alana sering bertindak semaunya namun masih banyak perusahaan film maupun perusahaan advertising untuk bekerjasama dengan wanita keras kepala itu. Sehingga namanya terus melambung karena prestasi yang ia miliki.
LUCA BARZINI CORLEONE 32 tahun, laki-laki mapan keras kepala dan arogan. Laki-laki dingin itu memiliki segalanya. Terlahir dari keluarga kaya dan memiliki perusahaan berskala besar, saat ini bertunangan dengan adik tiri Alana yang bernama Laura Mancini 24 tahun yang berprofesi sebagai artis terkenal karena keberaniannya dalam berpose bu*il dan beradegan panas di setiap perannya.
Di hari pernikahan Luca dan Laura, ayah Alana meminta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAHAGIA DAN HARU
Alana menatap keindahan kota Palermo dari ketinggian hotel mewah tempatnya menginap selama di sana.
Hawa sejuk menerpa wajah gadis cantik itu. "Aku kembali lagi ke kota ini dengan perasaan campur aduk, bahagia dan sedih", gumam Alana mengedarkan pandangan matanya pada gedung tinggi di hadapannya.
Sesaat kemudian Alana masuk kembali kekamar
merebahkan tubuhnya di tempat tidur berukuran queen size. Gadis itu sengaja memilih kamar VIP karena ia tidur sendirian. Alana tidak berminat kemana-mana malam ini, ia lebih suka menghabiskan malam di hotel. Begitu pun esok harinya. Alana tidak berminat kemanapun.
Bagi Alana ia datang ke kota ini bukan untuk bernostalgia, namun semuanya karena perkebunan. Sekuat tenaganya Alana akan mempertahankan perkebunan miliknya. Jika yang lain ia akan merelakan nya tapi tidak dengan perkebunan itu.
Jika bukan karena perkebunan miliknya, Alana tidak akan pernah kembali ke kota Palermo, apalagi menghadiri pernikahan Laura, tentu saja Alana tidak berniat datang sama sekali.
Namun ucapan ayahnya pagi tadi membuat Alana berubah pikiran ia memutuskan datang dan akan menghadapi Salvatore, Antoinette dan Laura. Mungkin sekarang lah ia harus menghadapi mereka semua. Untuk kali ini Alana tidak akan lari.
Hari sudah menjelang sore. Alana berniat memejamkan matanya sejenak sebelum membersihkan tubuhnya.
Tok ..
Tok..
Suara ketukan di pintu mengagetkan Alana yang baru saja memejamkan matanya. "Uh...siapa yang mengganggu ku", ucapnya bangun dan melangkah menuju pintu.
Ceklek...Alana membuka pintu dan amat terkejut saat melihat Rosa istri Edoardo berdiri di depan pintu sambil membawa tote bag berwarna merah. "Bibi rosa", teriak Alana menghambur kepelukan wanita paruh baya itu.
"Nona Alana, bibi sangat merindukan mu sayang", ucap Rosa sambil mengusap wajah cantik Alana. Yang sejak kecil menjadi asuhannya. "Nona semakin cantik".
"Ah bibi, aku sangat merindukanmu. HM...apa bibi baik-baik saja selama aku tidak ada?"
"Seperti inilah keadaan bibi. Oh ya...bibi membawakan makanan kesukaan nona. Sekarang ayo makan", ucap Rosa mengeluarkan beberapa box berisi makanan yang di bawanya dari rumah.
"Ah kenapa bibi repot-repot, membawakan untuk ku", ucap Alana dengan lembut seperti dulu saat sering bersama Rosa dan Edoardo.
Tuan Salvatore meminta langsung kepada bibi memasak makanan kesukaan mu sayang. Ternyata nona lebih memilih tinggal di hotel ini. Ayah nona meminta bibi membawakan nya untuk nona setelah Edoardo mengatakan nona tidak tidur di rumah. Kata tuan besar, nona Alana pasti merindukan masakan bibi", ujar Rosa membuat mata Alana memanas dan berkaca-kaca.
Rosa memberikan box berisi
ayam parmigiana menu yang sangat di sukai Alana. Ayam parmigiana masakan ayam yang digoreng dengan menggunakan saus, keju dan disajikan bersamaan dengan spaghetti dan brokoli.
Alana memejamkan matanya saat merasakan makanan itu masuk ke mulutnya. Perasaannya begitu terharu. Ternyata ayahnya masih ingat makanan kesukaannya dan Rosa memasaknya masih sama seperti dulu, sangat lezat.
Rosa juga memberikan tiramisu, hidangan penutup yang selalu di sukai gadis itu. Tanpa sadar buliran-buliran bening jatuh menyentuh wajah Alana.
Rosa menyadarinya. "Sayang kenapa kau menangis. Maafkan bibi, bibi tidak bermaksud membuatmu sedih nak", ucap Rosa menghapus air mata Alana.
Alana menggelengkan kepalanya pelan. "Bibi salah, aku menangis karena masakan bibi enak sekali sama seperti dulu. Aku bahagia dapat merasakannya lagi, bi", ucap Alana tersenyum.
Terlihat Edoardo masuk ke kamar Alana, ia melihat dua wanita itu melepas rindu.
Setelah Alana selesai makan Edoardo mengajak Rosa pulang karena Alana harus istirahat.
Sebelum pulang, Edoardo mengatakan malam besok Laura dan calon suaminya akan mengadakan pesta lajang. Alana juga di pilih menjadi salah satu bridesmaid mendampingi Laura. Namun Alana tidak berminat. Ia juga tidak berminat untuk datang ke pesta lajang Laura besok malam.
...***...
SELAMAT MEMBACA, JANGAN LUPA VOTE LIKE KOMEN KOPI DAN BUNGA YA 🙏